3. Takut

665 129 8
                                    

"Nggak usah. Biar dia tinggal disini." ucap Reno naik keatas dan meninggalkan Jelita yang sudah terlihat ketakutan. Air mata Jelita pun berhasil lolos setelah sedari tadi ia tahan.

Ia mendongakkan kepalanya keatas menatap Reno sambil menangis. Wajahnya terlihat begitu ketakutan dan sedih disaat bersamaan. Jelita bisa melihat tawa kecil Reno yang membuat lesung pipi nya mengembang.

Kenapa sih ganteng-ganteng jahat keluh Jelita dalam hatinya. Dalam takutnya ia masih sempat memuji paras pria itu.

"Kasihan anak orang bro." ucap Gilang sambil tertawa.

"Udah biarin aja, biar di makan Harimau sekalian dia disini." ucap Reno dengan nada lantang. Sengaja menakuti Jelita.

Mendengarnya membuat Jelita semakin ketakutan. Jelita seketika berjongkok dan menenggelamkan wajahnya diatas lututnya sambil menangis.

'Ibuukk..' panggilnya didalam hati sambil terisak ketakutan. Ia tak habis pikir bagaimana bisa ada orang sejahat Reno yang ingin meninggalkan dirinya di tengah hutan. Jelita benar-benar takut. Ia menangis dengan terisak.

Tiba-tiba sebuah tangan yang hangat mendarat di kepalanya. Jelita mengangkat kepalanya perlahan dan menatap orang yang ada di depannya. Ya, dia lah eno. Orang yang membuatnya ketakutan sampai menangis.

"Kenapa kamu nangis?" Tanya reno dengan senyumnya yang mengembang. Suara nya terdengar berat dan mampu membuat percikan kecil di dalam hati.

Duuhh batin jelita kalau ditinggal di hutan pun aku rela kalau di tinggalnya berdua sama cowok setampan ini. Tapi jangan jahat dong kak!

Reno melihat Jelita yang terdiam dengan hanya menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan. Sudut bibir wanita itu melengkung kebawah menahan tangisnya.

"Permata, kamu mau ikut?" Tanya Reno pelan.

Dengan cepat Jelita menganggukkan kepalanya. "Iya, kak!" katanya cepat.

Reno tersenyum licik "ada syaratnya." bisiknya membuat Jelita merinding mendengar suara itu.

"Apa kak?" Tanyanya cepat.

"Jadi pacarku!" ucap Reno menatap Jelita dalam.

Dengan segera Jelita membuang wajahnya what?! Jadi pacarnya? Oh my God! oh my God! oh my God! ucap Jelita dalam hatinya. Semburat merah tampak menghiasi wajah wanita itu.

Reno yang terus memandangnya pun memiringkan sudut bibirnya. "Jawab sekarang! Yang lain udah nunggu!" Ucap Reno tegas.

Jelita mengigit bibirnya ragu Tapi, tapi kak Reno kan seeeraam batin Jelita.

Jelita melihat keatas dan menemukan Gilang yang menganggukkan kepalanya berulang kali agar Jelita berkata iya.

"Aku hitung sampai 3, kalau kamu nggak jawab kamu aku tinggal!" Ancam Reno.

Terkutuklah segala yang terkutuk! Jelita meringis dalam hatinya. Niat terselubung Reno membuatnya tak dapat berpikir normal.

"Tiga!" Ucap Reno berdiri.

Dengan refleks Jelita menarik tangan Reno. "Loh..loh..loh.. kok udah tiga aja kak? Satu nya mana?" ucap Jelita cepat namun Reno mengabaikannya.

"Iya deh iya! aku mau!" ucap Jelita pada akhirnya yang menjadi tujuan utama Reno ikut camp hari ini.

Bodo amat! Yang penting keluar dari sini! Batin Jelita.

Seketika Reno mengangkat tubuh Jelita dan menaruhnya keatas membuat mata Jelita terbelalak.

Jelita PermataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang