Okey, jadi uda seminggu Danny nggak bisa nemuin Ruth di kampus, apartemen atopun restorannya David. Nomor handphonenya pun nggak bisa di hubungin. Parahnya lagi, itu hyung – hyungnya juga nggak ada yang tau kemana adeknya si Ron pergi semenjak tragedi makan sambil nangis di restorannya si David. Doi juga dari kemaren latian jadi nggak fokus, biasanya ada Ruth yang nemenin dia di studio dance. Kangen omelan tuh cewek kalo Danny nggak serius. Kangen di peluk tiap dia ngerasa gerakan dance mereka 100% sinkron dan memuaskan. Kangen banget kecupan kecilnya ketika Danny males malesan.
Mendadak smartphone Danny bunyi dan sebuah senyuman muncul di wajahnya.
"Babe!!!"
"Dan. Nanti ketemu di restorannya Kak David ya jam tiga sore"
"Where have you been? God, you really drive me crazy"
"Sorry, see you later"
"Mmm? Okay, bye darlin"
***
Jam 03 - Monsta X Resto & Cafe
Danny ngebuka pintu tempat itu dengan nggak sabar, di sana dia ngeliat Ruth pake dress satin item selutut lengan panjang motif floral. Rambutnya sekarang uda berubah dari ash grey ke merah burgundy. William ngangguk pelan ke Ruth, ngelambai singkat ke Danny terus masuk ke dapur. Ruth berusaha buat senyum, Danny langsung meluk Ruth yang masih duduk di kursi tinggi. Erat banget, Ruth nepuk punggung Danny pelan trus minta dia duduk di sampingnya.
"Mau minum apa Dan?" tanya David.
"Mmm, Ice Americano aja hyung" jawab Danny yang masih ngegenggam tangan Ruth.
Abis minuman pesenan Danny dateng, Ruth tampak ngehela nafas. Dia megangin satu tangan pacarnya pake kedua tangan.
"Dan" panggil Ruth.
"Yes, i am here" jawab Danny sedari tadi nggak bosen mandangin cewek di sampingnya.
"Kita putus ya"
Danny seketika blank begitu denger kalimat yang cewek itu ucapin.
"Wae kkamjagi? Naega Jjalmutesso?
Kali ini air wajah Danny berubah serius.
"We break the important rule, remember?"
Ruth natap Danny.
Pikiran Danny langsung muter ke hari sabtu pagi pas dia bangun di tempat tidur apartemen Ruth. Satu jam kemudian dia baru sadar, kalo malam sebelumnya dia ngajak ceweknya ke spring break party dan di sana mereka minum terlalu banyak. Akhirnya Alex sama Matthewe yang uda kelar manggung bertugas nganter mereka pulang ke apartemen. Karena Ron Cuma ngasi tau password apartemen Ruth doang, akhirnya mereka nge drop Danny sekalian di situ.
Ternyata jam 11 malem ada ujan badai, Ruth yang takut sama kilat keluar dari kamarnya buat nyari Danny yang masih molor di sofa. Dia ikut baringan di samping Danny sembari berusaha ngilangin ketakutannya akan badai malam itu.
"That's okay. I am here" bisik Danny nepuk nepuk punggung Ruth begitu sadar dia nggak sendirian di sofa.
"Takut" bales Ruth masih sesenggukan.
"Oh My God! You're so cute" kata Danny masi separo sadar.
"No, you're cute" bales Ruth yang keadaannya yang juga di antara mabuk sama ngantuk.
"I do love you" Danny megangin kedua pipi Ruth, lalu mendaratkan sebuah kecupan ringan di bibir pacarnya.
Mungkin efek alkohol itu masih cukup kuat, jadi ciuman Danny nggak brenti cukup di bibir Ruth. Tapi, mulai turun ke leher sampe ke bahu. Danny juga inget bagian di mana dia ngegendong Ruth di depan kayak koala karena pagutan bibir mereka yang makin panas waktu mereka masuk ke kamar. Hingga akhirnya mereka berdua nglepas baju masing – masing.
Bahkan lima belas menit setelahnya, mereka berdua sempet cuddling sambil ketawa tawa. Tanpa inget perjanjian yang mereka buat sebelum pacaran. Yaitu, No Sex Before Marriages dan mereka udah komitmen akan hal itu. Kalian tau kenapa Ruth ngusulin itu? Karena dia trauma tersendiri.
Dulu, kakaknya. Lebih tepatnya kembaran Cameron (Ron), kakak perempuannya Camellia (Camie) bunuh diri karena pacarnya nggak mau tanggung jawab begitu tau Camie hamil karena ya, you know what. Hamil di luar nikah. Padahal kakaknya itu belum cerita ke mama papanya. Bahkan ke Ron sendiri. Takut nyoreng harga diri keluarga, Camie ngambil keputusan yang sangat tidak bijaksana dengan minum obat penenang sampe overdosis.
"Dan" panggil Ruth pelan.
"Yes. Are you pregnant by the way? That's why you said this to me?" tanya Danny mandangin perut Ruth.
"Hell no. I just, i don't like to break the commitment that we made together" kata Ruth lirih.
"We made a mistake that night. I promise it won't happen again Ruth. Trust me" Danny nyoba ngeraih tangan Ruth lagi.
"No Dan. This is enough" Ruth narik tangannya.
"What about the competition?" tanya Danny lagi.
"Kita bisa latihan masing – masing ato kalo nggak, aku cariin partner baru buat kamu yang lebih bagus dari aku" lanjut Ruth.
"Nggak ada dancer sebagus kamu Ruth, nggak ada yang bisa gantiin kamu" kata Danny.
"Just don't worry. You'll make it. Ron is here, i need to go. Bye" Ruth ngecup pipi kiri Danny agak lama.
Tatapannya sayu dan kedua matanya berkaca – kaca. Tapi, dia tetep pergi. Ninggalin Danny sendirian sama es americano nya yang kerasa lebih pait dari biasanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oops
FanfictionRuth & Daniel putus tepat satu bulan sebelum kompetisi dance impian mereka di laksanakan. Padahal mimpi mereka berdua adalah jadi juara tiga kali berturut - turut di kompetisi itu agar kemampuan dance mereka di akui oleh dunia. Sementara Ruth terpu...