gelap, sesak, dan dingin. itulah yang hongjoong rasakan sekarang. entah apa yang membuat tubuhnya terasa seperti melayang, tidak jatuh dan tidak juga terbang. sebagian besar orang beranggapan melayang membuat mereka bebas, namun hongjoong tidakㅡ entah kain apa pula yang menutupi hidung dan mulutnya, untuk menarik nafas saja hongjoong terasa sulit.
berkali-kali hongjoong mencoba melepaskan diri, namun tangannya terasa diikat kencang oleh sesuatu. begitu pula dengan kakinya, semakin lama ia mencoba memberontak, maka akan semakin terasa beratnya.
ah, hongjoong tiba-tiba ingat perasaan ini. perasaan dimana tubuhnya tak layak dikatakan hidup, namun tak cocok dikatakan sebagai mayat juga. memori yang terpatri di otaknya itu... entah kenapa kembali terulang.
tabung air itu... percobaan tak manusiawi itu...
"a-ak!!" hongjoong terbangun. itu mimpi, mimpi terbrengsek yang pernah ada di pikiran hongjoong. "H-HENTIKAN!" teriaknya lantang, mencoba mengusir kuat memori itu. percuma saja, semakin hongjoong mencoba mengusirnya kuat-kuat, ia akan melekat lebih dalam dan lebih jelas.
"h-henti..." setetes air mata jatuh dari pelupuk mata hongjoong. kepalanya mendadak berputar sejenak, pusing sekali.
"hongjoong hyung?" suara seorang pemuda menginterupsi, dia yohan. "a-pakah kau terlalu lelah? kau tertidur di gudang hyung..." tanyanya sedikit pelan. hongjoong menatapnya tak mengerti, ia mengedarkan pandangannya pada sekeliling.
"aku selamat, yohan... a-aku selamat!" mata hongjoong berbinar, yohan mengangguk lalu segera membopong hongjoong untuk keluar dari gudang.
jam sudah menunjukkan angka sebelas malam, para pegawai cafè sudah berpamitan pulang beberapa menit lalu, menyisakan hongjoong sendirian dengan ponselnya. sudah dua hari ia melapor kepada pihak kepolisian, dan mereka merespons akan segera menyelidiki kasus tersebut.
hongjoong terdiam cukup lama, dan pria itu kembali terisak. "k-kembalilah... aku mohon... seonghwa, yeosang, yunho... mingi, san, wooyoung..." berkali-kali hongjoong mengucapkan kalimat itu.
ia menghembuskan nafas panjang.
greepp...
"bagus, kurang satu orang lagi."
ㅡ
jongho tengah berbaring di sofa, seperti biasanya. sedari tadi jongho mengganti siaran televisi, tidak ada satupun acara yang menarik atensinya malam itu, dan ia memutuskan untuk menonton berita malam.
matanya melirik kearah jam dinding, sudah hampir jam dua belas dan hongjoong belum pulang. diraihnya ponsel hitam dan mencoba mengirim pesan juga telepon pada hongjoong. 'sial, ponselnya mati.'
suasana ruang tamu begitu gelapnya, ditambah hujan deras disertai angin. jongho terduduk di sofa ruang tamu, sepertinya ia ingat sesuatu. tentang kejadian malam ini, hampir dua tahun lalu.
kejadian dimana ia memutuskan untuk meninggalkan kakaknya... menuju rumah terkutuk itu.
blarrr...
suara petir yang cukup memekakkan telinga mengagetkan jongho. diliriknya salah satu jendela terbuka lebar, mau tidak mau ia harus menutupnya. pemuda itu berjalan berjingkat-jingkat, entahlah rasanya ada firasat yang kurang baik.
kini jongho sedikit dekat pada jendela tersebut, diraihnya daun pintunya perlahan.
sreeett...
greepp....
"nah, semuanya selesai."
ㅡ
KAMU SEDANG MEMBACA
pirate tears, ateez [✓]
Fanfic"mereka, tak pernah pantas hidup bersama." - another monsieur d ⚠ angst | Started at 16 Apr' 20 | End at 23 Jun' 20 ©WhiteAce_