4. Menunjukkan diri

674 133 14
                                    

Reno memperhatikan Jelita yang terus mengusap air matanya. Wanita ini memang membutuhkan waktu jika air matanya sudah menetes.

Reno menggeleng pelan dan tiba-tiba. "Hk?" Jelita tersentak dan langkahnya terhenti saat tangan kekar Reno merangkulnya dari belakang.

"Ternyata kamu cengeng!" ucap Reno diikuti dengan tawa acuhnya. Reno menghapus jejak air mata di pipi Jelita dengan lengannya yang kekar.

Jelita benar-benar menahan napasnya. Lengan kekar penghapus air mata ucap Jelita baper di dalam hati.

Lumayan, menang banyak.

"Ayo jalan." ucap Reno memegang kedua pundak Jelita dan menuntunnya untuk maju. melangkahkan kakinya menyusul anggota kelompok yang lain.

***

Barisan kelompok Jelita pun memasuki area camp. Tampak terdengar suara riuh dari sana sini.

"Kita duduk disini!" perintah Gilang pada adik-adik kelasnya. Mereka pun duduk di bawah pepohonan rindang dengan beralaskan tanah.

Reno memperhatikan sikap Jelita yang nyaman-nyaman saja di suruh duduk dimana pun. Tampak tangan kecil wanita itu mengambil botol air mineral dari dalam tasnya. Meminum air mineral itu langsung dari mulut botol. Tipe wanita yang bisa di ajak susah batin Reno.

Reno mengambil duduknya disamping Jelita membuat wanita itu mengatupkan bibirnya. Jelita tak berani menatap kesamping kanannya. Matanya ia edarkan ke sembarang arah, kemana saja asalkan bukan kearah Reno yang ada di kanannya.

"Bro..," tiba-tiba Gilang datang dari depan. "..Kayanya si Danu itu ngerjai kita semua deh!" adunya.

Reno membuka botol minumannya dan meminumnya sambil mendengar penuturan Gilang.

"Lo lihat bro, itu jalan aspal bro! Bus yang segedek bagong itu aja bisa masuk sini!" Ucap Gilang menunjuk kearah mobil dan bus yang terparkir agak jauh dari tempat mereka duduk saat ini.

"Buat apa coba kita disuruh lewat hutan belantara itu? Kurang kerjaan banget! Kita cowok-cowok okelah nggak masalah, ini para wanita ini apa nggak kasihan bawa ransel berat-berat di suruh keliling hutan?!" Keluh Gilang.

"Mungkin dia kehabisan ide untuk bikin acara." komentar Reno. "Lo pikir coba, buat apa ngecamp disini?! Sama aja kaya camp di kampus."

Jelita melirik sekilas kearah kedua orang itu benar juga batinnya. Diam-diam menguping.

"Dia udah ngerjain kita semua, selanjutnya giliran dia!" Ucap Reno nyeleneh yang malah membuat Jelita bergedik ngeri.

Kak Reno mau apain dia ya? Batin Jelita merasa ngeri.

Gilang yang melihat ekspresi Jelita pun tertawa kecil. "Cewek Lo takut tuh." ucap Gilang yang membuat Jelita menampak ekpsresi tak terimanya.

Sementara itu, Dara yang sedari tadi hanya bisa menguping hanya mampu mengumpat berulang kali di dalam hati. Ia mengatupkan bibirnya dan sebisa mungkin tak bersuara.

Reno ikut tertawa kecil melihat ekspresi Jelita. Kemudian tangannya mengusap puncak kepala wanita itu dengan sayang. "Kamu takut?" Tanya Reno menatap wajah Jelita. Namun wanita itu tak berani menatap nya balik.

Jelita menggigit bibirnya tak tau harus menjawab apa. Reno menghelakan nafasnya "kamu takut ternyata." ucap Reno lirih membuat Jelita merutuki dirinya sendiri.

"Eh, gue punya ide! Kalian semua bentuk lingkaran!"perintah Gilang.

Mereka pun membentuk lingkaran seperti yang di perintahkan oleh Gilang. "Karna kita masih nunggu kelompok yang lain, gue bakalan kasih pertanyaan dan harus di jawab jujur! Oke?"

Jelita PermataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang