dua belas lewat satu menit setelah jaemin teriak. cowok itu masih setia membekap mulutnya di depan pintu. sampai jisung harus mendorong badannya supaya dia bisa keluar.
"jaem udah malem, jangan teri—anjing."
berhasil keluar kamar setelah mendorong jaemin, jisung sama aja dibikin ternganga. bener apa kata jaemin,
ini rumah manusia apa rumah hantu?
"lo?!"
dua lawan delapan. saling nunjuk dengan tampang bloon kayak korban pembohongan jumlah celana dalam.
"gais! kayaknya ini emang belum selesai deh..."
jinyoung menoleh ke sekitarnya. menatap satu persatu wajah temannya yang lagi-lagi mendapat corak baru di beberapa tempat.
luka itu kembali.
"yaallah!" refleks cowok itu beringsut ke samping tembok sampai mepet nggak ada celah lagi.
"seungmin kenapa?" tanya soobin yang posisi duduknya nyender sofa, tepat sebelah seungmin tapi beda jalur, ngerti ga?
melihat seungmin kayak ketakutan, otomatis semua orang pada heran, nunggu penjelasan yang keluar dari mulut cowok itu tapi nggak satupun kata meluncur.
sampai pada akhirnya mereka tau penyebab seungmin pucet pasi. kepala cowok yang duduk tepat disebelah seungmin terangkat, fyi daritadi cuma dia yang nunduk.
glek, suara ludah semua orang yang cuma bisa didenger diri sendiri.
nggak tau siapa yang memulai, tapi setelahnya, semua orang kecuali seungmin yang masih mojok auto berdiri dan ngedempet jaemin jisung depan pintu.
awalnya mata cowok itu biasa aja, cuma bagian lainnya yang bikin ngeri. tapi begitu tau kalau temen-temennya pada menjauh,
perubahan yang terjadi tepat di depan mata sembilan wajah itu sukses bikin salah satu diantaranya pingsan,
saking nggak memprediksi, badan hyunjin dibiarin tergeletak begitu saja. mereka terlanjur takut, apalagi seungmin masih ada disana, tepat disebelah oknum yang membuat mereka semua deg-degan.
"heung..."
mulutnya terlihat bergerak, tapi nggak bisa. dan cuma menghasilkan gumaman tertahan yang membuat jisung bergidik.
"sunwoo...are you here?" bisik jinyoung sambil berjongkok, masih di tempatnya berdiri karena nggak mau mendekat.
iya, penyebab mereka semua ketakutan adalah sunwoo. cowok itu kelihatan beda banget, aneh sekaligus mengerikan.
mulutnya sobek, panjang banget sampai kulit kepala. dan yang bikin nggak bisa ngomong, mulutnya terjahit. hingga perubahan yang baru aja terjadi, mata normalnya seketika berubah hitam penuh.
"samperin young, samperin." soobin di belakang jinyoung nendang-nendang pantat cowok itu biar maju nyamperin sunwoo.
"ogaaahhh! takut gue." ucapnya sambil melipir pergi ke dapur.
alhasil mereka dibikin kaku sama sunwoo yang berulang kali menggerakan mulutnya tapi terpaku di satu sisi kalau jahitannya nggak bakal bisa lepas.
"kyu...sembuhin kek itu anak." gumam felix yang persis sebelah junkyu.
kelihatan junkyu tuh antara bingung sama nggak yakin kalau, "dia nggak kerasukan bego, mana gue tau nyembuhinnya gimana..."
karena suara junkyu lumayan bisa didenger semua orang yang lagi social distancing sama sunwoo, otomatis pada noleh, "heh? gila ya lo, kayak begitu masa dibilang nggak kerasukan...anjir."
"aslian, tanyain hwall." baru aja junkyu mau nunjuk cowok paling putih diantara mereka, tapi, "hwall kemana cuk?"
"yailah, ini tepung beras pake ngilang segala."
selagi jaemin mencibir, cowok itu jadi lupa tujuannya keluar kamar adalah buat ngambil minum di dapur, mana badan krempengnya sekarang lagi kegencet paling belakang. ngalamat sesak napas.
"aduh jadi lupa kan! gue mau ke dapur minggir lo pada njir!" seru jaemin tanpa sadar.
bener-bener refleks bikin sunwoo natap kearahnya. jaemin yang nggak sadar ditatap sebegitu mengerikannya cuma melengos setelah diberi jalan.
"anjir, jaemin kaga punya akhlak."
jisung ngerasain bulu kuduknya sekarang pada berdiri. bahkan atmosfer yang semula dingin banget kayak di dalem kulkas langsung berubah super panas.
menghasilkan titik-titik keringat di dahi seungmin yang daritadi sembunyi ke tembok. nggak ada yang tau lagi ngapain cowok itu, literally pada sibuk dorong-dorongan buat siapa yang harus nyamperin sunwoo.
jelas jawabannya pada nolak, hello! siapa yang mau-mauan nyamperin manusia wujud setan?!
"aduh ih," tiba-tiba terdengar suara ringisan dari dapur.
muncul jinyoung sambil ngipasin jidat pake kipas anyam punya haechan, belum ada yang menyadari kehadiran si pala kecil sampai soobin teriak,
"jinyoung ancur!"
yang diteriakin bahkan sampai kaget, "apaansih?!"
"muka lo!!!! mengelupas bangsat!"
soobin yang mau menghindar malah kesandung badan hyunjin di depannya, lupa banget kalau ada seonggok manusia tergelepar di bawah mereka.
"anjing-anjing, mataku~."
bangun dari posisi nyusrukya, soobin nutup salah satu matanya, hingga menimbulkan tanda tanya besar, "kenapa lagi?" tanya felix lama-lama jengkel.
"nggak apa-apa sih..." dengan enteng, soobin ngelepas tutupan matanya buat pindah ke sebelah junkyu.
"soobin! stop ngerasa santai elah, mata lo merah banget!"
"biarin...hiks."
dan soobin nangis, nangis darah.
[.]
ada harapan cerita ini mau
sampe chapter berapa?btw chap ini maksain bgt gasi
hwhw maap ya ges, see you♡
KAMU SEDANG MEMBACA
double knot ✓
Fanfictionsetiap jam dua belas malam, mereka mendapati luka di sekitar wajahnya, lalu menghilang secara misterius di jam dua belas siang.