—cerita ini hanya fiksi belaka. Jangan di tiru :3
Jaman modern, perkara dandan melekat tidak pandang jenis kelamin. Jeno yang pada dasarnya tidak terlalu perduli soal penampilan, tiba-tiba mulai memperhatikan kekusaman di wajah Jaemin yang kerap digunjingkan teman seperkantorannya. Itu terjadi ketika mereka berkunjung ke rumah Jeno.
"Itu benar suamimu, Jen? Jaemin Na yang manis dulu?”
Nada tak percaya sekaligus kaget dari mereka terlampau Jeno hapal. Tidak hanya terjadi satu kali. Setiap kali mereka membuat acara minum bersama, rumah Jeno yang memiliki halaman luas selalu jadi sasaran. Mereka akan selalu menemukan Jaemin menghidang samgyupsal, bahan untuk bossam, dan botol soju yang sudah mereka beli dalam perjalanan.
Jaemin yang berpenampilan asal-asalan ditambah kusut di wajah.
"Hei, Jen. Suamimu kenapa seperti tidak terurus begitu?"
"Kau ini, bergaji besar tapi pelit sekali untuk biaya perawatan suamimu."
"Aku heran kenapa kau bisa tahan pada Jaemin sampai sekarang. Berniat selingkuh denganku, Jen?”
Karena bingung, Jeno memilih tertawa sembari mengalih pembicaraan. Ia memanggang potongan samgyupsal dan lainnya agar mereka berhenti mengoceh. Meski begitu dalam hatinya berkecamuk dengan banyak pikiran.
Seluruh teman Jeno sudah pulang. Jaemin dengan cekatan membereskan sisa kekacauan di halaman rumah mereka. Ada juga bekas muntahan tak tahu tempat. Mau tidak mau, Jaemin harus segera mengepel malam itu juga. Jika tidak, bau tak sedap akan memenuhi rumah mereka.
Jeno tidak akan bisa istirahat dengan nyaman nanti.
Dua jam kemudian, pekerjaan Jaemin selesai. Ia mencuci muka dan menggosok gigi terlebih dahulu, baru mengisi ruang kosong di ranjang mereka. Ia melirik pada Jeno yang tidur membelakanginya. Sudut bibirnya mengembangkan senyum.