17. Damai [ Revisi ] ✔

241 23 0
                                    


Bagaimana pun caranya untuk menghindar. Aku tidak bisa jika yang dihindari itu kamu.

**

Rumah berdesain seni membuat Syila ternganga tak percaya. Rumah ber cat cokelat kayu ini tampak menakjubkan dipandangya. Memasuki pekarangan rumah--atau halaman rumah Syila disuguhkan lukisan timbul bercorak musik didalamnya.

Apalagi didepan pintu, terdapat guci guci berbentuk berbagai alat musik. Pemilik rumah ini begitu kreatif. Bisa dilihat lihat, tema rumah ini merupakan Seni Alat Musik.

Di ruang tamu saja, aneka alat musik seperti biola, gitar dan banyak lagi terjejer manis ditempatnya. Membuat Syila semakin kagum.

Gadis itu menoleh sesaat, "Lo sendiri disini Key?"

"Ya enggak lah, ini kan rumah Bunda Elena, Bunda nya Chan. Gue cuma numpang aja" Jelasnya membuat Syila mengangguk dua kali.

"Eh bentar ya, kamar gue belum diberesin. Lo tunggu aja disini, tar gue balik lagi"

Syila mengangguk, memandangi Keyla sampai hilang ditelan pintu. Gadis itu kembali menelisik setiap inci rumah ini. Mulai dari memandangi foto keluarga yang hanya berisi tiga orang. Disana figure cokelat berukuran besar, terpampang jelas di tembok kanan ruang tamu. Ada seorang Wanita anggun bersanggul dengan pakaian batik tersenyum manis, merangkul kedua putra putrinya.

Chanyeol sendiri, dia memakai kemeja batik berwarna senada dengan Wanita itu tampak tersenyum lebar, menunjukkan lesung pipit nya dengan jelas. Disisi kanan Ibu nya, terdapat Perempuan dengan rambut sebahu lurus, mata besar nya terlihat dengan gaun batik yang sama dengan sang Ibu.

"Eh, ada tamu rupanya"

Syila terlonjak, meringis malu kala Wanita anggun itu menghampirinya. Gadis itu berjalan kikuk, menyalimi lengan dia sopan

"Siang Tante"

"Siang juga cantik, Temen Key ya?" Tanyanya tersenyum cantik.

Syila mengangguk, "Iya tante, Aku Syila, Temen sekolah Key"

"Saya Bunda Chanyeol, Elena, tante Keyla" Ucapnya memperkenalkan diri sopan.

"Eh iya tante, darimana Tan?" Syila tersenyum membalas titahan Elena, mendudukkan diri di sofa cokelat.

"Biasa, udah dari butik. Banyak pelanggan jadi capek" Sahut Elena ramah, tersenyum lebar.

"Tante wanita karir ternyata" Elena tersenyum menanggapi, Wanita itu tersadar. "Eh kamu mau minum?"

Syila cepat menggeleng, "Gak usah Tante, ngerepotin" Tolak Syila tak enak.

Elena bangkit, "Gapapa, gak nger--" Ucapan Elena terpotong kala kedatangan Pemuda jangkung berseragam sama dengan Syila.

"Assalamualaikum Bunda, Chanyeol putra tersayang Bunda pu ... lang" Chanyeol mengerjap, berjalan kikuk menyalimi Bunda.

"Kebiasaan banget kamu, gak malu sama gebetan?"

Syila terperangah, mulutnya terbuka kecil tak percaya. Gadis itu berdehem kaku, memalingkan wajah.

Chanyeol menutup mulut, "Stttt, jangan bongkar dong Bun, kenapa sih?" Bisiknya dengan pandangan kesal.

"Lohh, kan bener dia yang suka kamu ceritain sama Bunda tiap malem--" Elena justru berucap keras, membuat Syila lagi lagi salah tingkah. "--apalagi kemaren nangis bombay dibalkon, gak malu apa?? Terus katanya kamu cemburu kalo Syila deket sama temen kecil mu itu, siapa ... Sehun kan? Terus apalagi ya, kamu katanya ada masalah sama Syila??" Elena menyerocos tanpa henti, Chanyeol ditempatnya sudah memerah kini.

KAKEL CHANYEOL | 💎 PCY [ On Revisi ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang