sesuai janji, happy reading
dan siapkan hati ouuooo :)—
jisung kembali membenarkan posisi kanvas seperti semula, dengan sebelah tangan yang masih bergerak memberi angin kecil di pipinya, cowok itu berjalan menuju ruang tamu dengan pikiran bercabang.
jelas hal yang barusan ia dapat memicu pikiran-pikiran aneh untuk menggerogoti otaknya. cuman jisung yakin seratus persen kalau mimpinya waktu itu kerasa nyata banget.
setibanya jisung di ruang tengah, cowok itu langsung milih duduk di sebelah seungmin ketika tau ternyata cowok alim yang tadi ngumpet di tembok itu udah kembali ke kenyataan.
dan yang bikin lega, jisung udah ngelihat leher renjun diobati, otomatis darahnya nggak bakalan keluar lagi, cowok itu cuma berdoa renjun bisa bangun lagi nantinya.
"jinyoung, lo bawa siapa?" tanya junkyu yang baru menyadari ada eksistensi lain di rumahnya, lalu matanya mengamati penampilan cowok asing tersebut.
kulitnya putih pucat, lalu hidungnya mancung. dengan hoodie hitam dan topi yang nyaris menutupi sebagian wajahnya, cowok itu kelihatan diem aja dari tadi. ditambah salah satu tangannya dicengkeram erat oleh jinyoung.
"gue curiga dia yang ngebunuh renjun."
"terus, mau lo laporin ke polisi?"
"yaiyalah!"
seungmin geleng-geleng kepala lihat jinyoung yang kayaknya kesel banget sama orang tersebut, tapi tetep aja mereka nggak boleh sembarangan laporin orang tanpa bukti, lagipula kalau salah tuduhan ntar jinyoung sendiri yang dipenjara.
sekarang, mata cowok itu beralih ke orang yang katanya jinyoung ngebunuh renjun, "lo beneran yang ngebunuh renjun?" tanyanya.
cowok itu kelihatan menghela napas, "enggak!" bantahnya yang nggak langsung disetujui seungmin juga, dia perlu alasan masuk akal yang bisa jadi bantahan.
"tapi faktanya lo yang ada di tempat kejadian bareng renjun, dan," seungmin melirik tangan putih cowok itu yang terdapat bercak merah, "tangan lo ada darahnya."
"fine!" ucapnya pasrah, yang mana membuat jinyoung tersenyum iblis sebelum cowok itu kembali melanjutkan kalimatnya yang sukses membuat semua terdiam.
"gue emang ada di tempat kejadian, tapi bukan gue yang ngebunuh temen lo. malahan gue berusaha nolongin dia, ketika nyaris dapet tusukan tepat di jantungnya." jedanya sambil mengambil napas, "gue orang terpilih yang sialnya harus ada di sana, padahal sebenernya gue males. kalo bisa nolak juga gue bakalan nolak dan nggak peduli kalo temen lo itu mati nantinya."
sambil menatap orang-orang yang ada di ruangan tersebut, cowok itu melanjutkan, "waktu gue nggak banyak. karena tugas gue juga udah selesai,"
tit.....tit.....tit.....
suara itu mendadak muncul nggak lama setelah cowok asing tersebut menutup mulut, "dan peringatannya tolong dengerin baik-baik, kalau kalian emang berniat ngebentuk sebuah persahabatan, seenggaknya kalian tau latar belakang temen-temen kalian, jangan asal iya cuma karena udah yakin kalau orang itu beneran orang baik."
"anaknya sih beneran baik, tapi kalian nggak tau kan apa keluarganya baik juga?"
"maksudnya?"
"ini cuma reminder buat sedikit merubah pola pikir kalian ketika ketemu orang baru lagi yang mungkin berpotensi bakal jadi salah satu part of your life."
mereka terdiam, berusaha mencerna kata-kata yang cowok itu ucapkan. tapi tetep aja nggak gampang, dan felix yang masih perlu penjelasan lain itu mulai mengeluarkan suara, "tapi, lo bukan pembunuhnya?"
"bukan,"
"terus siapa yang mau nusuk renjun tadi?"
cowok itu mengedikkan bahu, "nggak mau spoiler nanti nggak seru." jawabnya yang langsung mendapat tatapan tajam dari jinyoung, tapi cowok itu nggak peduli.
"lo kenal orangnya?"
"enggak~~"
"terus maksudnya spoiler apaan kalau bahkan lo nggak kenal orang itu."
lama-lama felix emosi juga ngadepin cowok asing itu, pembawaannya ituloh, kayak udah tau aja apa yang bakal terjadi nantinya.
wajah cowok itu menunduk, menatap jam hitam di pergelangan tangan kirinya sebentar sebelum akhirnya kembali mendongak, "ya gue cuma sebatas tau sih daripada kenal secara langsung, karena nantinya semua orang bakal tau orang itu."
nggak cuma felix, semua orang bahkan dibikin makin kusut otaknya gara-gara ucapan cowok itu yang terkesan mbulet kayak benang wol.
"lo ngomong apaan sih bangsat?!" pada akhirnya jinyoung ngegas juga, rasanya udah capek banget dibikin mumet sama teori nggak berdasar cowok di sebelahnya itu.
"ya ya ya, orang kayak kalian nggak bakal konek." malah ngeledek lagi, jinyoung udah pengen nampol kepalanya kalau aja junkyu nggak nyerobot ngomong.
"apa orang itu orang yang kita kenal?" tanya junkyu hati-hati.
"nggak, tapi salah satu dari kalian kenal..."
"jadi, kalau lo tau orang itu adalah orang yang salah satu dari kita kenal. secara nggak langsung lo bilang kalau lo kenal salah satu dari kita dong ya?" selidik junkyu yang sukses menimbulkan keterkejutan di wajah cowok itu.
"nggak, gue nggak kenal kalian." buru-buru cowok itu nyaut, dan jawaban cepetnya itu malah bikin semua orang makin curiga,
"boong banget! jadi lo kenal siapa? renjun, hwall, jisung, seungmin, felix, sunwoo, jinyoung, hyunjin, haechan, jaemin, soobin, atau gue?"
cowok itu menatap gusar pergelangan tangannya, sebelum menghela napas pelan, "gue nggak kenal sama kalian semua sumpah, gue cuma orang asing yang kebetulan dapet amanah buat bantu kalian, itu aja."
"tapi lo kenapa bisa ada disana dan sampai kasih kita peringatan segala? aneh bingit lo." ucap jinyoung.
"gue udah nggak ada waktu dan nggak berhak kasih tau apapun, tugas gue udah selesai..."
hal itu malah bikin jinyoung mengeratkan cengkeraman pada lengan cowok asing tersebut, membuatnya was-was sampai akhirnya orang yang tangannya lagi jinyoung pegang erat itu noleh,
"lo nggak bisa nyegah gue pergi." ucapnya pelan.
"dih, kata siapa? lo nggak bisa pergi ya, pintunya udah gue kunci lagian." jawab jinyoung berusaha keras tidak akan melepaskan cowok tersebut.
"ya terserah lah,"
tit...tit...tit...tit...tit...
dan seiring suara jam yang kian berbunyi cepat, cowok itu melepas topi yang menutupi separuh wajahnya. menampilkan wajah letih yang pelan-pelan menampilkan senyum hangat sampai matanya jadi kayak bulan sabit.
semua orang dibikin diem, sampai akhirnya suara cowok itu terdengar mengakhiri perjumpaan.
"gue seneng bisa tau dan ketemu langsung sama kalian terlepas dari cerita yang beredar,"
tit——————
"...salam kenal gue lee jeno, sampai ketemu di masa depan."
[.]
salam kenal aku alda jodohnya renjun...
KAMU SEDANG MEMBACA
double knot ✓
Fanficsetiap jam dua belas malam, mereka mendapati luka di sekitar wajahnya, lalu menghilang secara misterius di jam dua belas siang.