11. Emosi

23 5 5
                                    

Semoga Allah iyakan apa yang aku semogakan:)

-SZ.
__________________________________________

HAPPY READING!

"Bantuin gua dari si jablay nih!" ucap Bianca kepada antek-anteknya. Sebelum mereka memegang kedua tangan Vina, Vina berbicara terlebih dahulu.

Alan dkk dan Ika dkk hanya melihat pertarungan mereka berdua. Jika di pisahkan juga tak ada gunanya.

"Kalian menyentuh saya dengan seujung rambut pun akan saya patahkan tangan dia dan kalian semua." ucapan Vina membuat antek-anteknya menegang.

"Cepetan bangsat!!" murka Bianca kepada antek-anteknya. Bukannya merasa takut antek-anteknya itu malah berjalan mundur.

Vina membisikkan sesuatu kepada Binaca.
"Ini tangan sering buat nampar orang, gimana kalo gua patahin aja?" tanya Vina dengan seringan. Orang-orang yang melihat itu meneguk silvia mereka.

Vina melonggarkan cengkraman tangannya dari Bianca. "Ngga! Inget gua bakal balas perbuatan lo!" teriak Bianca berlalu pergi meninggalkan kantin dan antek-anteknya. Membuat orang yang melihat keanehan Bianca penasaran apa yang di bisikan oleh Vina.

●●●●●

"Rumput kuberantas habis rata
Burung serindik memetik betik
Beribu melintas didepan mata
Hanyalah Vina yang paling cantik."

Teriakan Alan membuat seluruh murid menatapnya. Tetapi mereka juga kecewa karna yang di sebut nama Vina.

"Uhuyyy!" teriak Raka.

"Gasskeunn!" teriak Dhito.

"Kiww!" teriak Reyhan.

Vina sudah merasa pusing dengan semua orang di hari ini. Bagaimana tidak, teman-temannya Vina ralat Ika dan Qiella memaksa Vina untuk memberitahukan apa yang dibisikin oleh Vina kepada Bianca itu.

"Vinn, tadi lo bisikin apa ke cabe itu Vin" ucap Qiella menggoyang-goyangkan lengan Vina. Tapi, Vina masih diam memakan-makanannya.

"Iya Vin. Lo kan tau kita berdua kalo kepo tingkat akut Vinn" ucap Ika memohon kepada Vina, tapi Vina masih diam.

Emosi Vina sudah di ujung kuku ini. Semua orang tampak menyebalkan hari ini sudah lagi Vina sedang datang dihari pertama, membuat Vina gampang marah.

Brak

"Kalian bisa diam ga?! Pusing kepala gua dengerin ocehan kalian! Lo juga pada berisik tau ga sih!" bentak Vina tak kuasa menahan emosinya. Vina menunjuk Qiella dan Ika, juga Alan dkk diam tak berkutik.

Sudah lagi Alan dkk yang membuat gombalan receh gitu kalo kata yang lain mah romantis, lah romantis dari mananya? ngegombal memang tidak tahu tempat sih Alan.

Setelah Vina berkata seperti itu, Vina keluar dari kantin. Memang ini sudah istirahat kedua.

Vina berjalan kearah rooftop untuk meredakan emosinya. Vina mendudukan tubuhnya di sofa yang sudah bekas tetapi masih layak di pakai.

"Lagi ngapain disini?" tanya cowok itu duduk disamping Vina, Vina pun bergeser menjauh.

"Ngapain kek terserah gue lah" sarkas Vina.

"Hirup nafas dalam dalam lalu keluarkan dengan perlahan, kali aja redahin emosi lo" ucap cowok itu.

Vina merasa heran dengan cowok di sampingnya. Cowok itu seperti familliar untuk Vina.

AlvinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang