vi. hujan bersama Satria

70 9 8
                                    

Gagal itu adalah bumbu dari perjuangan. Kamu gaakan pernah ngerasain nilai sebuah perjuangan kalau gak pernah ngerasain gagal. Percayalah, Tuhan hanya ingin melihatmu berusaha lebih dari itu.

°°°

Motor CRF itu membelah jalan Raya Bandung yang masih basah karena gerimis masih saja turun. Satria yang tadinya berniat untuk menerobos entah mengapa teringat akan seorang penumpang yang ia bawa. Namun melihat Tara yang memakai hoodie kembali menguatkan tekadnya untuk terus menerobos.

"Satria, apa kamu tidak membawa jas hujan?" tanya Tara di tengah kebisingan kendaraan.

"Hah?? Apa?"

"Jas hujan"

"Enggak ada, nggak punya."

"Bisakah kita neduh saja?"

"Nanggung, bentar lagi juga sampai."

Tara hanya bisa menghela napas. Lalu dipakainya penutup hoodie nya. Sungguh Bandung malam ini sangat dingin.

Setelah 10 menit, akhirnya mereka sampai di rumah Satria. Saat sudah sampai Tara segera pamit kepada Satria.

"Maaf, saya tidak bisa melanjutkan tugas ini. Bisakah kita sambung besok?"

"Kenapa? Nanggung lah, males gue kalo besok-besok."

"Saya tidak bisa, Satria."

"Ya tapi gak bisa kenapa?"

"Gapapa, saya harus pulang"

"Lo marah karna gue gak mau neduh tadi?"

"Bukan seperti itu. Maaf, kita lanjut besok saja tugasnya. Saya pamit. Assalamualaikum" ucap Tara yang langsung keluar menuju gerbang rumah Satria.

Segera gadis itu memesan ojek online. Tara memutuskan untuk memesan mobil kali ini. Karena rasanya Tara sungguh tidak kuat jika harus terkena hujan lagi.

"Katanya mau pulang?"

"Belum sampai"

"Kenapa gak bilang? Gue anter dari tadi" ucap Satria.

"Tidak usah" ucap Tara berusaha tenang.

Tak lama kemudian sebuah mobil datang.

"Saya pulang dulu, Satria."

"Hmm" jawab Satria sekenanya.

Setelah mobil tersebut menghilang di pertigaan jalan. Satria masuk kedalam rumahnya. Hujan saat ini tidak terlalu deras daripada saat di jalan tadi.

Satria lalu memasukkan bahan-bahan yang dibelinya tadi kedalam kamarnya.

"Mas, mbak Dewi mana?" tanya Anjas yang baru saja selesai mandi.

"Jalan sama Bang Arga"

"Mas, laper nih" rengek Anjas.

"Makan lah"

"Ayok, aku siap-siap dulu ya"

"Ngapain siap-siap?"

"Katanya ngajakin makan?"

"Emang di dapur gaada?"

"Krupuk doang"

"Yaudah makan aja krupuk"

"Yaelah mas, ayo makan diluar"

"Bapak mana?"

"Di kamar"

"Ajak Bapak aja sono ah"

"Lagi packing tuh,"

"Buat apa?"

Tentang Satria dan Penggemar RahasianyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang