1a

275K 3.4K 155
                                    

"Alana ya?" Tanya Regan sembari membelakangi Alana yang tersungkur karena jatuh.

"Iya, kok om ngadep kesitu sih. Alana kan ada disini?" Tanya Alana polos.

"Benerin dulu handuk mu." Ucap Regan kala itu, bagaimana bisa perempuan yang sudah berumur dua puluhan masih tidak sadar dengan hal begitu.

"Ah.." Alana baru menyadari nya.

"Udah om." Ucap Alana.

Regan dengan cepat membalikan tubuh nya dan segera membantu Alana untuk bangkit dari lantai. "Kenapa bisa begini?" Tanya Regan.

Ganteng banget, Alana baru tahu ada cowok yang lebih ganteng dari papa, hehe!

Alana tak menjawab. "Hello?" Pancing Regan membuat Alana bersuara kembali.

"Boleh tidak Alana tanya sesuatu?" Tanya Alana.

Regan mengangguk. "Nama om siapa?" Tanya Alana pada Regan si pria tampan dan seksi.

"Regan, om temen nya kakak kamu Ken." Ujar Regan menjawab pertanyaan Alana.

"Kesini buat apa?" Tanya Alana kembali.

"Jagain kamu." Ucap Regan sembari membawa tubuh Alana keatas kasur wanita itu.

"Wah, teman nya kak Ken ganteng-ganteng semua ya?" Tanya Alana kembali, kali ini membuat Regan hampir kesedak ludah nya sendiri.

Kenapa anak ini jujur sekali sih?

"Alana udah makan?" Tanya Regan mencoba peduli. Kalai saja ia tak kalah taruhan dengan Ken, gak bakal mungkin ia menjaga sesosok perempuan yang sikap nya seperti anak bocah ini.

Alana mengangguk. "Sudah sama mama dan papa." Ujar Alana.

Regan tak menyangka dari apa yang diceritakan Ken pada nya, Alana adalah sesosok perempuan cantik yang manja. Tapi ia tak pernah mengira akan semanja ini.

"Boleh ambilin baju Alana yang tadi ikut jatuh sama Alana gak om?" Tanya Alana seperti anak kecil yang tengah bermain bersama sesosok om nya.

Regan jadi merasa dirinya sudah tua sekali tiap dekat wanita bernama Alana ini. Umur nya yang masuk tiga puluh tiga tahun ini memang patut dibilang sudah tua, tapi pewarakan tampan dan tubuh seksi nya membuat nya ia terlihat lebih muda.

Regan segera mengambilkan dress wanita itu, ternyata yang tergeletak disana bukan hanya dress saja melainkan kedua dalaman miliknya dengan motif pink lucu menurut nya.

"Apa benar dia wanita berumur dua puluhan?" Gumam Regan.

Kini ia percaya kenapa Ken memintanya untuk menjaga seorang gadis dewasa, alias Alana si adik nya. Regan melihat kembali bra milik Alana yang ukuran nya lumayan besar menurutnya. "Benarkah ini milik Alana?" Ujar Regan sembari berjalan kembali ke ruang tidur wanita itu.

Aku pikir gak sebesar ini, tadi?

"Sudah om?" Tanya Alana.

Regan mengangguk sembari memberikan pakaian nya. "Jika ada pria lain dirumah mu selain keluarga, jangan biarkan dia melakukan ini lagi pada mu Alana. Dengarkanlah karena ini pelajaran baru yang sangat penting!" Ucap Regan pada wanita kelewat polos di hadapan nya.

Alana mengangguk nurut. "Kalau begitu om keluar, kamu pakai baju mu. Kita akan pergi ke supermarket membeli bahan-bahan yang diperlukan untuk makan, karena bibi mu baru saja pulang kampung saat om datang tadi." Ujar Regan.

"Oiya bibi kan pulang kampung hari ini, untung ada om ya jadi teman Alana." Ujar Alana sembari tersenyum manis.

Regan sedikit terhipnotis dengan senyum manis Alana, lalu kembali tersadar setelah nya. Jujur posisi nya yang hanya berdua dikamar wanita ini membuat pikiran Regan sedikit menjadi liar. Apalagi pakaian Alana yang mengundang burung nya berdiri untuk tegak.

Sadar Regan, dia anak kecil!

"Mau bagaimanapun aku ini lelaki brengsek tahu!" Runtuk Regan pada dirinya sendiri.

Setengah jam lebih Regan menunggu Alana bersiap dikamar nya, tapi tak ada tanda-tanda sedikit pun wanita itu turun kelantai satu.

Saat kakinya mau melangkah ke anak tangga ke tiga, suara langkah dari atas terdengar. Saat wajah Regan menghadap keatas, terlihat Alana yang tengah berdiri sembari tersenyum dari sana.

"Sudah siap?" Tanya Regan pada wanita yang saat ini tengah berjalan ke hadapan nya.

Alana mengangguk. "Alana lama ya?" Tanya Alana pada Regan.

Regan hanya tersenyum sebagai jawaban. "Makasih ya om, udah tungguin Alana. Memang tadi Alana sengaja lamain, mau tau om bakal tungguin Alana apa nggak." Ucap Alana dengan jujur.

Regan mengaga dibuatnya. "Alasan macam apa itu?" Gumam Regan.

Selama empat puluh menit mereka akhir ya sampai disupermarket, dan mulai memilih-milih bahan makanan. "Alana suka apa?" Tanya regan.

"Hm, kalau tanya itu bukankah terlalu cepat?" Tanya Alana balik pada Regan.

Memang apa salah nya menanyakan makanan kesukaan dihari pertama bertemu?

Regan menggeleng kearah Alana.
"Hm, Alana suka nya om." Ujar Alana malu-malu.

Astaga, bukankah Alana terlalu menggemaskan?

Regan menggelengkan kepalanya lagi, menyadarkan diri bahwa ini bukan saat nya menggoda dan tergoda anak bocah yang umur nya jauh sekali dari nya.

"Mungkinkah sepuluh tahun, atau dua belas tahun?" Gumam regan tidak percaya dengan otak nya yang mudah sekali merespons hal seperti ini.

Ken, sahabatnya terlalu biadab jika menyuruh nya menjaga wanita seperti ini, katanya adiknya itu polos tapi yang dilihat nya sekarang sama sekali tidak.

"Ayo keluar dari sini." Ajak regan.

"Ah gunakan dulu baju dengan benar Alana." Ucap regan kembali ketika melihat penampakan Alana yang masih cukup terbuka.

Alana mengangguk. "Om baik banget, kayak kakak-kakak nya Alana!" Ujar Alana bersemangat.

"Makasih ya om!" Ucap Alana berterimakasih

Selesai beberes Alana dan regan menuju kedapur, melihat banyak bahan kosong regan pun memilih untuk memesan beberapa makanan dari luar. "Padahal makanan seperti ini kurang sehat." Gumam regan.

"Makan dengan pelan Alana." Ujar Regan perhatian.

Jadi terfikir oleh nya tentang Ken yang berusaha menunjukan foto sang adik beberapa hari lalu, tapi ia selalu menolak.

Mungkin kalau aku tahu aslinya begini, aku akan menolak nya sebelum tergoda.

Alana, dengan wajah cantik serta imut yang dimiliki wanita itu nampak berbahaya. Belum lagi kini senyumnya terlihat jelas disana, dihadapan nya benar-benar sangat berbahaya.

Apa dia merencanakan sesuatu agar membuatku terus memperhatikan nya?

Regan menggelengkan kepalanya entah sudah yang keberapa kali nya hari ini.

Regan apa kamu gila, dia hanya seorang bocah perempuan!

"Om regan gak makan, kenapa ngeliatin aku terus?" Tanya Alana dengan tatapan yang tidak dapat dibaca regan.

Regan mengangguk, lalu mengambil satu sendok air sup dan meminumnya. "Makanan ini cukup enak ya Alana." Ujar regan mencoba berbicara pada Alana

Alana menaikan satu alisnya. "Kenapa om terlihat gugup dan salah tingkah, atau jangan-jangan om suka juga sama aku ya?" Tanya Alana membuat regan tersedak.

Next?
Tekan vote juga ramaikan kolom komentar.
Kira-kira bisa 650 vote ga ya?

My Sexy Boss season 2 ⚠️ (first part)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang