park seonghwa. hyunsuk menyebut namanya dalam diam. sedari tadi ia sibuk membolak-balikkan kertas berisi data diri seonghwa. bibirnya mendecak kesal, "anxiety disorder saja? yang lain tidak ada? apa-apaan manusia ini."
byounggon yang melirik hyunsuk sedari tadi juga turut kewalahan. "yya suk, lalu kenapa kalau dia memiliki anxiety disorder berlebih? bukankah itu menguntungkan?" tanyanya, yang disambut tatapan sinis dari hyunsuk.
"aku bingung," hyunsuk memijat pelipisnya. "dia berbeda... dia tak seperti hongjoong yang bergantung dengan obat-obatan," lanjut hyunsuk. pria bermarga lee disampingnya tak habis pikir.
"justru itu yang menguntungkan, hyunsuk." byounggon berdiri disamping hyunsuk, jemarinya menunjuk fakta dari seonghwa yang lainnya. "kau lihat, ia sudah melakukan hampir dua puluh kali percobaan bunuh diri." baca byounggon, hyunsuk terlihat mengangguk.
"nah, kau perkeruh saja keadaan. karang-karang saja kalau ketujuh temannya yang lain sudah mati, keluarganya membuangnya, atau umurnya yang sudah pendek. kau kan pintar bicara. nah, dengan begitu ia akan merasa tertekan hebat, sehingga kau tak perlu bersusah payah menghabisi nyawanya. biarlah dia sendiri yang mengakhiri hidupnya, paham maksudku?" hyunsuk tersenyum, mengangguk.
"kau pintar, gon."
ㅡ
mata seonghwa berair, jantungnya berdegup sangat kencang. seonghwa merasa tak tenang sekali, karena pria didepannyaㅡ choi hyunsuk.
"kau memiliki tujuh teman, seonghwa. namun, kau membunuh mereka semua." cukup, seonghwa bisa gila kalau hyunsuk tidak berhenti melayangkan pernyataan-pernyataan tersebut.
hyunsuk berekspresi kecewa, memperkeruh suasana hati seonghwa. "kau membunuh mereka dengan sadis. kau menembaki kepala mereka, mencincangnya, memberi daging mereja pada hewan. sungguh..." karangan hyunsuk nampak realistis.
"lagi, kau berada disini karena keluargamu sudah tak membutuhkanmu, seonghwa." jantung seonghwa serasa disambar petir. fakta apalagi itu? rasanya sangat sangat menyakitkan. seonghwa menggeleng lemah, tangan dan kakinya bergetar.
diluar pabrik, hujan deras turun bersamaan dengan angin kencang. menambah suasana menyakitkan pada hati seonghwa. ia membenci suara petir yang datang bersamaan dengan kalimat yang diutarakan hyunsuk.
"apakah kau tidak ingat bahwa ibumu sendiri bahkan sudah kewalahan mengurusimu, park seonghwa?" tanya hyunsuk, dilihatnya seonghwa semakin gelisah.
"kematian teman-temanmu... keluarga yang sudah membuangmu," suara petir kembali menyambar. seonghwa menutup kedua telinganya, ia menangis kencang, tak tahan lagi.
"CUKUP! a-aku tidak... tidak membunuh..." suara seonghwa melirih.
hyunsuk menaikkan sudut bibirnya, lalu memperlihatkan seonghwa sebuah foto berisi ketujuh orang yang sedang digantung dengan kepala yang sudah buntung.
"TIDAK! A-AKU, KAU! ARGHHH!" seonghwa terduduk lemas di lantai. cukup, telinganya sudah tidak ingin mendengarkan apa-apa lagi. ia sudah cukup merasa bersalah. kemudian, perasaan itu datang lagi.
'aku ingin mati.'
hyunsuk bingung ketika seonghwa berdiri, dan tiba-tiba mendekatinya. ia menatap hyunsuk dengan matanya yang memerah karena menangis. bahu seonghwa juga nampak masih bergetar hebat.
"aku ingin mati." hyunsuk terkejut bukan main. ucapan byounggon benar, tak sia-sia ia menekan seonghwa selama hampir seminggu ini.
"bawa aku, ke tempat teratas gedung ini." pinta seonghwa. hyunsuk berbalik, berjalan terlebih dahulu tanpa mengucapkan sepatah kata apapun apalagi melarang seonghwa.
hyunsuk membawa seonghwa pada rooftop pabrik. keduanya langsung basah kuyup disambut hujan yang semakin deras. pria bermarga choi itu berdiri menunggui seonghwa.
"ARRRGGHH!!" seonghwa berteriak, mencoba mengeluarkan kegelisahannya yang tersarang begitu kuat di pikirannya. namun gagal. seonghwa terus berteriak sehingga membuat hyunsuk bingung.
"kau kenap- HEI!" hyunsuk berlari mengejar seonghwa.
terlambat. seonghwa berlari kemudian terjun bebas dari rooftop pabrik itu. ia sengaja mendaratkan kepalanya terlebih dahulu. dan berakhir dengan kepala seonghwa yang pecah akibat terhantam beton.
hyunsuk terpaku. mulutnya menganga masih mencerna apa yang terjad. "dia... mati?"
"SEONGHWA HYUNG!" teriak seseorang.
ㅡ
KAMU SEDANG MEMBACA
pirate tears, ateez [✓]
Fanfic"mereka, tak pernah pantas hidup bersama." - another monsieur d ⚠ angst | Started at 16 Apr' 20 | End at 23 Jun' 20 ©WhiteAce_