.
.
.
.
."Akhhh!"
Terdengar suara teriakan kesakitan dari bibir pemuda mungil itu setelah tubuhnya membentur lantai yang dingin di sebuah kamar bernuansa putih itu.
"Hiks.. Hiks.." Jimin mulai terisak karena rasa sakit pada tubuhnya saat tubuhnya tiba-tiba di dorong masuk ke dalam kamar hingga jatuh ke lantai dengan keras.
"Bisakah kau diam? Kau ingat bukan aku tak suka dengan orang yang manja." Jungkook berucap sambil melepas jaket yang ia kenakan dan melempar kunci mobilnya ke atas nakas samping ranjang. Masih membiarkan Jimin berada di lantai, Jungkook berlalu masuk ke kamar mandi.
Jimin bergerak menggeser tubuhnya bersandar di tepi ranjang masih dengan posisi duduk di lantai. Ia menekuk kakinya sejajar dengan dadanya. Jimin sudah berhenti menangis namun, kini ia terlihat termenung dengan pikirannya yang telah melayang kemana-mana.
Jimin masih dengan lamunannya sampai getaran pada saku celananya menyadarkannya. Jimin pun merogoh kantung celananya meraih ponselnya. Setelah mendapatkannya, Jimin melihat nama yang tertera pada layar ponselnya.
Yoongi hyung calling...
Jimin senang melihat bahwa Yoongi lah yang menghubunginya. Mungkin ia bisa meminta bantuannya untuk menolongnya keluar dari apartemen Jungkook. Namun saat akan menggeser ikon berwarna hijau itu, sebuah tangan dengan cepat merebut ponsel yang ada di tangannya.
Prakk
Benda pipih itu dilempar ke arah dinding dan seketika ponsel itu pun hancur tak berbentuk lagi. Jimin membelalakkan matanya melihat ponselnya telah hancur karena perbuatan Jungkook.
Entah sadar atau tidak Jimin berlari kearah jungkook dan menampar pipi kiri Jungkook dengan keras dan mendorong tubuh besar Jungkook hingga jatuh kelantai.
Plak
Bruk!
Jimin tersentak saat menyadari kebodohannya sendiri karena membuat Jungkook semakin marah padanya karena berani melayangkan tamparan pada pria itu. Jungkook pun menatap Jimin dengan tatapan tajam dengan tangan yang terkepal merasakan amarahnya yang kian meninggi.
Jungkook bangun dan melangkah maju ke arah Jimin dan Jimin yang merasa semakin ketakutan melangkah mundur sambil memohon maaf pada pria yang saat ini tengah kesal.
"M-maaf kook, a-aku aku...
"Berani sekali kau menamparku Jimin."
"M-maaf kook.."
"Maaf saja tak cukup. Kau harus dihukum." Jimin menggelengkan kepalanya cepat. Ia tak ingin mendapat hukuman itu karena Jimin yakin sesuatu yang buruk akan menimpanya.
"K-ku mohon m-maafkan aku. A-aku tidak s-sengaja" Air mata Jimin pun telah jatuh dengan kepala menunduk.
Jimin pun kembali terkesiap saat Jungkook mencengkeram dagunya kasar dan mendongakkan kepala Jimin agar menatap padanya. Netra Jimin menangkap raut wajah Jungkook yang mengeras dengan tatapan mata yang tajam.
"Kau berani menamparku? KAU BERANI MENAMPAR KU PARK JIMIN!" Ucapan Jungkook pun meninggi dan melayangkan tamparan keras pada wajah Jimin.
Plak
"Akhhh..." Jimin terjatuh ke lantai dengan memegang pipinya yang terasa panas akibat tamparan dari Jungkook dan terlihat saking kerasnya membuat sudut bibir Jimin berdarah.
"Hiks.. Hiks.." Tangis Jimin semakin keras tak terbayangkan jungkook akan berbuat lebih kasar padanya.
Jungkook dengan cepat menarik kerah baju Jimin membuatnya kembali berdiri kemudian Jungkook menghempaskan Jimin ke atas ranjangnya.
"Ku pastikan kau menyesal telah berani membuatku marah." Setelah mengucapkan kalimat itu, Jungkook menarik kasar baju Jimin dan merobeknya hingga tak berbentuk lagi. Jimin pun terkejut dengan apa yang di lakukan Jungkook. Jimin berusaha meronta dan menahan tangan Jungkook yang kini tengah beralih meraih kancing celana Jimin berniat membukanya.
"Tidak Jungkook! Hentikan! Jungkook!" Namun Jungkook menulikan telinganya karena amarah yang sudah mencapai ubun-ubun itu siap meledak kapan saja.
Jungkook yang masih kesusahan saat membuka celana Jimin karena tangan Jimin yang menahan lengannya, Jungkook yang tengah kalap melayangkan pukulan pada wajah Jimin yang telah memerah karena tamparannya dan membuat hidung Jimin mengeluarkan darahnya.
Bughh
"Akhhhh.. S-sakit.. Hiks.." Jimin merasakan sakit diwajahnya dan hatinya karena orang yang sangat ia cintai tega melakukan kekerasan padanya. Jimin memejamkan matanya merasakan perih pada wajah dan hatinya. Jimin sekarang benar-benar menyesal sudah sangat mencintai Jungkook jika akhirnya akan seperti ini.
Jungkook menyeringai saat melihat Jimin yang lengah, segera ia membuka kancing celana Jimin dan menurunkan zipper nya. Setelah itu dengan sekali tarikan cepat celana Jimin pun terlepas menyisakan boxer hitam milik Jimin yang menutupi miliknya yang mungil.
"Aku merindukanmu baby." Jungkook menyeringai sambil mengusap milik Jimin. Jimin pun seketika mencoba bangkit saat merasa tangan Jungkook yang mulai memainkan miliknya dengan cepat Jimin pun beringsut mundur dan menabrak dinding di belakangnya.
"T-tidak kook hiks.. Ku mohon.. Hiks.." Jungkook merangkak naik ke ranjangnya dengan perlahan mendekati Jimin.
"Kemari sayang jangan munafik, Kau dulu menikmatinya bukan? Jadi sekarang mari kita mengulangnya." Dengan cepat Jungkook menarik lengan Jimin sampai ia jatuh telungkup di depannya kemudian ia beralih menduduki punggung Jimin dan menahan kedua tangan Jimin di atas punggung pria mungil itu. Baju Jimin yang telah terkoyak dan belum terlepas dari tubuh atasnya, dilepaskan Jungkook dengan kasar kemudian menggunakannya untuk mengikat tangan Jimin ke belakang.
Jimin berusaha melepaskan tangannya namun seketika ia dibuat terpekik kesakitan karena ikatan yang dibuat Jungkook sangat kencang dan mungkin akan meninggalkan bekas nantinya.
"Hiks.. Le-lepas kook.. Hiks.. lepaskan-akhh!" Jimin kembali berteriak saat jungkook menarik rambutnya agar kepalanya mendongak ke atas.
"Kau akan menerima konsekuensinya karena berani membantah." Ucapnya dengan nada beratnya. Jungkook menghempaskan kepala Jimin sampai membentur kasur di bawahnya. Kemudian Jungkook menarik pinggang Jimin membuatnya menungging.
Plak
Plak
Jungkook menampar bongkahan sintal jimin dan kemudian menurunkan boxer nya sehingga terpampang lah bongkahan sintal jimin yang putih yang terlihat kenyal dan oh.. Jangan lupakan pink hole yang mengintip di antara belahan pantat itu.
Cup
Cup
Plak
"Aku merindukanmu sayang!" Ucap Jungkook setelah memberikan kecupan pada masing-masing pipi pantat Jimin dan menamparnya.
"Aku sudah tak sabar lagi baby.." Jungkook pun menyeringai saat melihat Jimin yang kini tak berdaya dengan lelehan air mata yang mengalir deras.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Pain love You ✔
FanficPair : Kookmin KookV yoonmin & member bts bxb Romance Friendship Sad Suicide jimin & taehyung - bott jungkook & yoongi - top