Prolog

53 9 4
                                    

Prolog 1:

"Grand Duke Louvell, ayo batalkan pertunangan kita," ucap seorang gadis berambut hitam kelam. Mata biru sapphire miliknya menatap pria berambut merah di hadapannya dengan penuh tekad.

Clak.

Pria berambut merah itu meletakkan pena di tangannya dengan tenang saat mendengar ucapan gadis itu. Ia menyandarkan tubuhnya ke belakang dan menatap gadis di hadapannya dengan penuh minat.

"Membatalkan pertunangan? Audy, ini sudah permintaanmu yang ketujuh hari ini," ucapnya sambil menatap gadis yang berdiri di hadapannya itu.

"Panggil aku Nona Everhart, Tuan. Sebelum Anda setuju, aku tidak keberatan mengulangi permintaanku berkali-kali," ucap Audy–tepatnya Claudia.

Pria berambut merah itu menghela napas kecil. Ia berdiri dan berjalan menghampiri Claudia. Berkat perbedaan tinggi di antara mereka, Claudia terpaksa mendongak dan sukses bertatapan langsung dengan sepasang netra berwarna jingga keemasan, seperti warna langit saat matahari terbenam.

"Aku masih penasaran, kenapa kau bersikeras membatalkan pertunangan?" tanya pria itu dengan aura mendominasi.

Claudia tanpa sadar ingin mundur ke belakang, namun berhasil ia tahan detik itu juga. Dengan sengit, ia kembali menatap balik pria di hadapannya itu yang tidak lain dan tidak bukan adalah tunangannya tersayang, Ian de Louvell.

"Kenapa aku harus memberitahumu alasanku?" tanya Claudia menahan kekesalannya.

"Kalau begitu, bermimpilah untuk membatalkan pertunangan," ucap Ian santai.

"!!!"

Pergelangan tangan Claudia yang putih bersih ditangkap secara tiba-tiba oleh Ian. Sinar merah menyelimuti pergelangan tangan Claudia dan segera, sebuah gelang berlian dengan motif indah namun tidak terlalu glamor mendadak melingkar manis di pergelangan tangannya.

Ia menundukkan kepalanya dan mencium punggung tangan Claudia yang baru saja dilingkari oleh gelang indah itu, tepatnya harta turun temurun dari House of Louvell. Merasakan gadis kecil di hadapannya tersentak kaget, seringai diam-diam muncul di bibir Ian.

"Kenapa kau sepertinya sangat ingin kabur dariku, hm?" tanyanya dengan suara menggoda.

Claudia, "..." sial, aku merinding!

Kau protagonis pria sialan, lepaskan aku dan carilah pasangan hidupmu yang telah ditakdirkan!!



***



Prolog 2:

"Audy, Audy, tunggu!"

Mendengar suara orang yang memanggilnya, Claudia bergegas mempercepat langkah kakinya. Demi apapun tapi jangan orang itu! Namun, nasib tak berpihak padanya. Orang yang memanggilnya tadi kini sudah menyusulnya dengan cepat.

Protagonis wanita, kenapa kau berlari sangat cepat?!

"Kenapa kamu mengacuhkan aku?" tanya gadis berambut jingga lembut yang baru saja menyusul Claudia.

"Kamu salah lihat, aku tidak menghindarimu," jawab Claudia otomatis.

"Hee, Audy tidak asik," ucapnya bergumam main-main.

Claudia, "..." Protagonis wanita, ada yang salah dengan otakmu, kan? Kenapa kau malah selalu mendekati penjahat wanita utama?! Kau tidak ingin hidupmu lagi? Tapi aku masih menginginkan hidupku!

"Aku ada urusan, aku pergi dulu," ucap Claudia berniat kabur secepatnya.

"Eh, tunggu! Biarkan aku ikut!" dan sang protagonis wanita segera mengejar Claudia yang sudah berlari mendahuluinya.

Gila! Oh, Dewa, apa yang salah dengan otak protagonis wanita akhir-akhir ini?!?!



***



Prolog 3:

"Ke mana kau akan membawa istri masa depanku pergi, Nona?"

"Itu bukan urusanmu, Tuan."

Terjebak di antara dua makhluk fana yang tengah saling melemparkan tatapan tajam adalah hal yang paling Claudia benci. Tapi, siapa yang bisa memberitahunya bagaimana semua hal berakhir aneh seperti ini?!

Dengan muka datar, Claudia memilih berbalik dan kabur dari tempat kejadian secepatnya. Siapa tahu begitu ia pergi, cinta langsung tumbuh dan bersemi di antara dua pasangan yang ditakdirkan itu. Dengan begitu ia benar-benar bisa memulai kehidupannya yang aman, damai, tenang, nyaman, dan tentram.

Tapi...,

Grab––

"Sayang, jangan kabur lagi. Ayo pulang, kembalilah bersamaku, oke? Aku akan memenuhi semua permintaanmu." --dengan syarat tentunya.

"Audy, jangan kabur lagi! Kamu bisa bersembunyi di kediamanku untuk menghindari pria gila ini! Pintu rumahku sentiasa terbuka lebar untukmu!!"

"Tolong sopan, Nona. Jangan selalu menempel pada istri masa depanku!"

"Berkacalah, Tuan. Jelas Anda di sini yang harus sopan. Memaksa seorang gadis untuk pulang bersama itu sangat kasar!"

"Ini urusanku dengan istri masa depanku! Lagipula, kami bertunangan."

"Aku pasti akan membuat pertunangan kalian batal!"

"Anda boleh mencoba, Nona."

"Ha! Lihat saja nanti!"

Claudia, "..."

Dengan kesal, Claudia menarik kedua tangannya yang ditahan oleh dua orang yang sama sekali berbeda.

"Menjauhlah dariku kalian berdua!!"

Para protagonis harus berkumpul bersama. Apa yang kalian lakukan dengan selalu menempel padaku seperti itu, hah?!

Protagonis pria, berhenti membujukku dan beralihlah untuk mengejar protagonis wanita segera!

Dan protagonis wanita, cepat sadar dan akui pria di hadapanmu sebagai pasanganmu yang ditakdirkan!

Cepat kembali ke peran awal kalian dan hiduplah dengan bahagia lalu segera menjauh dari kehidupanku yang damai ini!!!





Let's Break This Engagement!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang