🍉┆13

2.6K 125 11
                                    

Terik sinar matahari menembus kelambu membuatku terbangun dari tidurku, aku melihat Taehyung tengah bersiap mengenakan jas hitam dan dasinya.

Heol? Sekarang hari Minggu mau kemana dia pagi pagi dengan pakaian rapinya itu?

"Taehyung, kamu mau kemana?," tanyaku langsung beranjak dari kasur.

"Bukan urusanmu. Apa kamu ingin menemui ayahmu lagi? Jika iya aku akan mengantarkanmu," tawar Taehyung dengan nada bicaranya yang datar.

"Eum.. tidak, Taehyung malam ini aku akan mendatangi acara temanku. Jadi kalau kamu sudah pulang, istirahatlah lebih dulu," aku meminta izin kepada Taehyung dengan penuh tekad, ya agar dia tak perlu menungguku pulang.

"Temanmu siapa?" Tanyanya lagi.

"Teman baru kenal kemarin Tae, tenang dia bukan siapa siapa," jawabku tenang.

"Tidak boleh," jawabnya datar.

"Taehyung, izinkan aku hanya sebentar. Kumohon," pintaku lagi.

"Kalau sampai terjadi apa apa aku tidak mau bertanggung jawab, pergilah," Taehyung langsung pergi meninggalkanku.

Aku melihat mobil Taehyung sudah tak terlihat lagi oleh padanganku.

"Hh Minggu. Seharusnya aku berlibur dengannya, menikmati hari hanya berdua dengan bahagia. Namun kapan aku akan merasakan hal itu lagi? Aku rindu Taehyung yang dulu," Gumamku lirih.

-----

Jam menunjukkan pukul 7 malam, aku sudah siap dengan gaun dan higheels ku tinggal berangkat menuju cafe.

Sesampainya di cafe, aku melihat Hanbin disana sepertinya dia tengah menungguku.

"Hanbin!" Sapaku dari jauh.

"Hyora? Ah dateng juga akhirnya," ucapnya mendekatiku.

"Maaf bikin lo nunggu lama," ucapku, aku merasa tidak enak membuatnya menunggu.

"Ah nggak, gue baru aja dateng. Ayo kita berangkat," ucapnya sambil menggandengku, namun aku langsung melepas tangannya perlahan.

"Maaf Hanbin, gue gak mau mengkhianati suami gue. Jadi jangan pegang tangan gue lagi ya?"

Anehnya diriku. Telah sangat menyayangi orang yang telah menyakitiku, seharusnya dia beruntung.

"Eh maaf Hyora, gue udah kelewatan," Hanbin meminta maaf sambil menunduk, betapa bijaknya dia.

"Gapapa Hanbin, ayo berangkat nanti telat," Ucapku dengan sedikit tawa agar tidak membuat suasana menjadi begitu serius.

Di mobil benar benar senyap, hanya terdengar alunan musik yang ia putar di mobilnya.

"Lo udah izin sama suami lo?" Tanyanya memecah keheningan.

"Udah,"

"Apa dia gak marah kalo lo pergi saa gue?" Tanyanya lagi.

"Nggak, gue bilang mau ke acara temen. Jadi dia ngizinin," Jelasku padanya dan dia hanya ber"oh".

Sesampainya kami di apartemennya, suasana begitu berkilau, sangat ramai, dan ada seorang pelayan yang sangat ramah langsung menyambut kami dan memberi kami minuman dingin.

"Wah hebat juga ya lo bisa sesukses ini, selamat yah," Ucapku senang.

Tak lama kami berbincang, sosok yang begitu tinggi menghampiri dan langsung merangkul kami berdua.

"Hoi! Kaga ngajak minum nih," ucapnya mengagetkan kami.

"Vernon? Udah dateng aja lu, widi cakep lu. Yok dah ke lantai atas, kita nyantai," ajak Hanbin memimpin perjalanan.

"Hyora, lo di undang juga sama Hanbin?" Bisik Hanbin sambil menciba membuat langkah kami lebih pelan agar sedikit jauh dari Hanbin.

"Iya, emang kenapa?" Tanyaku berbisik juga.

"Suami lo gimana? Bahaya lo nanti kalo ketauan jalan sama dia," ucapnya lagi.

"Nggak, gue udah izin sama suami gue," jawabku lagi.

"Bukan itu maksud gue, Hanbin itu dulu punya masa lalu yang buruk. Gue takut lo kena imbasnya juga," jelas Hanbin lagi.

Masa lalu yang buruk? Gimana?

Saat aku ingin bertanya lagi dengannya, Hanbin menoleh kebelakang seolah dia tau dirinya di bicarakan.

"Kita sudah sampai," ucapnya mempersilahkan kami masuk.

"Untung aja," gumamku dalam hati.

Hanbin membawa kami ke apartemen lantai paling atas, disini pemandangan begitu mempesona. Seluruh kota terlihat dari sini, dia juga memiliki kolam renang terbuka. Sepertinya ini tempat privasinya, tak ada orang sama sekali disini.

"Keren cuy, lo ada ps kga?," Tanya Vernon mulai muncul hasrat gamersnya.

"Ada, maen dah yok," ajak Hanbin yang udah peka sama pertanyaan Vernon. Aku hanya duduk di sofa menonton mereka berdua bermain.

aku melihat keseruan mereka bermain sehingga aku yang kehausan

Lah wkwkwk

Aku langsung beranjak mencari minuman untuk ku minum dan ku berikan kepada mereka. Aku berkeliling mencari minuman tapi tak kunjung menemukannya sehingga aku menemukan salah satu pelayan disini.

"Permisi, boleh saya minta 3 gelas air?" Ucapku ramah dengan senyuman juga.

"Baik non, nona ada dimana?" Tanya pelayan itu.

"Saya ada di lantai paling atas," ucapku lagi.

"Aduh maaf non, pelayan dilarang masuk ke sana," jelas pelayan itu lagi.

"Kalau begitu biar saya yang bawa minumannya bi, gapapa kok." Ucapku lagi, aku akan melakukan apapun demi bisa minum segelas air.

Saat aku sudah membawa minuman itu dengan nampan, aku beranjak ke ruangan dimana mereka bermain ps tadi. Dengan senangnya aku berjalan tanpa melihat kalau ada kabel yang menghalangi sehingga aku tersandung dibuatnya.

PYAANGGG!!

Suara nampan jatuh dan gelas pecah membuat mereka berheti bermain dan berlari ke arahku.

"Hyora?! Gimana sih lo?" Vernon yang khawatir dengan keadaanku langsung menggendongku ke sofa.

"Pasti gara gara kabel ini, btw baju lo basah nerawang anjir. Ga bawa baju apa lo?" Kecurigaanku muncul kalau Vernon itu memiliki otak mesum.

Mendengar pernyataan Vernon aku langsung menutupi badanku dengan tas miniku meskipun nantinya terlihat sedikit.

"ANJIR GAUSAH DILIAT NAPA MESUM LO, LAGIAN GUE KESINI GA RENANG NGAPAIN BAWA BAJU," jawabku ngegas membuat keduanya terkejut.

"Gue ada baju tuh di kamar, pake yang mana aja asal lo ganti baju, gih sana ruangannya di pojok," jelas Hanbin panjang kali lebar.

Aku beranjak menuju kamar yang dimaksud Hanbin, aku memilih mengambil Kemeja putihnya yang Jumbo Size hanya ini yang terlihat cocok untukku.
Selesai aku mengganti baju, aku mendengar pintu terbuka.

Ceklek!

"Eh?" Untung gue udah ganti baju lo main masuk aja." Tegurku pada Hanbin yang tiba tiba memasuki kamar dan ia langsung menutup pintunya.

"Ngapain ditutup pintunya?" Kali ini aku mulai sedikit panik namun aku berusaha positif thingking.

"Gapapa, dingin di luar sana. Lo cantik juga pake baju gue," ucapnya, dia mengeluarkan smirknya membuatku makin merinding.

Perlahan Hanbin berjalan ke arahku,

Dan......

my devil husband - kthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang