Kenyataan

4 3 0
                                    

"mungkin istilah kamu bulan dan aku matahari itu adalah pernyataan yang benar, karena bulan dan matahari ditakdirkan berdampingan tapi bukan untuk menjadi satu. Namun bulan sudah ditakdirkan dengan bintang untuk melengkapi, dan matahari hanya ditakdirkan untuk sendirian"

''Rainan, diliatin nih sama CAKA katanya CANTIK" teriak Bondan membuat respon penghuni lapangan menoleh kearah mereka. Caka terbelaka mendengar kata-kata yang diucapkan oleh Bondan dan reflek mengepak kepalanya dengan keras.

"Sakit woi" ucap Bondan sambil meengelus kepalanya.

"Sakitan juga lu" ucap Caka sini, Bondan hanya terdiam mendengar perkataan Caka. Di lapangan banyak orang yang menoleh kearah Bondan dan Caka namun mereka tak peduli dengan bualan tersebut, Rainan yang mendengar ucapan tersebut merespon dengan senyum tipis, terlihat jelas wajah Rainan saat itu pucat sekali. Namun tak ada yang menyadari kondisi Rainan, permainan bola Volly masih berlanjut, kini giliran tim lawan yang melakukan server. Rainan yang sedari tadi menahan untuk tetap bertahan kini mulai sempoyongan. Saat bola dilemparkan, pandangan Rainan menjadi hitam kelam, dia tak dapat melihat sekitarnya, dan bola servis tersebut tepat mengenai kepala Rainan, sehingga Rainan terjatuh bertepatan dengan arah datangnya bola. Caka yang melihat kejadian itu menghampiri rainan yang telah tergeletak ditanah dan membopongnya ke UKS dengan cepat. Aksi Caka sempat menjadi tontonan siswa-siswi yang berada dilapangan, banyak yang membicarakan mereka, namun Caka tak perduli akan semua itu.

Ruang UKS hari ini tak begitu ramai, hanya ada petugas PMR yang tengah berjaga. Caka langsung membaringkan Rainan ditempat tidur. Untungnya ruang UKS dan lapangan tak begitu jauh, Petugas yang berjaga menanyakan apa yang terjadi kepada Caka dan segera memanggil Dokter yang bertugas di UKS sekolah. Orang tua dari Rainan segera dihubungi. Caka mulai binggung dengan semua ini.

"Maaf dokter, sebenarnya Rainan sakit apa?" tanya Caka khawatir.

"Kamu siapanya rainan?" tanya Dokter.

"Saya Caka temannya Rainan, saya yang bawa dia kesini" ucap Caka.

"Ohh, terimakasih nak Caka, untung kamu langsung bawa dia kesini, karena kalo tidak nyawa Rainan bisa tidak tertolong" ucap Dokter.

"Memangnya Rainan sakit apa ya Dok?" tanya Caka khawatir.

"Rainan Sakit HIV, dia tidak boleh terlalu lelah, apa lagi memforsir tenaganya untuk hal yang berat" ucap Dokter.

Caka yang mendengar hal tersebut terkejut bukan main, bahkan dia sampai lemas tak berdaya untuk berdiri. Keluarga Rainan pun datang dan langsung menemui dokter yang berada dihadapan Caka. Ayah dan Ibu Rainan langsung meminta surat izin untuk membawa reinan kerumah sakit.

Warga sekolah sempat heboh dengan kedatangan ambulan kesekolah, dan tak sedikit yang membicarakan tentang Rainan dan juga Caka. Rainan dibawa masuk oleh petugas ambulan kedalam mobil. Ibu Rainan yang melihat Caka mematung di depan pintu mengajaknya untuk ikut ke rumah sakit. Sepanjang jalan Caka hanya diam, menatap kearah Rainan yang tengah tertidur pulas dengan masker oksigen yang tertempel disekitar mulut Rainan, ia masih tak percaya dengan kabar yang ia dapatkan hari ini. Ia masih berharap ini hanyalah sebuah mimpi.

Caka dan kedua orang tua rainan kini berada diruang tunggu. Semua gelisah dengan keadaan rainan saat ini.

"Kamu temannya Rainan?" tanya ibu Rainan memecah ketegangan diruang itu.

"Iya tante, saya Caka Khasa" ucap caka sambil tersenyum,

"Ohh nak caka, kamu sekelas sama Rainan?" tanya ibunya rainan.

"Enggak tan, saya kelas 11 IPA 1" ucap caka

"Makasih ya nak Caka, sudah mau menjadi temannya Rainan" ucap ibu rainan tersenyum tipis.

"Iya Tan. Raiana baik kok Tan orangnya" ucap Caka.

"Ya dia memang anak yang baik, mempunyai semangat hidup yang tinggi, dia juga pekerja keras, ceria, dan tak mau menyusahkan orang lain. Tapi sayangnya dia tidak memiliki teman" ucap Ibu Rainan yang tiba-tiba saja menjadi sedih.

"Dulu rainan mempunyai dua sahabat baik, tapi semenjak rainan divonis HIV, kedua temannya ini menjauh dari rainan dan tak ingin berteman lagi dengan Rainan, mereka berkata bahwa Rainan bisa saja menularkan penyakitnya kepada mereka" lanjut ibu rainan sambil meneteskan air mata.

"Maaf tante kalau saya lancang, tapi Rainan terkena HIV sejak usia berapa tan?" tanya Caka gugup.

"Rainan divonis HIV sejak usianya 14 tahun. Penyakit ini turunan dari kakeknya Rainan yang dulu pernah mengalami HIV" ucap Ibu Rainan.

"Jadi selama 2 tahun Rainan dikucilkan oleh teman-teman sekelasnya?" tanya Caka.

"Iya, dan juga sejak saat itu rainan kami larang untuk melanjutkan pelatihan atlet vollynya agar kesehatan Rainan tidak semakin memburuk" ucap Ibu Rainan dengan sedih.

Caka seperti tersambar petir mendengar kenyataan pahit yang harus dijalanin oleh seorang rainan. Pintu ruangan rainan telah terbuka, dokter yang memeriksa rainan keluar dari ruangan tersebut.

Kira-kira apa yang akan terjadi ya sama nasib Rainan selanjutnya?

Segini dulu ya untuk part kali ini, nanti mimin akan lanjutkan diminggu depan ya, readers semua jangan lupa vote dan share ya keteman-teman kalian biar mereka juga penasaran sama alur cerita mimin.

jangan lupa juga dicommend biar mimin tau masukan apa saja dari kalian semua biar kedepannya mimin bisa semakin lebih baik lagi dalam membuat cerita ;)

Caka RainanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang