39. Sebenci itu Kah? ✓

172 16 0
                                    

"Ternyata benar, apapun akan hancur jika melibatkan perasaan."

**

Setelah diskusi dengan Papa Siwon, hasilnya besok sore berangkat. Kenapa tidak hari ini? katanya masih ada berkas yang harus di urus terlebih dahulu.

Dan Syila juga ingin berleha-leha dulu, terserah Papa nya mau bagaimana. Lagipula mau kapan juga Syila tinggal ikut.

Dari pagi, Syila memanfaatkan waktu untuk tidur nyenyak agar besok malam dapat begadang karena jalan-jalan menuju Bandung.

Sore nya, dia menunggu Mama pulang dan maraton movie sampai tidur lagi. Baru pukul 7 malam, dia terbangun. Ingin ngemil namun persediaan habis karena Suho yang ambil untuk begadang di kamarnya.

Dia mengelap wajah dengan handuk, mengambil acak hoddie matcha dengan celana putih pendek di atas lutut. Syila turun dari tangga, celingukan mencari orang.

"Mau kemana dek?"

Barulah dia menoleh, melihat Mama yang baru menyelesaikan cucian piring di dapur.

"Mau kedepan bentar, beli cemilan. Stok aku abis di makan abang."

Yeri terdiam sesaat, walau selanjutnya dia mengangguk, "nggak mau di anter Pak Gusdi aja?"

"Nggak usah lah Ma, deket ini tinggal jalan. Udah ya, Syila pergi dulu byee!!"

"Hati-hati sayang! Langsung pulang!"

"Iyaaa!"

Yeri menggeleng kecil, walau entah kenapa memandangi kepergian Syila dengan perasaan mulai gusar mulai menyerang. Namun ia hanya menggeleng mencoba berpikir positif.

Gadis berhoddie matcha itu merapikan rambut panjangnya, melirik kanan-kiri melihat komplek sekitar sini gelap. Sepertinya rumah ini ditinggal ke luar kota, atau tidak hanya ditinggali saat dinas saja. Makanya malam ini suasananya agak mencekam.

Dia mencoba tak peduli, membuka pintu indomaret dan memilih beberapa camilan, lalu membayar nya ke kasir

"Terimakasih,"

Syila mengangguk kecil, keluar indomaret menenteng keresek makanan. Bersenandung kecil mengingat jalanan malam ini sepi sama seperti tadi.

Namun disaat tenangnya suasana malam itu, Syila menghentikan langkah saat merasakan seseorang mengikuti nya. Kepalanya tertoleh, Syila memandang sekitar yang sepi.

Dia agak meneguk ludah takut, mencoba tak peduli melanjutkan langkahnya kembali dengan perasaan gusar mulai menyerang. Semakin cepat dia berjalan, semakin terdengar jelas derap langkah yang beriringan membuat Syila panik saat itu juga

Dia kini agak melirik sambil berlari, sial, ada salah apa sampai-sampai Syila dikejar sekelompok berpakaian hitam di malam yang sepi ini?

Keningnya mulai berkeringat dingin, kakinya sudah lemas karena berlari sedari tadi. Rasa-rasanya jalanan ini seperti lorong panjang yang tak ada habis-habisnya.

"HAH!"

Syila berteriak kaget berhenti mendadak, kelopak matanya membulat dengan nafas terengah-engah memandangi tiga orang berpakaian hitam menghadang jalannya.

KAKEL CHANYEOL | 💎 PCY [ On Revisi ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang