Part 25

1.1K 84 11
                                    

Aku sedang mengelus-elus lembut kepala Vita yang kini sedang tertidur pulas di atas lengan kiriku. Begitulah cara mengantarkan Vita ke dalam tidur nyenyaknya. Ku pandangi wajah Vita baik-baik, betapa aku akan merindukan wajah ini jika nantinya aku harus terpisah dengannya. Ku lirik jam dinding yang terpampang di kamarnya, sudah lewat tengah malam namun sepertinya Vita belum tersadar juga kalau lengan kiriku masih menjadi bantalan kepalanya. Sedikit nyeri ku rasakan kini karena memang sudah cukup lama menahan bebannya, tapi aku tidak sampai hati untuk membangunkan Vita. Akhirnya ku usir rasa sakitku dengan ikut terlelap di sampingnya.

"Aiii, maaf yaa semalem tidurnya nindihin tangan kamu huhuu sakit ya?" Sesal Vita pagi ini dengan raut muka sedih yang sungguh menggemaskan.

"Gapapa sayang, cuma ngilu dikit aja kok" Senyumku padanya.

"Kamu kenapa ga bangunin aja sih semalem?" Vitaku kini mulai cemberut.

"Ya mana tega sayang, kamu lagi nyenyak-nyenyaknya semalem" jawabku menenangkan hatinya.

"Yaudah nanti aku pijitin ya..aku buatin sarapan dulu buat kamu" jawabnya seraya mengecup kilat pipiku.

Aku tersenyum bahagia pagi ini masih diberikan pemandangan sedamai ini. Melihat wajah Vita di setiap pagiku, diberikan kecupan hangat, dilayani dengan penuh kasih sayang, hingga adegan cium tangan setiap aku akan berangkat ke kampus seraya aku mengecup hangat pucuk kepalanya. Sungguh, jika saja adegan ini bisa ku ulang-ulang setiap harinya. Aku pasti akan menjadi orang paling beruntung di dunia. Tapi mungkin aku harus segera terbangun dari mimpi indahku. Karena besok, Bang Ali sudah selesai tugas luar kotanya sehingga bisa menemani Vita sampai lusa menjemput kedatangan ayah dan mamanya Vita di bandara.

Ku hampiri Vita yang masih berkutat di dapur. Entah sedang buat apa, aku akan selalu menghabiskannya karena masakannya sudah menjadi menu favorit di hidupku. Aku mengagetkannya dengan memeluk mesra Vita dari belakang.

"Aii, nanti dulu.. Gak selesai-selesai nanti masaknya" gerutunya kini di dalam dekapanku.

"Aku mau sarapan kamu aja boleh ga?" Ucapku menggoda.

"Mau dicubit di sebelah mana pagi ini hah?" Jawabnya dengan mode galak.

"Ishh galak amaaat ayang aku nih"

Aku pun menurut untuk menjadi anak baik saja daripada mendapatkan cubitan mesra darinya pagi ini. Aku beranjak dari dapur, menuju ke ruang TV dan menyalakannya.

Tak lama kemudian Vita datang membawakan martabak isi mie goreng. Ada-ada saja memang ide masak Vita ini, terlalu kreatif hahaha namun rasanya selalu enak.

"Ai, Yuni jadi ke sini?" tanyaku pada Vita yang kini mulutnya sedang penuh dengan martabak. Gemas sekali aku melihatnya.

"Gatau, katanya sih jadi"

"Hmm, jam berapa?"

"Katanya siang atau sore gitu"

"Suruh besok-besokan aja lah ke sininya.. mau ngapain sih?"

"Mau liat tugas akhir aku, kan punya aku udah kelar"

"Dih ngapain dikasih liat? Mau nyontek gitu?" Candaku padanya.

"Gak lah, buat contoh gambaran aja.. dosen dia rese soalnya, revisi terus. Padahal 2 bulan lagi wisuda nih, tinggal Yuni yang belum ACC"

"Ya doain aja, mudah-mudahan lulus bareng semua yaa aamiin" ucapku yang juga diamini olehnya.

Selesai makan dan mencuci piring, kami bersantai ria kembali di depan TV. Menikmati waktu kami yang tersisa satu hari ini. Kini Vita sedang tiduran dengan merebahkan kepalanya di atas pahaku sambil aku membelai lembut rambutnya.

Kala Biru Menggoda (GxG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang