Hujan

19 4 2
                                    

Gemuruh petir menandakan langit akan turun hujan, Caka Kasha adalah orang yang tak menyukai hujan, dia benci akan hal itu. Hujan mengingatkannya akan kesedihan, setiap kali hujan dia selalu mengurung diri ditempat yang tidak ada suara dari rintik hujan diluar. Berbeda dengan Rainan Puhrwana ia sangat suka dengan hujan, bahkan ia bisa menghabiskan waktunya untuk berada diluar bermain dengan hujan.

Hujan pun turun membasahi setiap sudut kota dengan sangat deras, saat itu Caka tengah disekolah dan sudah waktunya untuk pulang. Tapi Caka tak ingin keluar, dia akhirnya memutuskan untuk berada di perpustakaan untuk menunggu hujan berhenti. Saat perjalanannya menuju ke arah perpustakaan ia bertabrakan dengan seseorang yang membuat keduanya terjatuh.

"Aduh" ucap dari seorang yang menabrak Caka.

"Kamu gak apa-apa?" tanya Caka kepada orang tersebut.

"Gak apa-apa, aduh aku minta maaf banget ya udah nabrak kamu" ucapnya sambil memegang lengannya yang lecet.

"Itu tangan kamu luka, sini biar saya bantu obatin" ucap Caka dan membantu orang itu berdiri.

"Aku bisa sendiri kok" ucap orang itu.

"Yaudah saya bantu beresin barang kamu aja ya" ucap Caka memunguti barang-barang yang berserakan ditanah.

"Iya makasih ya" ucapnya yang tengah mengambil barang-barangnya.

"Untuk apa kamu membawa payung, jas hujan, dan semprotan air sebanyak ini?" basa basi caka kepada orang itu.

"Untuk main hujan" ucap orang itu sambil tersenyum riang.

"Kaya anak SD aja" ledek Caka.

"Ya walaupun kaya anak SD, setidaknya hujan bisa membuat orang bahagia" ucapnya.

"Nama kamu siapa?" tanya caka.

Orang itupun menoleh kearah Caka dan mengerutkan dahinya.

"Kamu gak kenal sama aku?" tanyanya heran.

Enggak tuh jawab Caka singkat.

Orang itupun tersenyum dan mengulurkan tangannya kepada Caka.

"Kenalin nama aku Rainan Puhrwana kamu bisa panggil aku Rain atau bebas terserah kamu" ucapnya.

"Caka Kasha bisa panggil Caka" ucap Caka dan menjabat tangan Rainan.

Kedua sorot mata dari kedua insan ini saling bertatapan cukup lama hingga suara gemuruh membuat mereka tersadar dan memalingkan pandangan masing-masing.

"Aku pamit dulu ya Ka, dah" ucap Rainan langsung meninggalkan Caka sendiri.

Caka meneruskan perjalanannya ke perpustakaan.

Segini dulu ya buat ceritaku minggu ini, ditunggu ya episode minggu depan ;)

Jangan lupa Share dan vote ya :D

selamat membaca teman-teman :*

Caka RainanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang