✨SMPTNL 6

50 22 12
                                    

✨🧚

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

✨🧚

Author POV

Disinilah Sean dan Seina berada, perpustakaan kampus. Setelah dari taman kampus keduanya langsung menuju perpustakaan untuk menyingkat waktu.

"Lo ga nyari bahan skripsi?" Tanya Sean

"Gue udah dapet bahan skripsi, lagi nyari judul buat penelitian." Jawab Seina

"Cepet banget. Gue aja baru nyari bahan nya, emang dasar gue nya males haha." Tawa Sean

Keduanya tertawa mendengar apa yang diucapkan Sean.

"Gue pengen cepet wisuda terus kerja deh." Ujar seina

"Emang Lo ambil jurusan apa?" Tanya Sean

"Menegement. Gue sebenernya gak mau jurusan itu. Gue mau ambil jurusan desain fashion tapi bokap nyokap mau nya gue ambil menegement. Jadi, ya gue turutin kemauan bonyok gue. Setelah wisuda gue nerusin perusahaan papah." Jelas Seina

"Gue juga menegement. Tapi itu atas kemauan gue sendiri, beda sama Lo. Gue ambil ini biar gue bisa kerja di perusahaan. Lo yang sabar Sei, gue yakin apapun masalahnya pasti ada hikmahnya." Ucap Sean

"Thanks ya Sean, gue malah curhat lagi udah ayo cari jurnal Lo." Ujar seina

Mereka pun mencari jurnal bersama. Sekalian mencari jurnal titipan Kevin, lumayan kan bisa lama berduaan nya.

✨🧚

Sean POV

Thanks Kevin Lo udah nitip jurnal ke gue, jadi gue bisa lama bareng Seina. Gue ngobrol banyak sama Seina, dengan ini kan gue jadi tambah gampang deketin Seina.

Dan sekarang waktunya gue menyatakan perasaan gue yang sebenarnya ke Seina. Sebelum Seina di deketin cowok lain. Mending gue gercep kan? Urusan dia nolak atau terima gue itu belakang. Yang penting sekarang gue harus ngomong ke Seina. Semangat Sean!

"Emm, Seina sebenernya ada yang mau gue omongin sama Lo."

"Apa?" Tanya nya bingung

Suasana tiba-tiba mencekam. Tangan gue dingin entah karena dingin nya AC mobil atau karena gue deg-degan. Tapi Lo harus ngomong Sean.

"Gue, gue--"

Hp gue berdering. Ternyata Oma nelpon gue. Huh, hampir aja gue nembak Seina.

'Ah sial' batin gue

'Assalamua'alaikum Oma?'

'Wa'alaikumsalam, Sean kamu jangan lupa ajak temen perempuan kamu ya. Oma mau ketemu dia, awas kalo Oma gak ketemu, siap-siap tidur diluar Sean!'

Ah ya, hampir gue lupa ajak Seina ke rumah gue. Tapi gue belum bilang lagi, untung arah rumah gue sama dia searah jadi gak usah puter balik.

'Iya Oma, ini lagi dijalan.'

Sempiternal {Sean & Seina}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang