****
"Iihh.. Bang Ricky gak ngangkat-ngangkat. Ketiduran apa ya?" kesal Putri karena telfonnya tidak diangkat oleh kakaknya, Ricky.
Kini Putri berada di depan gerbang kampusnya yang dimana depan gerbang kampusnya tersebut langsung terdapat jalan raya (ring road).
"Terus gue dijemput siapa dong?"
"Minta tolong Kak Fenly kali ya? Tapi dia sibuk gak ya? Takut ganggu."
Putri mencoba mengirim pesan melalui Whatsapp kepada Fenly. Tapi, di dalam hati, Putri merasa sedih karena seminggu ini Fenly tidak mengirim pesan dan tidak bertemu dengan Putri. Entah kenapa Fenly seketika berubah seperti itu setelah mereka bertemu di taman saat Putri memberitahu bahwa dirinya mengikuti UKM PSM. Apa Putri ada salah dengan Fenly sehingga ia berubah seperti ini? Atau Fenly tidak setuju dengan keputusan Putri mengikuti PSM sehingga Fenly marah dan mendiami Putri? Ah, Fenly tidak seperti itu. Fenly selalu men-support keputusan Putri jika keputusan itu baik. Atauu.. Ah sudahlah. Putri berfikir positif, mungkin Fenly sedang sibuk karena tugasnya menumpuk sehingga tidak sempat memberi kabar kepada Putri. Kenapa Putri tidak duluan mengirim pesan kepada Fenly? Jawaban singkat, "Hanya di read". Menelfon duluan? "Tidak di angkat". Sehingga Putri tidak berani memulai obrolan dan menelfon Fenly. Tapi kali ini, Putri harus memberanikan diri menelfon Fenly.
Tuutt tuutt tuutt
"Halo."
Putri seketika senang. Ia tidak menyangka bahwa telfonnya akan diangkat oleh Fenly. Tetapi Putri mendengar suara ribut seperti sedang di jalan raya.
"Halo. Kak Fenly."
"Ya? Kenapa, Put?"
'Kok dia gak ngelarang gue buat manggil 'kak' ya? Tumben.'
"Kak Fenly, aku mau minta tolong. Aku sekarang di depan kampus. Aku gak bisa pulang. Aku nelfon Bang Ricky buat jemput tapi gak di angkat-angkat. Kak Fenly bisa anter aku pulang gak ya? Aku sendirian sekarang." ucap Putri to the point.
Tidak ada jawaban dari Fenly. Sehingga Putri melihat layar handphonenya sebentar untuk memastikan telfonnya telah mati atau masih hidup, karena baterai handphonenya tersisa 2%. Setelah Putri lihat, handphonenya masih hidup dan ia kembali berbicara.
"Kak Fenly."
"Eemm.. Maaf, Put. Aku gak bisa jemput kamu dan nganterin kamu pulang. Aku ada janji sama temenku. Gak bisa ditunda. Temenku udah nungguin."
"Yah. Ya udah kalo gak bisa, Kak."
"Aku tutup ya. Aku lagi di jalan. Bye."
Fenly mengakhiri telfonnya.
Putri kembali merasa sedih karena Fenly yang mulai aneh dan mulai berubah. Putri membuka tasnya, mengambil dompetnya dan melihat isi dompetnya.
"Huftt.. Cukup gak ya kalo mesen ojek online? Tinggal sepuluh ribu." keluh Putri dengan suara pelan.
Putri memasukan kembali dompetnya kedalam tas. Dan disaat Putri mencoba untuk memesan ojek online, tiba-tiba handphonenya mati.
"Lah. Mati. Astagaa.. Habis batre! Ah! Ini gimana gue baliknya."
Tiba-tiba saja hujan rintik-rintik turun dan tak lama menjadi deras.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pangeran dan (Tuan) Putri || UN1TY
FanficSeorang Pangeran, walaupun ia memiliki banyak teman-teman baik yang selalu mengisi kesehariannya yang membosankan, ada saatnya ia juga merasa kesepian karena tidak memiliki seseorang yang dapat mengisi hatinya yang kosong. Pangeran membutuhkan seora...