chapter 7

24 4 0
                                    

Sekian lamanya membujuk Kira, Fadli menyuruhnya untuk membuka matanya dan menurunkan kedua tangannya yang masih menempel satu sama lain.

"udah?" Tanya Fadli diiringi smirknya.

Kira tidak menjawab pertanyaan Fadli ia hanya mengeluskan dadanya yang berdegup begitu kencang.

"naik." Perintah Fadli menyuruh Kira naik ke motornya.

"kemana?"

"ke rumah."

"hah ngapain?"

"ya mau nganterin lu lah, tinggal naik doang ribet amat, bocah."

"nunggu papa jemput aja."

"udah jam segini Ra, gabakal jemput lo."

Tepatnya jam tangan Fadli menunjukkan pukul 20.00 WIB tepat jam delapan malam.

"R-R-R-Ra?!" Ucap Kira terbata-bata saat mendengar Fadli memanggil nama panggilannya.

Kira memang tidak salah, Fadli memang orang yang sangat amat dingin. Tidak jarang ia memanggil orang dengan nama panggilan singkat, hanya orang tertentu saja.

Fadli yang tidak sabar langsung menggendong Kira yang masih membeku memikirkan hal yang baru saja terjadi ke motornya.

"Assalamualaikum."

"Waalaikumussalam neng."

"papa belum pulang bi?"

"belum, mmm neng pulang sama siapa?"

"pacar."

"hah?" Fadli tersontak kaget saat mendengar jawaban Kira.

"ooh yaudah pacarnya suruh masuk aja neng."

"okkeee." Ucap kira sambil mengedipkan satu matanya dan mengacungkan jempolnya.

"g-gue pulang aja ya Ra."

"ih kenapa?"

"m-m-mama udah nanyain kabar mulu."

"ooh yaudah hati-hati ya -- dli eh Ka Fadli."

"iya."

Ada apa sih sama gue, kok deket sama cewe segampang itu. Mana harga diri lo dli mana?! mama selalu bilang kalau gue tuh gaboleh jadi kaya papa, sampe punya istri dua. Gumam Fadli sambil berdecak selama perjalanan menuju rumahnya.

Intinya besok gue harus pamer ke Cika harus, wajib, fardu'ain, mubah eh WAJIB. Gumam Kira sambil mempersiapkan mimpi indahnya, yap tidur.

Hai haii
gimana? seru ga ceritanya? terimakasi udah sampe chapter 7

see you di chapter 8
ailopyu💚

PIKEBOOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang