Dexa ☝🏽 Rizal
Ada yang kangen sama mereka?? Hhe
Dey kambekkkHappy Reading......
🌚🌚🌚
Hari ini Dexa hanya duduk diam. Teman sekelasnya heran dengan kondisi Dexa saat ini. Tidak berbicara satu kata pun saat ditanya dan di panggil.
Sekelas merinding dibuat Dexa karena perubahannya yang cukup drastis. Rizal yang terkacangi, akhirnya ngambek dan gamau liat Dexa lagi.
“Wadow. Tangan gue dodol. Jangan dzolimi gue. Gue aduin Dexa baru tau rasa lo!” Rizal lari menuju Dexa yang duduk santai di kursinya, habis keliling kelas menghampiri meja temannya satu-satu.
Menggeser kursinya agak mendekat dengan kursi Dexa yang berseberangan dengan Dexa.
“Dexa sayangnya Ijal. Ijal ditampol Jopi. Tangannya sakit nih Dex, keluarin jurus Dexa gih. Hiks.” Drama Rizal sambil ngeluarin air mata buaya, muka dijelek-jelekin padahal muka udah jelek.
Dexa hanya manggut-manggut tanda mengerti. Terus melihat ke arah Jovian sambil melotot. Namun, tidak beranjak dari singgasananya. Dan menggoyang-goyangkan kakinya bergantian.
Dexa merangkul Rizal pelan sambil meletakkan jari telunjuk di mulutnya sendiri, isyarat menyuruh Rizal diam. Rizal cengegesan lalu mengangguk paham.
Jangan lupakan Raksa yang duduk di samping Dexa, memperhatikan kelakuan bocah gendeng di sampingnya.
“Najisin banget lo Zal. Manja kek ciwi-ciwi perempatan lampu merah.” Raksa menatap jijik ke arah Rizal yang menatapnya sok polos.
“Sewot lo. Bilang aja mau. Ya kan ya kan. Ga gue ijinin. Dexa kan punya Ijal. Kan Dex?” tanya Rizal sambil menggoyangkan tangan Dexa. Membuat Dexa terganggu dan berdecak sebal lalu menganggukkan kepalanya pertanda iya biar fast.
Rizal yang manjanya kumat, sedang Dexa yang cuek-cuek kek di nopel-nopel.
“Kekepin aja terus Dex Rizalnya. Biar dia membujang sampai tutup usia” kekeh Rena melihat tingkah kedua bocah alay itu. Udah kaya emak sama anaknya.
Dexa hanya melengos, tanpa menjawab ucapan teman sekelasnya itu. Geri yang di samping Rena mengernyit, melihat Dexa yang hanya diam saja. Biasanya dia bawel dan ngerocos gaje setiap kali diajak ngobrol temen-temennya. Apalagi kalau udah menyangkut sahabatnya itu, si Rizal kurang gizi.
“Lagi sakit gigi Dex? Tumben mingkem.” lanjut Geri setelah heran melihat Dexa diam.
Lagi-lagi Dexa memberi isyarat agar temannya itu diam. Geri melengos, menyenggol bahu Rena karena kesal.
“Woi! Kok gue yang disenggol. Apa salah dan dosaku sayang.” kesal Rena, namun setelah nya dia bernyanyi membuat kebisingan di kelas makin menjadi-jadi.
Bahkan ada yang menggebrak-gebrak meja, untuk mengiringi Rena bernyanyi. Somplak memang.
“Cinta suciku kau buang-buang.” lanjut Rezky bernyanyi sambil memakai penghapus papan tulis yang tergeletak di atas meja.
“Aseequeee” lanjut sekelas serempak.
“Uhuyyy, mantapppp.” sambung Febiansyah sambil cengengesan.
“Lanjotttt, terus.” pekik Rizal mengangkat kepalanya yang dirangkul Dexa.
Namun Dexa mengeratkan rangkulannya di leher Rizal. Mengisyaratkan bahwa Rizal harus diam. Gausah ikut-ikutan. Rizal yang di dalam rangkulan hanya meringis dan duduk anteng di samping
Dexa yang diam-diam bikin sekelas merinding. Karena biasanya dia yang paling heboh, sambil goyang-goyang bang Jali.
“Ah ga seru. Bubar bubar. Si biang kerok lagi kemasukan jin.” desah Rena pelan sambil menatap Dexa yang masih anteng merangkul Rizal.
“Yahh.”
“Iya neh. Ga mantep.”
“Ga seru.”“Yuk bubar hayuk. Kantin aja yuk, yuk, yuk.” Sahut Devan mengajak teman-temannya untuk ke kantin. Kebetulan guru-guru mengadakan rapat. Jadi seluruh kelas mendapat jam kosong sejam sebelum istirahat.
“Yuhuuuu. Dibayarin Devan dong kita. PJ dong Van, habis jadi sama Reni.” lanjut Rena yang merupakan saudara kembar Reni. Semalem habis curcol sampe pagi, karena Reni kegirangan.
“Yow. Skuy, makan sepuasnya. Gua bayarin. Mumpung dompet tebel, habis gajiann dungsss. Duluan aja. Mau jemput yayang Reni dulu, mau ngajak makan siang bareng kaya di tipi-tipi.” suruh Devan cengengesan sambil beranjak dari kursinya untuk menjemput Reni.
Sedetik kemudian, kepala Devan muncul lagi di pintu, sambil cengengesan dia berucap. “Hhehe. Tapi jangan lebih dari 10rb ya. Per kepala 10rb aje. Kalo mau lebih, bayar pake kantong sendiri. Gua bukan bank berjalan.”
Lalu Devan melenggang pergi, melanjutkan perjalanan menjemput sang kekasih barunya yang tertunda tadi.
Sedang teman sekelasnya bubar, Dexa dan Rizal masih duduk di kursi masing-masing. Melihat Dexa yang diam saja, membuat Rizal kesepian.
“Dex, ngomong dong. Malesin banget ah, diem mulu. Kenapa sih.” sebal Rizal sambil bersedekap.Dexa merobek kertas dari bukunya, lalu menulis. Menggeser kertas tersebut.
Rizal membaca tulisan tersebut “Kalo gue ngomong, entar lu pingsan.” yang tertulis di kertas tersebut.
Rizal menghela nafas. Rizal mengerti sekarang, mengapa sahabatnya itu enggan membuka mulut. Ternyata habis makan pete. Musim pete, jadi bikin Dexa lupa diri.
Biasanya dia ga kebablasan dan bisa menahan sampai hari sabtu, saat besoknya minggu dan artinya libur sekolah.
“Ah elah. Ni bocah. Biasanya juga gue yang temenin lu makan. Biarpun gue ga makan.” jawab Rizal memanyunkan bibirnya.
Rizal mengeluarkan permen dari saku bajunya. Lalu membuka bungkus dan memasukkan ke mulut Dexa. Dexa dengan senang hati menerimanya.
Lalu tersenyum lantas mengambil tangan Rizal hendak menyalami Rizal. Rizal yang tau gerak-gerik sahabatnya langdung menarik tangannya dan menyentil kening Dexa.
“Dikira gue bapak lo!” Dengus Rizal. Lalu menarik pinggang Dexa agar berdiri.
“Skuy kantin. Dapet makan gratis ni” ajak Rizal.
Mendengar kata gratis, Dexa berlari menuju kantin dan meninggalkan Rizal di kelas. Rizal menatap tidak percaya ke arah sahabat uniknya itu.
🌚🌚🌚🌚
Selamat pagiiiii. Ketemu lagi nih sama Dexa. Gimana-gimana ceritanya? Masih ga nyambung ya. Maaf atuh:') Semoga menikmati. Jangan lupa lockdown manteman. Jaga kesehatan. Jangan ke tempat ramai. Mendingan di rumah kayak Dexa sambil baca Wattpad. Banyak cerita-cerita seru yang sayang dilewatkan. Selamat lockdown. Jangan lupa berjemur. Sampai ketemu di bagian selanjutnya 💝
09/04/2020
KAMU SEDANG MEMBACA
DEXA'S WORLD
HumorKisah tentang Dexa dan teman-temannya dengan segala kegajeannya dari lahir. Kisah minim konflik, intinya bahagia-bahagia aja dibanyakin. Cuma kisah keseharian Dexa dalam menjalani kehidupannya. Yang ingin tau gimana keseruan dan kocaknya sosok Dexa...