Tiga

17 2 2
                                    

"Thanks." ucap Naya setelah dia dan El sampai di parkiran.

El melepaskan genggaman tangannya dengan Naya, mengangguk kemudian melenggang menuju mobilnya, masuk dan langsung melesat pergi meinggalkan Naya yang masih berdiri ditempatnya, sampai suara klakson mobil milik kakaknya bergema ditelinganya.

Gadis tersebut berjalan menuju mobil kemudian masuk.
"Abangg ih ngagetin." kesal Naya,

Raefal terkekeh kemudian mengacak puncak kepala Naya dengan lembut.
"Lagian kamu ngapain begong ditengah parkiran? Kesambet baru tau rasa." Ucap Raefal dia mulai melajukan mobilnya.

"Siapa yang bengong, kan Naya nungguin abang." Ucap nanya dan hanya mendapat kernyitan diwajah kakaknya itu.

"Ngapain nunggu ditengah parkiran gitu, biasanya juga duduk anteng di halte."

"Suasana baru." jawab Naya asal.

Raefal mengangguk-anggukan kepala.
"Oo suasana baru." ucap Raefal tanpa bersuara.

"Eum jadi ke gramedia kan bang? Beli novel." Tanya Naya dengan semangat.

"Iya, tapi pulang dari gramedia abang mau ketemu sama seseorang dulu, nggak lama kok, nggak papa?" tanya Raefal memastikan.

"Iya, yang penting aku dapet novel yeyy." Jawab Naya senang.

✴✴✴✴


Naya berjalan ke arah Raefal yang tengah melihat-lihat kumpulan buku komik. Pria itu sangat serius sampai-sampai ketika suara Naya bergema ia berjengit kaget.

"Abang, Naya mau dua novelnya, boleh?" tanya Naya dengan cengiran khasnya.

Raefal beralih fokus dari komik ke dua novel yang tengah adiknya pegang. Tak lupa tangan kanannya yang memegang dadanya karena kaget.

"Kemaren mintanya satu, jadi pilih salah satu, beli satu aja." ucap Raefal tegas kemudian kembali fokus dengan komik-komik menarik di depannya.

Naya mencebikkan bibirnya kesal.
"Ya udah satu plus es krim cornetto silverqueen." tawar Naya.

"Yang di rumah belum dimakan kan? Ngapain beli lagi?" jawab Raefal.

"Ya udah makannya beliin dua novelnya ya? Abang Naya yang baik. Naya mau dua novelnya." Rengek Naya, kemudian mengeluarkan jurus andalannya yaitu puppy eye.

Raefal menghela nafas, pria itu mengalah, kelemahan Raefal adalah ketika adiknya merengek dan mengeluarkan jurus andalannya itu, pria itu akhirnya menganggukan kepalanya, Naya bersorak kemudian berlari senang ke arah kasir untuk membayar novelnya.

"Kamu mau ikut abang atau mau nunggu di mobil aja?" tanya Raefal ketika mereka sampai di depan sebuah caffe.

"Disini aja, Abang jangan lama-lama." Jawab Naya, gadis itu tengah mengeluarkan novel barunya dari dalam tasnyam

"Yaudah, ngga lama kok, 2 jam palingan." ucap Raefal sambil terkekeh.

"Naya tinggalin, bawa nih mobil." Ancam Naya dengan nada kesal.

"Iya nggak lama." ucap Raefal kemudian keluar dari mobil dan berjalan masuk ke dalam caffe.

Sambil menunggu Abangnya, Naya membaca novel yang baru ia beli tadi.

Entah menit keberapa, kini pandangan Naya beralih ke dua orang yang berada di depan pintu masuk Caffe, disana ada Abangnya dan seorang gadis?

Gadis tersebut kembali masuk ke dalam caffe, sedangkan Raefal berjalan mendekati mobil kemudian masuk.

"Abang abis ketemu siapa?" tanya Naya setelah Abangnya duduk di kursi kemudi.

ELAXITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang