Kini Ali, Prilly dan Rian sudah berada di Laboratorium untuk mempersiapkan Olimpiade mereka yang akan di adakan 2 minggu mendatang. Tidak lama Pak Handoko datang dengan membawa soal-soal seperti biasa. Mereka mulai mengerjakan soal-soal tersebut.
"Kalian harus tetap jaga kesehatan karena Olimpiade tinggal sedikit lagi"ucap Pak Handoko memperingatkan mereka.
"Baik Pak"
Di sisi lain, Melvin, Davin dan juga Alvin sedang berada di markas mereka, rooftop.
"Adik lo kemana?" tanya Alvin
"Dia lagi di Lab biasa untuk mempersiapkan Olimpiade" jawab Melvin
"Lo pada sadar ga? Selama ini Salsa selalu memperhatikan Prilly" ucap David
"Maksud lo?"
"Lo pasti pada tau kan akhir-akhir ini Ali sama Prilly itu dekat, dan hubungan Ali dan Salsa kaya nya buruk deh walau pun mereka pacaran. Waktu itu gue ga sengaja ngeliat Salsa memperhatikan Prilly terus, Apa mungkin dia lagi merencanakan sesuatu untuk melukai adik lo Prilly? Apalagi sikap Prilly yang polos itu mudah banget untuk di jahatin apalagi oleh orang-orang seperti Salsa" jelas David
Ada benar nya apa yang di katakan oleh David, Salsa termasuk orang yang nekat untuk melukai seseorang.
"Lo harus memperhatikan Prilly terus jangan sampai Salsa itu melukai adik lo" ucap Alvin
...
Ali, Prilly dan juga Rian masih fokus mengerjakan soal-soal itu. Sudah hampir 2 jam mereka berkutat dengan angka-angka.
"Gue udah selesai, gue duluan" ucap Ali langsung keluar dari ruangan Laboratorium. Prilly memperhatikan Ali yang mulai hilang dari pandangan nya.
"Hai sayang, makan dulu yu aku laper nih"
"Ada yang gue pengen bicarain sama lo Sal, ikut gue" Ali menarik tangan Salsa, tujuan nya kini menuju rooftop Sekolah salah satu tempat yang jarang sekali di gunakan oleh murid-murid. Mereka sudah sampai di rooftop dan Ali melepaskan tangan nya dari Salsa. Ali mulai berjalan menuju pinggiran rooftop dan mulai bicara
"3 tahun lalu, tepat nya di SMP Taruna. Lo selalu membully dan menginjak-injak harga diri orang tanpa kenal siapa mereka dan bagaimana perasaan mereka" ucap Ali sambil menerawang masa lalu, memejamkan mata lalu menghembuskan nafas nya kasar terlalu menyakitkan untuk di ingat. Ini waktu yang tepat.
"Maksud kamu apa sayang? Aku ga ngerti deh kamu lagi bahas apa" ujar Salsa
"Almera. Lo ingat? Dia salah satu siswa yang lo bully di SMP, Apa lo tau dia siapa? Dia adik gue. Dan gara-gara lo bully dia terus-terusan dia ga berani jujur sama gue, Setelah lo membully adik gue habis-habisan. Apa lo tau? Adik gue minum semua obat, semua nya dia minum dan lo gatau kan gimana tertekan nya dia, dia yang lo selalu bully. Dia Overdosis yang mengakibatkan dia meninggal karena dia ga kuat lo bully dia terus"
Salsa sangat mengingat kejadian itu, kejadian yang sudah sangat lama tapi dia tidak menyangka bahwa Almera itu adalah adik Ali. Dan gara-gara itu juga Papah Ali berubah, dia tidak ingin kehilangan anak nya lagi. Maka nya dia selalu memaksa kan Ali untuk selalu belajar dan belajar.
"Setelah Almera pergi, keluarga gue selalu merasa bersalah terhadap kepergian Almera. Dan itu gara-gara lo Salsa! Lo ga pernah tau rasanya kehilangan orang yang lo sayang!"
Emosi Ali benar-benar memuncak, dia masih berusaha untuk mengontrol diri nya agar tidak melebihi batas.
"Aku minta maaf aku ga bermaksud Ali" Ali yang mendengar itu menyunggingkan senyum misterius nya.
"Ga bermaksud? Setelah nyawa seseorang benar-benar hilang gara-gara tindakan lo, Dan sekarang akhirnya lo ngaku? Semua udah terekam jelas disini dan gue akan melaporkan ke polisi dan lo gabisa kabur lagi Salsa" ucap Ali, Sejak awal dia berbicara dengan Salsa sebenar nya sudah dia rekam di Hp nya sebagai bukti.
Kali ini Salsa tidak mungkin bisa kabur lagi atas perbuatan nya, Salsa yang melihat itu kaget betapa bodoh nya dia.
"Sekarang kita ga ada hubungan apa-apa, Gue ngedeketin lo agar gue bisa bongkar kebusukan lo itu" ucap Ali
"Jadi, lo nge jebak gue Ali? Lo tau gue siapa? Gue bahkan masih berstatus pasien kejiwaan" Salsa mengucapkan sederet kalimat itu dan tertawa, benar-benar gila. Pikir Ali.
"Sini Hp lo dan hapus rekaman suara gue" ucap Salsa berjalan mendekati Ali, hingga mereka berdua kini benar-benar berada di ujung rooftop sekolah ini.
Melvin, David, dan juga Alvin sedang bersembunyi di balik tembok pembatas. Mereka bertiga mendengar semua percapakapan Ali dengan Salsa, mereka terkejut. Ternyata benar Salsa benar-benar wanita gila. Salsa terus berjalan mendekat ke arah Ali.
"PRILLY" teriak Ali
Melvin langsung berlari menuruni rooftop di ikuti oleh Alvin dan David. Seluruh tubuh Ali terasa benar-benar lemas. Salsa langsung berlari untuk menyelamat kan diri nya sendiri, Namun itu langsung di tahan oleh Ali.
"LO BENAR-BENAR GILA SALSA!" Ali menarik tangan Salsa, dia tidak akan membiar kan Salsa untuk kabur ke sekian kali nya. Dalam hati Ali terus meramal kan doa agar Prilly tidak kenapa-kenapa.
"Prilly, lo ga boleh ninggalin gue" Melvin terus berusaha membangunkan Adik nya. Kini seluruh tubuh Prilly di penuhi oleh darah segar, Sebenar nya sejak kepergian Ali dari Laboratorium Prilly mengikuti Ali hingga ke rooftop. Hingga pada akhir nya Prilly melihat, Salsa yang ingin mendorong Ali agar terjatuh dari rooftop. Namun usaha Salsa gagal, karena Prilly mengobarkan nyawa nya demi Ali. Seharus nya yang terjatuh adalah Ali bukan Prilly.
"Melvin, jangan diam aja cepetan masuk" ucap David, Melvin langsung menggedong Prilly memasuki mobil David tidak perduli seragam nya yang kini di penuhi oleh darah dari Prilly.
"Hallo om, Alvin sekarang menuju Rumah Sakit om, tolong bantu selamat kan teman Alvin" ucap Alvin kepada Om nya yang merupakan Dokter Spesialis.
"Pril, kaka mohon buka mata kamu" Melvin masih berusaha untuk membangun kan Prilly.
"Prilly bertahan" Setelah mengucapkan itu David menambah kecepatan mobil nya.
Sabtu, 11 April 2020
Kini semua menjadi Fana. Dunia yang hampir berwarna namun seketika menjadi gelap begitu saja, Itu karena kamu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Because Of You, Prilly!
Fantasy"kalau suatu saat ily pergi dari kehidupan Ali gimana?" "lo ada niatan pergi dari hidup gue?" "kita gaada yang tau kedepannya seperti apa, bisa jadi Ali sendiri yang membuat ily pergi dan menjauh dari kehidupan Ali" "gue gaakan pernah ijinin lo, bu...