"haechan lagi nggak disini."
"tapi dia nggak mati kan?" jaemin sudah tidak bisa membendung air matanya ketika mendengar jinyoung berkata bahwa haechan tidak bernapas.
tak hanya pemuda itu sebenarnya, banyak yang diam-diam meloloskan air mata walau segera ditepis. bedanya jaemin sekarang tengah meraung-raung di sisi tempat tidur yang haechan tempati.
"nggak, belom?"
"yang bener dong kyu?!" mata pemuda itu memerah tajam menatap junkyu yang berdiri di sisi tempat tidur lainnya.
"dia belom mati, tapi nggak tau buat beberapa jam kedepan."
mendengar itu sukses membuat hyunjin terpancing emosi. tak segan pemuda itu mendorong junkyu ke tembok dan mencengkeram ujung kaos yang dikenakan junkyu erat hingga membuat sang empu meringis.
"jin! nggak gitu caranya!" renjun mencoba menarik hyunjin untuk melepaskan cengkeramannya di kaos tanpa kerah yang junkyu kenakan.
"diem lo!"
merasa kondisi seperti ini tidak akan menyelesaikan masalah seungmin mencoba menyuarakan pendapatnya, "kalian yang tenang dong! mending cari jalan keluar biar haechan bangun. kita doa!"
perlahan-lahan hyunjin menjauh dari junkyu guna keluar kamar. menghampiri sosok felix yang masih berada di ruang tengah menunggui jisung bangun.
satu jam berlalu tapi jisung masih setia menutup mata. felix yang merasa putus asa tidak bisa menjaga teman-temannya dengan baik. berbeda dengan hyunjin yang tengah merebahkan kepalanya di atas sofa dengan badan terduduk di atas karpet.
"sung lo nggak mau bangun?" ajaibnya setelah hyunjin mengatupkan mulutnya, mata pemuda yang tengah berbaring itu mulai mengalami pergerakan.
"eungh? lix?" felix dengan sigap membantu jisung untuk terduduk. mereka menghela napas lega melihat jisung telah sadar sepenuhnya.
"gimana? lo nggak apa? pusing? mau makan? mau minum?" rentetan pertanyaan yang hyunjin lontarkan mendapat acungan jari telunjuk dari jisung,
sambil memegangi kepalanya pemuda itu mendesis merasakan pusing yang menyerangnya tiba-tiba, "berisik anjing! pusing gue."
felix mengisyaratkan hyunjin untuk ke dapur mengambil minum yang langsung disanggupi pemuda itu dengan gerakan cepat. bahkan tak sampai semenit hyunjin telah datang membawa segelas air.
"lo kalo sakit bilang dong sung,"
"sorry, tadi gue baik-baik aja sebelum mimpi buruk."
kedua pemuda itu mengangguk, penasaran dengan mimpi yang didapat jisung tapi mengurungkan niat bertanya saat mengingat kondisi haechan saat ini,
"lo bisa jalan kan?" tanya felix pelan, jisung mengangguk sebagai jawaban.
memang benar, pemuda itu sudah merasa lebih baik dan pusingnya perlahan menghilang. jadi hanya berjalan pasti bisa,
"ayo," felix menyuruh pemuda itu untuk mengikutinya memasuki kamar yang telah diisi banyak orang itu,
jisung yang melihat semua orang berkumpul mengelilingi satu objek mengerutkan dahinya bingung, "ini ada apa?"
suaranya mengalihkan perhatian semua orang yang tengah menunduk, "jisung, alhamdulilah udah sadar." seungmin yang pertama kali membuka suara.
"nggak ada yang mau jawab gue?"
"haechan..." tidak sanggup melanjutkan kata-katanya jaemin kembali menangis, membuat soobin mendengus pelan,
mata jisung melotot, buru-buru pemuda itu menghampiri haechan yang terbaring di atas tempat tidur, "kenapa?" meski belum tahu-menahu dengan apa yang terjadi,
melihat teman-temannya seperti habis menangis membuat jisung alamiah ikut mengeluarkan air mata dengan pengulangan pertanyaan yang sama, "kenapa?"
tapi begitu melihat secara dekat dengan sosok haechan, jisung bisa merasakan tidak ada kehidupan dalam tubuh lelaki itu. dan tanpa dipungkiri tangis jisung lebih pecah dari jaemin.
jinyoung merasa sebentar lagi akan ikut menangis saat tangan hwall membekap mulutnya menyuruhnya untuk menahan isakan apapun yang terjadi, "lo nangis kenceng gue timpuk deh young."
mulut jinyoung melengkung ke bawah, "jahat ih..."
"percaya sama gue, haechan bakal baik-baik aja." ujar junkyu meyakinkan, matanya menyiratkan permohonan untuk tidak berlebihan,
"apa jaminannya kita harus percaya sama lo?" ujar jaemin dengan suara seraknya karena terlalu banyak menangis.
junkyu menghela napas, lalu pemuda itu menunduk menghindari tatapan semua orang, "nyawa gue jaminannya."
"emang apa yang bakal lo lakuin sampe pertaruhin nyawa segala?" hyunjin terkekeh sinis mendengar penuturan junkyu yang menurutnya aneh.
kali ini junkyu mengeluarkan senyum kecut melihat teman-temannya menatapnya penuh rasa penasaran, "gue bakal nyusul haechan."
"nyusul?! maksudnya?" soobin tidak bisa menahan rasa terkejutnya, maksudnya apa junkyu akan ikut mati?
"gue nggak ngerti maksud lo, kyu." tatapan felix seolah menyuruhnya untuk menjelaskan hal lebih detail.
mau tak mau, junkyu menyuruh teman-temannya yang tengah berdiri untuk duduk menghindari pegal terlalu lama berdiri, seolah tengah menunggu cerita dongeng, mereka terdiam.
"mungkin bakal kedengeran nggak masuk akal ditelinga kalian, tapi hal kayak gini beneran ada. rohnya haechan ditarik mereka buat masuk ke dunianya," junkyu memberi peringatan temannya yang akan memotong untuk diam, "sebenernya nggak mudah buat roh lepas dari tubuhnya, tapi ada faktor yang mempermudah haechan buat kesana. kita lagi diawasi, bahkan diincar. dan kondisi haechan saat ini juga salah satu faktor penyebabnya."
"sunwoo, lo inget tadi waktu haechan nanyain lo tentang sosok baju hitam yang dia ajak ngomong?" tak perlu banyak berpikir, sunwoo mengingatnya.
"nah, sosok itu yang ngajak haechan."
sekarang sunwoo angkat bicara, "tapi gue beneran nggak lihat sosok yang haechan maksud."
"karena sosok itu bukan kita, makanya kalian nggak bisa lihat. dia jahat, ninggalin haechan setelah berhasil ngajak keluar zonanya. haechan tersesat di alam yang bukan tempatnya, ini namanya astral projection, dan haechan lagi ngalamin itu saat ini."
"nggak ada batas waktu buat seseorang melakukan astral projection kalo didukung kondisi yang sehat ditambah kalo mereka punya kemampuan khusus. tapi haechan enggak, dia nggak punya kemampuan, haechan bisa kapan aja ngerasa capek dan akhirnya terjebak selamanya disana."
"terus apa yang harus dilakuin? kita nggak mungkin kan biarin haechan meninggal dalam kondisi tersesat dan jauh dari tubuhnya?"
[.]
karena kebanyakan jadi aku
pecah jadi dua part, mungkin
bakal di up kalo vomentnyaaa
seratus? hhee aku realistis ges
betewe, satu hari itu bisa jadi
beberapa chapter yhaaaaaaa.have a nice day everyone! <3
tersangka mewek kejer be like :
siapa yang nangis? gue gakenal
KAMU SEDANG MEMBACA
double knot ✓
Fiksi Penggemarsetiap jam dua belas malam, mereka mendapati luka di sekitar wajahnya, lalu menghilang secara misterius di jam dua belas siang.