CHAPTER 3

29 9 3
                                    

___-___

Akhirnya waktu yang gue tunggu-tunggu tiba juga, Apa lagi kalo bukan akhir dari pelajaran yang membosankan ini, gue dan Silvi langsung keluar dari kelas untuk pulang.

Jangan tanya tantang kekasih gue, gue masih ngambek sama dia,ya tau sendiri kan tadi di kantin gue sama dia sempat debat sedikit, bukan debat masalah negara lohh ya!.

Tapi saat gue dan silvi sudah diparkiran sekolah, ternyata dia sudah nungguin gue, dengan gaya cool nya dia duduk di atas sepeda motornya.
Ya ampun ganteng banget pacar gue ini, gak bisa gue kalo lama-lama marahan sama dia, batin gue.

hati gue meleleh melihat seorang Zulfi yang begitu tampan, siapa yang tak terbius oleh ketampanan Zulfi, secara dia cowok tertampan disekolah, beruntung gue jadi pacar dia, banyak cewek-cewek iri sama gue, karena bisa jadi pacar dari seorang Zulfi yang ganteng, juga manis pula kek gula.

Gue dan Silvi berjalan santai seolah-olah gue gak peduli kalo ada dia di sana, tapi saat gue berjalan melewati dia, langkah gue terhenti, karena dia memegang tangan gue, otomatis gue berbalik menghadapnya.

"Apa sih? gue mau pulang," kata gue datar.

"Maafin aku yah yang, aku anterin yah?" Katanya memelas.

"Gak usah deh, bentar lagi bang Roy bakal kesini".

"Tapi yang, aku minta maaf masalah yang tadi, bukan aku enggan bertemu orang tua kamu, tapi aku masih belum siap yang. aku janji setelah aku sudah mendapatkan pekerjaan yang layak, aku langsung pergi nemuin orang tua kamu, dan minta izin buat ngelamar kamu," jelasnya.

"Tapi ingat, aku pegang janji kamu!!" jawab ku singkat.

"Iya aku akan tepati janji ku, tapi jangan marah lagi yah,".

"Mana bisa aku lama-lama marahan sama kamu, tadi aku cuman ngerjain kamu aja kok," kata gue sambil cengengesan.

"Dasar yah, untung sayang," katanya sambil mengacak" rambut gue

"Udah kelar kan masalahnya, kapan pulangnya nih?" Silvi yang dari tadi jadi obat nyamuk kini angkat bicara.

"Sabar napa, bang Roy masih dijalan, mungkin kena macet dianya" jawab gue.

Sambil menunggu bang roy datang, kita bertiga berbincang-bincang, tapi lebih tepatnya gue sama Zulfi aja, sedangkan Silvi sesekali menyaut, ya begitulah sifat silvi, agak sedikit cuek tapi dia sangat perhatian juga sayang sama gue.

Beberapa saat menunggu, akhirnya nongol juga abang gue yang super duber ganteng ini, tapi ngeselin.
Mobilnya berhenti tepat disebelah gue dan Zulfi, dia pun menurunkan kaca mobilnya.

"Ayok buruan masuk!!" katanya sambil menatap gue juga Zulfi.

"Iya bang bentar dulu," jawab gue.

Gue langsung menghadap Zulfi dan berpamitan padanya, "Aku pulang dulu yah yang, kamu hati-hati dijalan, bawa motornya jangan ngebut-ngebut!!" kata gue sambil menegang tangannya.

"Kamu juga hati-hati di jalan," dia tersenyum manis kearah gue, rasanya gak rela ninggalin dia sendiri, takut ada yang nyamber.

"Cepetan dek, lama banget sih, abang tinggal ni!!" Kini abang gue mulai kesal.

"Iya iya bawel banget sih, ayok Sil masuk, takut yang di dalem tuh ngamuk," kata gue sambil ngelirik bang Roy.

"Zul kita pulang dulu ya," kata Silvi pada Zulfi.

"Hati-hati dijalan!!" jawab Zulfi.

"Bye yang, aku pulang dulu," gue melambaikan tangan pada Zulfi kemudian masuk kedalam mobil.
Bang roy pun melajukan mobilnya meninggalkan area sekolah.

JODOHKU MANTAN KEKASIHKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang