Seluruh tubuhku bergetar menahan sakit. Jadi Taehyung menyakitiku atas apa yang tidak aku perbuat? Apa maksud dari kata katanya barusan? Aku masih tertegun saat melihat Taehyung mengacak rambutnya frustasi lalu bergegas menaiki tangga hingga suara pintu yang di banting membuat lamunanku buyar.
Pagi harinya aku terbangun saat suara seseorang berteriak memasuki alam bawah sadarku. Aku menyerngit saat sinar matahari menerobos celah tirai dan mengenai mataku.
"Ini, kamu pergi sekarang," ucap seseorang dari luar yang aku kenali suaranya.
"Apa apaan ini Taehyung aku bukan pelacur!" Teriak suara lain menyahuti.
"Jangan membentakku Minjae!" Kali ini Taehyung berteriak. "Kamu pergi sekarang dari rumahku dan bawa uangmu!" Tambahnya.
Aku bangkit dari tempat tidur dan melangkah keluar kamar.
"Brengsek!" Wanita seksi semalam yang bernama Minjae itu berteriak dengan marah dan menangis. Lalu mendorong tubuh Taehyung hingga goyah dan melempari uang itu tepat di wajah Taehyung.
Sempat wanita itu menoleh ke arahku dan menatapku tajam sebelum ia pergi dari rumah ini.
Aku berjingkat saat Taehyung menoleh ke arahku dan menatapku tajam. "Sudah puas menontonnya?" Ucapnya tak kalah tajam. Buatku bergidik. Perlahan aku berjalan munduk masuk kedalam kamar dan menghela nafas setelah berhasil menutup pintu. Apakah aku baru saja melakukan kesalahan? Dan apa yang akan Taehyung lakukan untuk menyakiti hatiku hari ini? Aku akan selalu siap.
"Kapan aku akan terlepas dari iblis ini? Jika dia memang bukan jodohku tolong jauhkanlah aku dan berilah aku kelancaran untuk terlepas darinya..." gumamku lirih dalam hati.
-----
Aku langsung beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan diriku. Selelsai mandi aku teringat kalau bajuku berada di kamar atas. Tepat di kamar Taehyung.
Aku keluar perlahan melihat keadaan sekitar karena aku hanya menggunakan jubah handuk.
Sesampaiku di depan kamar aku mengetuk pintu seberani mungkin.
Tok..tok..tok..
Tak ada yang menjawab ataupun membuka pintunya. Dan kuulangi mengetuk pintu tiga kali namun hasilnya tetap sama.Perlahan kubuka pintu kamar dan masuk secara perlahan. Ku lihat Taehyung tengah tertidur dengan posisi tengkurap dan setengah telanjang, dia hanya menggunakan celana tanpa baju.
Aku segera menggunakan bajuku dan berdandan di depan cermin.
"Mau kemana lagi?" Tanya Taehyung yang tengah duduk di pinggir ranjang. Taehyung terlihat sangat tampan kali ini, dengan kondisi setengah telanjang yang menampakkan tubuh kekarnya dan rambutnya yang acak acakan karena habis bangun tidur."Mm.. aku mau ke rumah sakit, menemui papa." Jawabku asal. Sebenarnya aku hanya ingin mencari angin di keluar sana.
"Biar ku antar," ucap Taehyung langsung beranjak dari ranjangnya. Kenapa lagi dia hari ini? Kenapa dia mau mengantarkanku ke rumah sakit padahal aku tau dia tak akan peduli dengan kondisi papa saat ini.
"Tidak usah Taehyung aku akan berangkat sendiri, aku takut merepotkanmu," ucapku kali ini. Taehyung mendekatiku dengan tatapan tajamnya, "ku antar atau tidak sama sekali," ucapnya dan ia langsung melaju ke kamar mandi.
-----
"Cepat," ucap Taehyung yang tiba tiba datang dari belakangku hingga membuyarkan lamunanku.
Selama perjalanan, aku dan Taehyung benar benar membisu. Tak ada yang memulai pembicaraan, hft dimana Taehyung yang ku kenal?
Suhu ac di mobil ini telah menguasai tubuhku, aku merasa menggigil kedinginan. Dengan segera aku memutar suhu ac bertepatan dengan Taehyung sehingga tangan kami bersentuhan.
"Aku rindu sentuhan ini, kapan aku dapat merasakan sentuhan lembut ini lagi?" Gumamku dalam hati.
Taehyung yang merasakan kejadian ini langsung menarik tangannya kembali menyentuh setir mobil.
Sesampainya kami di rumah sakit, aku beranjak turun dari mobil. Sebelum aku pamit dengan Taehyung, aku sudah melihat mobilnya yang melaju meninggalkan parkiran.
Ini kesempatan besarku untuk jalan jalan mencari angin, yaa..refreshing bentar.
Kini aku berjalan menuju cafe langgananku dan memesan coffe latte favoritku. Tak lama aku melihat sahabat kecilku Vernon memasuki cafe ini juga.
"Vernon!" Sapaku melambai tangan ke arahnya. Dia yang melihat ke arahku langsung menghampiriku.
"Hyora? Gimana kabar?" Ucapnya mengambil kursi lalu duduk di depanku dan mengambil menu.
"Baik kok, lo gimana?" Tanyaku balik kepadanya yang sibuk memilih menu.
"Gue mau refreshing ra, abis diputusin sama pacar gue," curhatnya. Jadinya tujuan kita disini sama, buat refreshing."Yang sabar aja ya lo," ucapku yang sebenarnya ingin menertawakannya, tapi aku ingat bahwa kejadianku jauh menyakitkan dibanding dengannya.
"Ra, ada yang mau gue tanya ke lo," ucapnya yang memecah keheningan sejenak.
"Hm?," jawabku selagi menyeruput kopi hangatku.
"Tapi sebelumnya maaf, gue akhir akhir ini sering ngelewatin rumah lo karna sebenernya gue mau mampir buat curhat sama lo. Tapi gue mesti dateng di waktu yang ga tepat. Gue selalu denger teriakan dari dalem rumah lo. Lo have problem sama suami lo?" Tanyanya pelan.
"Hh,, gimana ya ver susah buat gue cerita tentang hubungan gue sama Taehyung, cerita ke papa aja ga pernah. Terlalu banyak retakan di hati gue," jawabku lirih berusaha tak menangis di hadapan Vernon."Vernon?" Panggil sosok laki laki dari kejauhan dan perlahan mendekati meja kami.
KAMU SEDANG MEMBACA
my devil husband - kth
Fanfiction"Aku tau kamu kejam dan tak berperasaan, tapi sekejam kejamnya dirimu. Kamulah yang aku pilih dan aku cintai" mohon maaf jika ada kesamaan alur, nama, tempat yang tidak di sengaja.