cari tau dulu deh jangan asal ngomong, kalau salah ntar malu sendiri loh.
_____________________________________________HAPPY READING!
Pertama menapakkan kaki di depan pintu masuk itu tercium bau bunga kantil dan nyanyian lingser wengi membuat cengkraman di tangan Vina menguat dan membuat Alan mengaduh kesakitan.
Alan hanya diam santai tidak takut ataupun teriak seperti cewe di sampingnya ini.
Vina dan Alan berjalan berdampingan kadang ada hantu jelek dari samping Vina dia teriak dan memukul hantu itu dengan tasnya. Alan yang melihat itu meringis, gimana jadinya kalau muka gantengnya ini kena timpukan dari tas Vina.
Kasian banget tuh setan kena timpukan tas Vina coba kalo gua gimana ya nasibnya? batin Alan bertanya dan meringis ketika setiap ada hantu yang menjahili Vina selalu saja kena timpuk.
Apalagi pas tadi ada hantu yang memegang pundak Vina langsung dipelintir jari hantu itu dengan Vina membuat Alan meringis memegangi jari-jari tangannya.
Parah banget nih cewe tenaganya kek orang kuli batin Alan.
Vina dan Alan keluar dari pintu keluar dengan raut wajah berbeda. Alan dengan raut wajah datar biasa tak menunjukkan rasa takutnya dan Vina dengan raut wajah pucat pasi, tangan yang tadinya mencengkram kuat kini kendor di gantikan dengan tangan dingin dan bergetar dengan tatapan kosong belakang. Membuat Alan merasa bersalah harus memaksa Vina untuk ikut masuk.
"Vin" ucap Alan mengguncang tubuh Vina agar Vina tersadar dengan dunianya.
"Vinaaa!!" Teriak Alan membuat orang-orang disana mengkrubungi Vina dengan muka polosnya.
"Kita beli minyak kayu putih dulu yaa" ucap Alan lembut menutupi ke khawatirannya. Dengan mengajak Vina berdiri dan berjalan seperti manusia hidup tapi tak bernyawa. Membuat orang-orang di sana merasa iba kepada kedua manusia itu.
Vina di dudukan di bangku panjang depan warung. "Bentar kamu tunggu sini dulu ya" ucap Alan lembut. Vina hanya membalas dengan anggukan. Alan melihat itu seperti merasa bersalah.
Tak lama kemudian Alan membawa minyak kayu putih. Lalu dioleskan di bawah hidung Vina dan Alan membeli air hangat di warung tadi. "Nih minum dulu" ucap Alan memegangi gelas yang di minum Vina.
"Alan" ucap Vina lirih.
"Iya ada apa?"
"Mau pulangg" rengek Vina seperti anak kecil membuat Alan merasa lega.
"Ayo" ucap Alan sambil menggandeng tangan Vina dengan lembut.
●●●●●
Tepatnya hari senin yang mengharuskan pelajar untuk kembali sekolah dengan akhir pekan dua hari ini juga membuat sebagian pelajar merasa kesal karna setiap hari senin SMA AA ini di wajibkan upacara bendera termasuk Vina dkk. Apalagi para perempuan yang sudah perawatan dengan skincare akan sia-sia juga.
"Tuh guru ngerocos mulu dah ga berhenti-berhenti" dumel Qiella.
"nanti kalo ga ngomong dia makan gaji buta Qill" sambung Ika.
"Berisik lo berdua!" Ucap Gitta yang tak kuasa menahan teriknya matahari malah yang kena semprot dia berdua.
Ucapan Gitta membuat Qiella dan Ika bungkam. Vina hanya memperhatikan mereka bertiga karna jika berbicara akan di suruh maju kedepan dan sudah banyak anak laki-laki mau pun perempuan di depan, mulai dari kelas 10 sampai 12.
"Selesai juga akhirnya" ucap Qiella bernafas lega.
"Ke kamar mandi dulu yu" ucap Ika.
"Ngapain?" Tanya Vina.

KAMU SEDANG MEMBACA
Alvina
Fanfiction[FIKSI - TEENFICTION - HUMOR] HIGHRANK: #106 ketuaosis #368 mostwanted #74 ketuaosis "Tau ga persamaan lo sama pare?" tanya Alan. "Gatau" jawab Vina. "Sama-sama paitt" Alan berlalu pergi meninggalkan Vina sebelum badan dia terkena tonjokan dari kuli...