Realita tidak pernah salah, tetapi dapat menyakitkan―bagi sebagian orang.
°°°
Now playing
NCT Dream - Go°°°
Donghyuck mengambil napas panjang, sorot matanya memandang lemah pada Hana yang berjalan gontai sekitar dua meter di depannya. Kepalanya benar-benar terasa berat. Pemuda Lee itu bisa saja melampiaskan kekesalannya pada Jeno, namun ia memilih bungkam. Ia tak sepatutnya menyalahkan Jeno. Perkataan Jeno benar adanya, membantah pun Donghyuck tak bisa.Di sisi lain, Hana tenggelam dalam pikirannya. Ia tak perlu menunggu jawaban Donghyuck atas pertanyaannya tadi siang. Sebab, saat Donghyuck menggerbrak meja, saat sorot mata Donghyuck yang bergetar jatuh pada irisnya. Saat-saat itu, Hana tau, bahwa Jeno tak bercanda.
"Haechan⸺"
Jeno mencoba menyamakan langkah, namun Donghyuck menghalaunya dengan tangan kanan. Ia tak ingin diganggu.
"Maaf ...," sambung Jeno, tetapi Donghyuck tetap diam. Donghyuck tidak memerlukan permintaan maaf Jeno. Pemuda itu tidak salah. Realita tidak pernah salah, tetapi dapat menyakitkan⸺bagi sebagian orang, termasuk dia, terlebih Hana.
Di jam pulang sekolah ini, Jeno, Jaemin, Chenle, Renjun, Jisung, dan Eunji mengikuti Donghyuck dan Hana. Mereka masih tidak enak hati dengan Hana. Mana mungkin mereka akan membiarkan gadis Kagerama itu sendiri. Bahkan Eunji yang baru saja bergabung menjadi merasa sungkan.
Begitu sampai di ambang pintu gerbang, Jeno, Jaemin, Chenle, Renjun, dan Jisung tiba-tiba menghentikan langkah, namun Jisung tampak paling dibuat terkejut. Mereka mendapati sekelompok murid laki-laki berseragam abu-abu.
"Mereka?" Jaemin mengenali kelompok itu. Mereka adalah Hwang Hyunjin, Han Jisung, Lee Felix, Kim Seungmin, dan Yang Jeongin dari SMA Yasaeng.
"Kya! Haechan," pekik Jeno dan menarik bahu Donghyuck. Donghyuck yang tadinya hanya menatap lemah, langsung terbelalak begitu Jeno mengerling ke depan dan mendapati musuh bebuyutan mereka. Donghyuck dan Jeno lekas berlari ke arah Hana, mencegat, dan memunggungi perempuan itu layaknya sebuah benteng.
"Hey, change your ways!"
Donghyuck bersuara dengan nada mengancam pada komplotan di hadapannya. Jaemin, Chenle, Renjun, Jisung, bahkan Eunji menyusul. Namun, Jisung tampak berkeringat dingin dan tangannya bergetar. Sementara, Hana seketika kembali pada kesadaran. Ia mendapati Donghyuck dan Jeno yang berdiri di depannya. Di hadapannya tampak murid-murid dari sekolah sebelah.
"Kami hanya ingin menemui Park Jisung," tutur Hyunjin yang berdiri paling depan. Sontak semua mata mengarah pada Jisung yang sudah bermuka masam. Ia ingin sekali lari, tapi sepertinya sudah terlambat. Jika ia lari, kemungkinan dikejar dan kena hajar sangat besar.
"Apa urusan kalian dengan Jisung?" Tanya Jeno dengan suara lantang.
"Dia menipu Jeongin," balas Hyunjin dan menatap tajam Jisung.
"K-Kya!" Hardik Jisung ragu, ia tak terima dengan perkataan Hyunjin, namun ia juga takut. "Jeongin sendiri yang mau bertaruh. Salahkan dia yang kalah."
"Kya!" Jeongin tak terima pula. "Kau yang mengakaliku!"
"Aish, sudahlah. Biar kuberi pelajaran dia," ujar Hyunjin lalu berjalan ke arah Jisung, sontak Donghyuk menghalangi. "Minggir!" Donghyuck tetap menghalangi Hyunjin.
Bugh!
Hyunjin yang geram, mendaratkan pukulannya pada Donghyuck.
Bugh!
Kali ini Hyunjin tersungkur di aspal. Han, Seungmin, Felix, dan Jeongin menyusul. Begitu pula dengan Jeno, Jaemin, Renjun, dan Chenle yang melindungi Jisung. Sementara, Hana dan Eunji segera mundur dari sana. Perkelahian tak terhindarkan.
Hana menatap ngeri pada teman-temannya yang memukul dan menendang lawan. Hana memang tau komplotan musuh Donghyuck, tetapi ia tidak pernah melihat perkelahian mereka secara langsung. Menurutnya, ini mengerikan. Tapi, yang lebih mengerikan lagi adalah ia tidak bisa berbuat apapun. Tangannya bergetar. Ia takut.
"Haechan!"
Terdengar jeritan nyaring seorang perempuan dari kejauhan. Ternyata seorang siswi yang berseragam SMA Yasaeng. Siswi itu berlari menuju area perkelahian, lalu berlari ke arah Donghyuck dan Hyunjin. Perempuan itu mencoba menghalangi Hyunjin.
Bugh!
"Akh!"
Perempuan itu terjatuh. Pukulan yang hendak dilayangkan Hyunjin pada Donghyuck justru mengenai siswi itu. Hyunjin terkesiap, ia salah sasaran. Donghyuck terbelalak, terkejut pada kehadiran seorang gadis di sampingnya.
"Choonhee?!"
Donghyuck kemudian menatap nyalang pada Hyunjin. Ia seperti hilang kendali, pukulannya seolah bertambah dua kali lipat dan berhasil membuat Hyunjin mundur beberapa langkah.
"Kya! Berhenti!"
Suara bariton dari seorang pria berhasil menarik atensi siswa-siswa itu sejenak. Rupanya, satpam sekolah muncul. Satpam itu berlari ke arah mereka dan membuat komplotan SMA Yasaeng itu lari tunggang langgang. Dalam hati, satpam itu merutuki diri sendiri karena adanya perkelahian yang luput dari pengawasannya.
"Choonhee-ya," panggil Donghyuck dan membantu siswi itu berdiri.
"Choonhee-ya!" Jeno mendekat.
"Choonhee, kau tidak apa-apa?" Tanya Renjun khawatir.
Choonhee? Tanya Hana dalam hati. Mereka mengenal cewek itu? Hana dan Eunji lantas mendekat pula.
"Aku nggak papa," balas Choonhee, meski sedikit meringis saat Donghyuck merangkul perempuan itu untuk dapat berdiri.
"Kok kamu bisa ke sini?" Tanya Donghyuck, air mukanya masih memperlihatkan kekhawatiran.
"Tadi, aku denger mereka bicarain Jisung di kelas. Aku udah chat kamu, tapi kamu enggak baca. Jadi, aku ke sini. Takutnya Jisung sendirian. Ternyata malah ada kalian semua."
"Maafkan aku, Noona," sesal Jisung dan menunduk. "―Hyung."
"Udah," interupsi Chenle. "Kita bahas ini nanti. Dan Jisung ... sebaiknya kau beri penjelasan pada kami apa yang terjadi."
Hana mengerinyit. Perempuan itu tampak sudah sangat mengenal teman-temannya.
Kenapa aku tidak pernah mendengar tentang cewek ini? Batin Hana masih bertanya-tanya.
"K-Kau tidak apa-apa?" Tanya Hana sedikit ragu. Seketika, Donghyuck, Jaemin, Jeno, Renjun, Chenle, dan Jisung menoleh pada Hana.
Choonhee mengangguk pelan dan tersenyum pada Hana, lalu Hana membalas dengan senyum tipis.
"Baguslah, kalau begitu."
Aneh. Ada sesuatu yang aneh dari tatapan Jaemin, Jeno, Renjun, Chenle, dan Jisung. Iba. Ya, Hana dapat merasakannya. Sementara, Donghyuck membeku di tempatnya dengan tatapan yang ia tidak pernah lihat sebelumnya. Ia tidak mengerti arti tatapan itu.
"Ada apa?" Tanya Hana selanjutnya, membalas satu persatu tatapan teman-temannya dengan bingung.
"Hana-ya," panggil Jeno, kemudian meraih tangan kanan Hana. "Ikut aku." Jeno lantas meninggalkan tempat itu. Ia berlari, diikuti oleh Hana yang susah payah menyamakan langkah.
Bersambung ...
09/04/2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Flower | Lee Haechan✔︎
FanfictionSetiap kelopak bunga tidak akan mekar dan musim semi tak akan pernah datang tanpa seorang Lee Haechan. --- Cast : Lee Donghyuck × NCT Dream × OC Genre : School life, fluff, and overdrama 27 Maret sampai 23 April © 2020 by Hieroniek a lovely cover by...