Aku selalu jatuh cinta, pada seseorang yang tak pernah melihat kearahku.
°°°
Akibat tugas biologi yang mengharuskan Satria mengerjakan di rumah Tara kemarin membuat Satria harus terburu-buru berangkat sekolah pagi ini. Sekiranya jam tiga pagi tadi semuanya sudah selesai dan beres, tetapi akibat kantuk yang melanda membuat Satria harus ketiduran di rumah Tara, dimana saat bangun sudah jam empat pagi. Dan saat itu memang Tara yang membangunkannya dan menyuruhnya untuk sholat. Gila sekali Satria hanya tidur satu jam. Lalu ditawari oleh Mama Tara sarapan yang Satria tolak dengan alasan takut kesiangan. Alhasil sesampainya di rumah Satria justru malah melanjutkan tidurnya dan baru bangun setengah tujuh tadi.
"Gabisa Den Satria. Bapak nanti dimarahin Pak Tatang." ujar Pak Wawan-satpam smala.
"Pak, saya jam pertama ada jamnya Bu Ulya, bapak tega saya nanti di cincang-cincang sama Bu Ulya?" jawab Satria berusaha meyakinkan Pak Wawan.
"Ngeri banget atuh den,"
"Makanya, Pak. Masa tega sama saya, saya janji nanti bakal aman masuk kelasnya gak akan ketauan."
"Atuh Den, bapak takut"
"Anak bapak pengen banget kan naik motor CRF, nih punya saya suruh pakai dulu aja sampe nanti sore, gapapa saya ikhlas." Satria mencoba bernegosiasi.
"Iya atuh den, si Ucup teh kepingin naik ginian." Jawab Pak Wawan antusias.
"Yaudah pake aja asal bapak bukain gerbangnya" ucap Satria.
"Iya atuh den, siap" jawab Pak Wawan semangat.
"Hhh, dari tadi kek pak" ujar Satria jengah dan segera masuk begitu gerbang sudah dibuka.
°°°
Presentasi biologi berjalan dengan sangat lancar, tanpa disangka Satria dan Tara mendapat nilai terbaik dan pujian dari Bu Ulya karena bagan yang mereka buat memang sangat kreatif ditambah lagi Tara yang selalu bisa menjawab setiap pertanyaan yang diajukan Bu Ulya. Satria? Jangan ditanya dia selalu memasang senyum percaya diri dan menjawab sesekali berkat bantuan Tara.
Bel istirahat pertama sudah berbunyi satu menit yang lalu. Satria langsung menjatuhkan kepalanya di meja dan menggunakan kedua tangannya sebagai bantalan. Sungguh dia terlihat sekali sangat mengantuk.
"Mama bikin sandwich buat kamu." ujar Tara sambil memberikan sebuah kotak bekal.
Satria yang masih memejamkan matanya terpaksa membuka lagi dan menemukan kotak bekal berisi sandwich yang sangat menggiurkan itu.
"Tau aja gue belum sarapan" ujar Satria semangat sambil membuka kotak bekal itu.
"Tadi sudah ditawarin sarapan malah nolak takut kesiangan, tapi kenapa telat?" tanya Tara.
"Ya gak enak lah, masa udah keblabasen tidur di rumah orang malah minta sarapan" ujar Satria lagi sambil memakan sandwich.
"Maaf ya semalam saya malah ketiduran." Ujar Tara merasa bersalah.
"Gapapa, lagian gue juga gak tega bangunin Lo" jawab Satria Yang hanya dibalas Tara dengan sebuah senyuman.
°°°
"Kak Satria"
Panggilan itu membuat Satria menghentikan langkahnya sejenak dan berbalik untuk melihat siapa yang memanggilnya. Ternyata Azara, adik kelas yang selalu mengganggu Satria akhir-akhir ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Satria dan Penggemar Rahasianya
Fiksi Remaja"Saya ada bolpoin, kamu mau pinjam, Satria?" Satria hanya melirik tawaran gadis formal di sebelahnya ini. Gadis pandai yang selalu berbahasa formal meskipun dengan teman sekelasnya. "Gue gak sekere itu!" "Yasudah, maaf saya hanya menawarkan bantuan...