Part 9 🌻

24 6 13
                                    

Derap suara kaki terdengar nyaring dari arah pintu utama menggema disetiap sudut sudut ruangan

"Bun abang pulang" ucap sang anak pada ibunya sambil berlarian menghampiri ibunya

"ih abang kebiasaan deh pulang sekolah bukannya salam malah manggil manggil bunda"sinis ibunya berkata pada sang anak

"iya bun nggak diulang lagi deh " sahut anak sambil terkekeh menaiki tangga menuju kamar

"Arzhou abis ini turun bantuin bunda" teriak ratna ibunda arzhou

Arzhou anak pertama dari dua bersaudara.
anak kedua dari keluarga mahardika berusia 10 tahun dan masih menduduki bangku sekolah dasar

Keluarga mahardika keluarga terkaya diIndonesia yang menjadi donatur ditempat sekolah arzhou dan memiliki perusahaan diberbagai negara, tak heran jika arzhou diistimewakan oleh guru guru disekolahnya
tapi arzhou tak mau jika dipandang lebih oleh guru guru dia ingin sama dengan temannya yang lain

Arzhou POV

Aku duduk dibalkon kamarku, masih terbayang raut wajahnya saatku tanya siapa namanya

Flashback on

" kenapa gak balik? " tanya arzhou pada murid tersebut

"emm... Makasih kak" jawab azel dengan suara yang sangat lirih

"gue kirain lo bisu, iya sama sama " sahut arzhou dengan santai

"saya kekelas dulu kak" setelah itu azel beranjak dari tempat dan ingin menuju kelas agar cepat bertemu dengan sahabatnya

"eh..  nama lo siapa? " ucap arzhou dengan lantang agar azel tak keduluan menuju kelas

"azel" ucapnya sambil menoleh ke belakang. Untuk kedua kalinya mata mereka berdua bertemu dengan buru buru azel memutuskan kontak mata dan melanjutkan langkahnya keluar uks untuk menuju kelasnya

Flashback off

Tak kusangka sudut bibirku terangkat kala ingat kejadian tadi

"ih kenapa sih gue mikirin tu cewek " tersadar dari fikirannya kemudian ia beranjak dari tempatnya dan menemui ibunya

Author POV

Arzhou sudah berada diruang makan dan tengah menikmati makanannya dengan sang bunda karena adiknya masih berada ditempat lesnya

"kenapa pulangnya sore bang?" tanya ratna

"habis maen bun dirumah arga, kata tante sonya lama nggak ketemu abang" jawab arzhou

"yaudah habis ini tolong anterin roti pesenannya tante ira ya bang, bunda masih harus buat lagi pesenannya mamanya rega"

"iya bun "

Ratna memang suka membuat kue hanya jika ada yang pesan saja dia membuatkannya
Suaminya sudah melarangnya untuk membuatkan kue pesanan teman temannya tapi ratna masih kekeh ingin membuat kue

Arzhou sangat hangat jika sedang berada dikeluarganya berbeda dengan diluar atau dilingkungan sekolah dia akan bersikap acuh dan irit ngomong, tapi siapa saja yang mengenal dekat dengannya maka arzhou akan bersikap  hangat pada siapa saja tak pandang bulu

                    -----------

Hari semakin sore tapi azel masih berjalan dipinggiran jalan dan memikirkan sikap kakaknya yang sangat tak suka padanya
Suara lalu lalang kendaran terdengar riuh ditelinganya

Ia memandang lurus mengikuti arah senja yang hilang dan tak akan kembali
Boleh kah ia berteriak, berlari mencari seorang yang mampu membuat dirinya bahagia, mengeluarkan semua masalah dan meninggalkannya ditempat yang terdalam

Ia elah dengan semua ini ia ingin menebus semua salahnya agar ia tak merasakan dibenci oleh seorang yang disayanginya biar dia saja yang pergi bukan ibunya, tapi ia berfikir mungkin tuhan sangat sayang pada ibunya, sebab itu ibunya dulu yang pergi meninggalkannya

Sorot cahaya motor menyapu pandangannya semakin dilihatnya arahnya semakin menuju dirinya

TIN!!  TIN!!  TIN!!

Seorang cowok yang menghampirinya, cowok itu membuka helmnya dan menghampiri azel dipinggir jalan

"ngapain? " tanya cowok itu

Azel hanya menaikan sebelah alisnya ia bingung pertanyaan cowok tersebut.
Kebiasaan azel jika ditanya ia tak faham hanya menaikan sebelah alisnya

"Ck lo ngapain disini" geran cowok itu

"jalan kaki kak mau pulang" jawab azel lirih sambil menundukan kepalanya

Baru kali ini azel mau berbicara panjang saat pertama kali ia berbincang dengan laki laki, ia hanya ingat sikap baiknya cowok itu yang telah menolongnya tadi, ya cowok itu yaitu arzhou

Tapi dilain sisi ia takut jika berdekatan dengannya ia teringat kata kakaknya tadi yang tak segan segan akan mencelakainya

"kenapa? " tanyanya lagi yang membuat azel kebingungan dengan pertanyaan kakak kelasnya tersebut

"ha..  Apa kak? " azel kebingungan dengan pertanyaan arzhou yang setengah setengah

"kenapa nggak naik angkot" sahutnya dengan jengkel

"enakan jalan kaki kak" jawabnya lirih

Dengan segera arzhou menarik tangan azel berjalan mendekati motornya, "Naik, buruan" dengan mata yang tertuju kedepan

"saya bisa pulang sendiri kak" azel tak mau jika kakaknya melihat ia masih bersama kakak kelasnya itu

"gue bilang naik ya naik, isshhh bandel banget sih" bentar arzhou yang membuat azel menengang ditempat

Azel lalu naik ke atas motor arzhou dan memgang pundaknya, ini pertama mali azel mendapat bentakan dari laki laki yang baru ia kenal.

AZELLIA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang