Part 4

29 0 0
                                    

   Hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh Shilla, hari dimana  sang abang akan datang berkunjung. Gadis itu telah berkutat  di dapur dari subuh tadi, mungkin kalau abangnya tidak akan merubah jadwal pasti setelah sholat subuh  tadi ia bergelung lagi didekapan selimutnya yang hangat. Ngomong-ngomong  lihatlah  penampilannya sekarang  masih memakai baju tidur dan rambutnya acak-acakan. Beruntung Ayah dan Ibunya  menginap   di Bandung, kalau tidak pasti sang ibu akan mengomelinya. Tapi jerih payangnya telah terbayar, di atas meja telah tersaji berbagai jenis makanan cukup banyak. Setelah merasa  beres ia segera pergi kekarnya untuk mengganti baju  tanpa mandi:v. Biasalah hari libur mager  bawaannya untuk mandi, jangankan mandi liat   air aja ogah. Setelah merasa puas dengam dandanannya ia segera menuju ruang keluarga menunggu abang untuk sarapan bersama.  Saat Shilla ingin menghidupkan ponselnya  ada sebuah notif pesan wattsap yang muncul.

Vano Playboy🐵

Shill, Jalan yuk. Pumpung minggu nih

Shilla Cantik bin imuet😍

Sorry, Van. Gue udah ada janji sama abanh hari ini, lo kan udah gue kasih tau.

Read

"Anjir, gue lupa lagi. Aihhh gue gak rela Shilla sama abangnya itu njirrrr" kesal  Vano, ia menjadi uring-uringan sekaligus kesal  tidak bisa bersama sahabatnya hari ini. Gara-gara kakak-kakakan sahabatnya itu, pakek dateng lagi!gerutu vano.

     Sedangkan Shilla, kini tengah asik menyantap makanan bersama abangnya.   Pemuda itu  tampak lahap memakan hidangan di depannya tanpa rasa malu.

"Santai aja bang makannya, gak ada yang mau ngambil dan masih banyak kok wkwk" Shilla terkekeh melihat cara makan pemuda itu.

"Habis enak banget Shil, saya pengen deh dimasakin tiap hari" jawab pemuda itu

"Enak aja lo bang, suruh tu doi lo masak. Gue mah ogah jadi babu lo" ketus Shilla

"kamu tau sendirikan cewek saya gak bisa masak seenak masakan kamu"

"Serah lo deh bang"

"Kalau saya main lagi masakin menu baru kamu ya, Shil?" pinta pemuda yang bernama Jordan Aldi Mahendra. Laki-laki dengan perawakan tinggi dengan wajah yang menawan.  Shilla hanya mengangguk tanda setuju dan menyuruh abangnya segera menyelesaikan makannya. Setelah Jordan selesai makan, ia diajak Shilla pergi ke taman belakang rumah Shilla alasannya agar lebih nyaman.

"Eh bang" ucap Shilla memecah keheningan

" Hm" dehem Jordan lalu menoleh kearah gadis yang sudah ia anggap adiknya sendiri.

"Gimana hubungan lo sama  dia?"

"Baik, cuma jarang ketemu dan chat juga jarang"

"Kok gitu?" tanya Shilla penasaran

"Kamu tau kan saya sibuk, dia juga sibuk mau ujian" Shilla hanya mengangguk paham mendengar tuturan sang kakak.

"Saya khawatir sama dia"

"Khawatir kenapa bang?"

"Dia udah satu minggu tidak ada kabar dan daerahnya lagi rawan banjir"

"Abang jangan nething dulu  mungkin dia sibuk belajar "

"Mungkin kamu benar"

"Eh bang, mantan lo ada berapa sih?"

"Kenapa nanya seperti itu?"

"Ya biar ada yang di omingin " Shilla salah tingkah mendengar tuturan pemuda itu, ia menggaruk kepalanya yang tidak gatal sama sekali.

"Harusnya kamu nanya bagaimana pekerjaan saya atau hal yang bermanfaat lainnya" kekeh Vano pelan sambil mengacak rambut gadis itu

"Iya juga sih bang, ya gimana tadi gak kepikiran" cengir Shilla

"Hm, mantan saya ada 8" jawab Jordan

"Banyak banget bang, playboy sih"

"Saya bukan playboy tapi saya merasa gak cocok sama mereka"

"Ya emang gitu jawaban cowok  kalau putus sama pacarnya, ciri-ciri cowok yang gak tau diri" sinis Shilla

"Tidak seperti itu juga, Kami hanya merasa tidak cocok tanpa bermaksud menyakiti hati perempuan. Lebih baik bilang di awal dari pada sudah melangkah  lebih jauh baru bilang akan lebih menyakitkan lagi. Walau kadang para wanita menyalah artikan kata 'putus' dari kami. Ada yang bikang selikung, ada cewek lain dan sebagainya. Padajal kami cuma gak mau menyakitinya lebih dalam dan berharap si cewek bisa mendapatkan yang benar-benar jodohnya bukan cuma singgahan sementara" jelas Jordan, Shilla  tercengan mendengar ucapan pemuda itu dan memandangnya dengan tatapan kagum. Ia tidak menyangka pemuda kaku itu bisa berpikir sejauh itu. Selesai berucap Jordan menoleh kearah gadis itu, ingin melihat reaksinya. Dan lihatlah gadis itu memandangnya dengan mulut yang terbuka lebar.

"Awas kemasukan lalat" Kekeh Jordan, mendengar teguran  pemuda itu Shilla langsung menetralkan kekagetannya.

"Gue gak nyangka bang, pikiran lo bisa sejauh itu.  Padahal lo kaku banget jadi cowok. Ya walau gue masih sedikit gak terima sih" cengir Shilla, pemuda itu hanya menggelengkan kepalanya pelan.

"Kamu sendiri gimana?" tanya   Jordan

"Gimana apanya bang?" tanya balik Shilla, ia tak mengerti maksud pertanyaan pemuda itu

"Pacar" jawab singkat pemuda  itu

"Emm gimana ya bang, semenjak putus  dari Aska  Shilla gak berani membuka hati lagi bang. Lagian Ayah sama bunda belum ngijinin Shilla pacaran."

"Benar apa yang  dikatanya ayah sama bunda kamu, kamu masih kecil jangan mikir pacaran dulu. Sekolah dulu yang benar"
    

       Kini Shilla  tengah berbaring nyaman di kasur empuknya. Setelah sang kakak pamit pulang sejam yang lalu karena mendapat telephon untuk rapat mendadak. Pemuda itu langsung pergi dari rumah Shilla, Shilla merasa bosan tidak ada yang bisa ia kerjakan.  Sahabat-sahabatnya juga tidak ada yang mengajak pergi, Vani juga tidak memberi kabar lagi setelah chatnya di read. Dari pada kebosanannya makin menjadi ia memutuskan itu tidur. Itulah jalan terbaik di pikiran Shilla.































TBC....

15 April 2020


Terimakasih buat yang sudah melungkan baca dan vote cerita antara Vano dan Shilla ya. Terimakasih juga yang sudah mensuport saya supaya terus melanjutkan karya saya yang tidak seberapa bagusnya di antara para penulis lainnya. Happy Readinggh😊









The Heart That Talks (Hati Yang Bicara) [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang