Prolog (The Guardine's)

56 5 0
                                    

Suara tepuk tangan meriuhkan suasana di dalam aula. Dua belas orang yang menjadi objek perhatian di atas panggung tak menampakkan wajah antusiasnya sama sekali. Semuanya sibuk dengan pikiran masing-masing. Entah itu pikiran tentang masalah pribadi atau tentang pekerjaan mereka ke depannya di organisasi The Guardine's.

Yang jelas, tak ada rasa senang sedikitpun. Sebab semua murid di sekolah SMA Daesang tau bahwa organisasi yang baru saja mereka emban bukanlah sebuah organisasi biasa. Namun organisasi berbahaya yang bisa saja merenggut nyawa kapanpun.

"Anggota baru The Guardine's boleh turun."

Setelah pelantikan selesai, para member The Guardine's pergi ke ruang khusus mereka untuk beres-beres.

"Hidup saja belum benar, aku sudah di pilih menjadi ketua untuk mengurus hidup orang lain." Aeri menghempaskan pantatnya di sofa setelah menyapu.

"Kau tau kan aku ini pemalas? Heran kalau aku bisa di pilih menjadi anggota dalam organisasi yang mengurangi waktu tidurku." Jiae ikut-ikutan duduk di samping Aeri sambil menyobek bungkus permen stik.

"Bagaimana dengan aku?" Shion membuka lembar file riwayat program kerja anggota lama, "nanti aku harus menulis sebanyak ini." Gerutunya sambil memamerkan salah satu halaman file itu.

"Tenang saja Shion, sekeretaris di sini bukan hanya kau. Ada aku dan Nara juga. Iya, kan Nara?" Celetuk Raemun sembari menaik-naikkan alis menggoda Nara yang sibuk mengelap meja di tengah ruangan.

"Iya." Sahutnya malas.

Aeri bangkit dari duduknya. Ia menepuk tangannya mengisyaratkan semua orang mengalihkan perhatian padanya. Matanya menatap satu persatu orang di sana lalu tersenyum.
"Jam 9 malam nanti kita berkumpul kembali di sini, ok!?"

"Baik!" Ucap semua serentak.

The Guardine'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang