Akhir

4 3 0
                                    

"Aku gak suka saat kamu memejamkan mata, karena aku takut kamu tiba-tiba pergi dari kehidupan aku tanpa pamit"

Tiba waktunya sore hari, Caka dan teman-teman yang lainnya menyiapkan pesta kejutan untuk Rainan, mereka membawakan kue ulangtahun dan juga banyak sofenir untuk Rainan. Ya Caka tahu ini sedikit berlebihan tapi tak ada salahnya memberikan sesuatu yang istimewa sebelum kepergian orang tersebut, setidaknya untuk menjadikan sebuah kenangan yang berharga untuk hidupnya. Kebetulan hari ini bertepatan dengan hari kelahiran Rainan. Kejutan untuk Rainan berjalan dengan mulus, Rainan sangat bahagia dan terharu dengan kejutan yang diberikan untuk dirinya. Senyum manis Rainan mulai terukir kembali, tampak wajah kebahagian yang tak terbendung. Semua juga memberikan semangat untuk Rainan. Sebenarnya dibalik itu semua, rasa kesedihan yang membendung dibalik senyuman sangat besar. Hanya saja mereka tak ingin menunjukkannya kepada Rainan, mereka percaya bahwa Rainan dapat menjalani semua ini. Hampir 1 jam mereka berada diruangan itu, karena jam besuk sudah hampir habis semua orang pamit agar rainan dapat beristirahat.

"Gimana nan, senang gak hari ini?" ucap Caka setelah semua keluar dari ruangan.

"Senang banget, aku gak akan lupain semua kejadian ini sampai kapan pun" ucap Rainan sambil memeluk boneka bebek pemberian Caka.

"Syukur deh, terus kalo boneka nya suka?" tanya Caka sambil tersenyum.

"Suka juga dong, pokoknya aku gak bakal bisa tidur kalo gak ada boneka ini, gemes banget sih" ucap Rainan sambil bermanja-manja dengan bonekanya.

Caka yang melihat hal tersebut dengan spontan menunjukkan senyum leganya, namun tak berapa lama kemudian senyum itu pudar karena mengingat perkataan dari dokter.

"Kalau aku suka gak?" tanya Caka

Deg, Rainan yang mendengar perkataan Caka hanya terdiam tidak menjawab sama sekali dan melempar pertanyaan lain.

"Caka kenapa kasih boneka bebek ke aku?" tanya Rainan.

"Karena kamu itu kaya bebek" ucap Caka meledek.

"Iiihh Caka jahat banget sih, bilang aku kaya bebek" ucap Rainan sambil memanyunkan bibirnya.

"Tuh-tuh liat aja udah kaya bebek" ledek Caka sambil menunjuk bibir Rainan.

"Ih, pokoknya aku marah sama Caka" ucap Rainan sambil melempar boneka bebeknya kepada Caka.

Tiba-tiba saja turun hujan deras, Rainan yang melihat hal tersebut langsung merengek kepada Caka untuk bermain hujan, tapi Caka melarangnya karena kondisi Rainan yang tidak memungkinkan. Tapi Rainan tetap memaksa untuk pergi bermain hujan, akhirnya Caka meminta izin kedua orang tuanya Rainan untuk membawa Rainan bermain hujan. Kedua orang tua Rainan pun juga sudah pasrah, mereka mengizinkan Rainan untuk pergi karena ini adalah permintaan terakhir dari Rainan. Rainan dan Caka pergi keluar rumah sakit untuk bermain dengan hujan, tak lupa Rainan membawa boneka bebeknya untuk diajak bermain.

"Caka, sini ketengah seru banget tau Caka" ucap Rainan.

"Enggak mau, aku gak suka hujan" tolak Caka.

"Kamu aneh banget sih masa takut sama hujan, hujan itu adalah rahmat dari yang maha kuasa, kita harus menikmati itu Caka" ucap Rainan menghampiri Caka yang masih diloby rumah sakit.

"Tapi aku gak mau" ucap Caka menggigil.

"Hujan gak akan nyakitin kamu kok, percaya sama aku" ucap Rainan sambil mengulurkan tangannya.

Caka sedikit ragu untuk menggenggam tangan Rainan, tapi mengingat kondisi Rainan saat ini, akhirnya ia memutuskan untuk ikut dengan Rainan sambil mentup mata.

"Caka buka mata kamu, ayo kita mandiin bebeknya" ucap Rainan, Caka pun membuka matanya dan mendapati sosok Rainan yang seperti alm. Ibunya, Caka sempat terdiam.

"Caka ayo" ucap Rainan yang membuat Caka tersedar.

Caka hanya mengikuti kegiatan yang dilakukan rainan dengan senang hati, mereka pun kelelahan dan beristirahat ditaman rumah sakit kebetulan hujan mulai mereda.

"Caka, hari ini aku seneng banget udah dikasih banyak kejutan dan juga rasa kasih sayang, aku juga seneng bisa kenal sama kamu, meskipun aku bawel, dan kaya anak kecil kamu jangan merasa kesepian atau pun sedih lagi ya kalau aku pergi, jujur aja aku baru kali ini merasakan nyaman sama seseorang. Kamu juga jangan pernah lupain aku ya, aku juga suka banget sama boneka pemberian kamu, dan aku juga suka Caka sama kamu. Tapi kamu jangan terus-terusan sedih ya kalo aku sudah gak ada, kamu harus tetap menjalankan hidup ya Caka. Aku mau merem sebentar boleh kan caka?" ucap Rainan yang sedikit pucat sambil memeluk bonekanya.

Caka merespon dengan anggukan.

"Makasih juga ya Nan, berkat kamu aku sudah tidak takut oleh hujan, aku juga banyak belajar hal dari kamu Nan. Maksud aku kasih boneka bebek ini adalah karena aku melihat kamu pejuang keras seperti bebek saat berenang, sesulit apa pun cobaan yang kamu hadapi kamu tetap berusaha hingga kamu berhasil menyelesaikannya. Aku gak akan lupain kamu kok nan, I Love You nan" ucap Caka dan mengecup dahi Rainan yang terasa dingin sekali.

Tak ada respon dari Rainan yang tengah berbaring diatas paha Caka, sontak membuat Caka panik dan langsung membawa Rainan kedalam rumah sakit. Namun nasib tak dapat diubah, hari ini tanggal 12 Desember 2012 Rainan Puhrwana meninggal dunia bertepatan dengan hari kelahirannya. Keluarga dan para kerabat merasa sangat kehilangan, Kisah cinta Caka dan Rainan berhenti sampai disini. Caka begitu terpukul dengan semua ini, cinta pertamanya kini telah tiada. Caka harus mengikhlaskan kepergian dari Rainan Puhrwana.

-Tamat-

terimakasih buat kalian yang selalu mendukung dan mensuport mimin hingga saat ini. maaf bila masih banyak kekurangan dalam cerita ini, karena ini dirancang untuk dijadikan sebuah cerpen saja.

terimakasih untuk kalian yang selalu pantengin cerita mimin. tunggu cerita mimin selanjutnya ya ;)

Caka RainanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang