Part 10 🌻

17 4 13
                                    

Tak ada perbincangan dalam perjalanan. Azel menggeratkan pengangannya pada perut arzhou ketika arzhou menambahkan kecepatan pada motornya.

Rambut azel berterbangan tertera angin, membuatnya semakin cantik jika rambutnya berantakan, arzhou memang tidak membawa helm 2 sebab itu azel tak memakai helm dan rambutnya berantakan

Sejak dari tadi arzhou melirik azel dari kaca spion dilihatnya rambutnya yang berantakan membuatnya semakin cantik
"cantik"batin arzhou

Azel yang dilirik dari tadi tak mengetahui jika dirinya diperhatikan oleh arzhou dari mereka naik motor tadi, pandangan azel hanya tertuju pada suasana kotanya

Mereka berhenti saat lampu merah menyala arzhou tak ada bosennya menatap azel dari kaca spion hingga pandangan mereka bertemu dan membuat arzhou bingung sendiri dan dengan segera memutuskan pandangannya

Azel sama dengan arzhou dia gugup kala arzhou meliriknya dari kaca spion ada rasa  panas yang menjalar dipipinya hatinya berdegup kencang ia terbuai dengan sorot mata yang ia rasa bisa membuatnya nyaman
bibir azel tersenyum yang membuat wajahnya merah merona

Lampu sudah hijau menandakan kendaraan boleh melaju lagi arzhou mulai memecahkan keheningan antara dirinya dan azel

"rumah lo?" tanya arzhou dengan mencondongkan badannya agak kebelakan agar azel mendengarnya

Azel mulai menyerna kalimat singkat yang keluar dari mulut arzhou, "perumahan garuda putih no. 6 blok C"

Setelah menjawab azel takut jika jawabannya tak sesuai dengan apa yang ditanyakan oleh arzhou, mendengar itu arzhou mencondokan badannya kembali kedepan, azel senang ternyata jawabannya benar

                         ----------

Jarak antara motor arzhou dan rumahnya hampir dekat azel takut jika kakanya melihat ia diantar oleh cowok yang membuatnya dalam ancaman

Dengan cepat azel menepuk pundak arzhou dan mendekatkan badannya dengan arzhou,
"saya turun disini aja kak"

Arzhou menghentikan motornya dan mematikan mesinnya, lalu membantu azel untuk turun dari atas motornya

"rumahlo masih depan kan? " arzhou bingung kenapa cewek itu minta diturunkan digang bukan didepan rumahnya

"gapapa deket kok, makasih untuk kedua kalinya kak emm... " jawab azel setengah bingung ia masih tak tau siapa nama cowok yang sudah dua kali menolongnya

Seketika arzhou tau ia belum mengenalkan dirinya pada cewek itu, "Arzhou"

"makasih kak arzhou, kalau gitu saya ma.." belum azel menyelesaikan ucapannya arzhou terlebih dulu memotongnya

"cukup lo-gue aja, jangan saya zel" dengan lembut arzhou mengucap pada azel agar tak terlalu formal saat berbicara

Azel hanya menganggukan kepalanya, setelah mendapat jawaban dari azel arzhou menaiki motornya dan menyalakan mesinnya untuk segera pulang agar bundanya tak khawatkr lagi, "gue duluan" ucapnya seraya melajukan motornya meninggalkan azel

Azel telah berada didepan rumahnya dan segera membuka pintu utama, "assalmualaikum" tak ada yang menyahutinya

Ia melangkahkan kakinya mencari orang rumah dari arah ruang makan terdengar suara canda tawa ayahnya dan kakaknya, azel ikut tersenyum ketika melihat kakaknya tertawa seperti itu

Ia tidak ingin menggangu hubungan ayahnya dan kakaknya ia berfikif untuk naik keatas menuju kamarnya dan makan nanti saja, tapi itu musnah ketika ayahnya melihat dirinya ingin beranjak dari tempatnya

"El,  sini" suruh ayahnya pada azel agar mendekat padanya

Dengan berat hati azel mendekat dan mengambil tempat duduk dekat aruna ini pertama kali azel duduk dekat aruna karena permintaan ayahnya sendiri, azel melirik aruna yang menikmati makannya
Azel senang aruna tak keberatan kehadirannya yang berada di dekatnya

Azel mengambil makannya dan memakan dengan tenang, angga yang melihat itu ikut tersenyum kala melihat aruna yang menerima azel walau hanya dengan duduk disebelahnya, karena biasanya aruna tak mau duduk disebelah adiknya

Sekarang tinggalah azel dan angga, sebab aruna pergi dulu kekamar setelah makanannya selesai,"dari mana tadi el?" angga bertanya sambil mengambil minumannya

"emmm el dari beli novel tadi yah" azel tak tega berbohong pada ayahnya "maafin el yah" batinnya

"yaudah sekarang el keatas mandi lalu istirahat ya el"

"iya yah, el keatas dulu ya yah" serkah azel menghampiri ayahnya dan mecium pipi ayahnya

Cup

"good night yah" ucap azel seraya melangkah naik keatasa kamar

"night sayang" sahut angga dan juga pergi menuju ruang kerjanya

                        -------------

Angga memegang sebuah foto yang melihatkan seorang perempuan yang sangat cantik.

Angga memegang sebuah foto yang melihatkan seorang perempuan yang sangat cantik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

     (ini ibunya azel waktu muda yaaa hihihi)

Ia memeluk foto itu dan menyandar pada kursi kerjanya, ia sangat rindu terhadap sosok wanita yang sanhat berharga baginya dulu

"sayang bagaimana kabar kamu disana, aku rindu denganmu kuatkan aku untuk meluluhkan hati putri pertamamu ya, aku kasihan melihat putri kedua kita yang selalu menderita akan sikap kakaknya" ujarnya pada foto tersebut

Tak terasa air matanya mengalir begitu deras, ia tak dapat menyeka air matanya ia butuh seorang penyemangat untuk membuatnya kuat melewati ini

Angga seorang ayah yang tangguh didepan kedua putrinya, tapi dibalik semua itu ia rapuh hatinya bak seorang perempuan menurutnya ia ingin selalu tangguh didepan atau dibelakang kedua putrinya tapi ia tak bisa

Setelah lama menangis karena merindukan istrinya angga beranjak dari kursinya menuju kamarnya dengan foto yang masih digenggamannya ia ingin istirahat untuk menghilangkan rasa lelahnya hari ini.

                   "12 April 2020"


        

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 12, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AZELLIA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang