Assalamualaikum, TYU kembali hadir 🌚
Sorry lama banget update nya😭
Selamat membaca 🌚
***
Entah kenapa sore ini jalanan kota Kembang macet parah, alhasil motor Arvian tiba dirumah Ulani saat matahari mulai kembali ke tempatnya. Ulani turun dari motor, melepaskan helm lalu menyerahkannya pada Arvian.
Perasaan Ulani tidak karuan, ada kecemasan yang mengganjal hatinya. Kedua orang tunya dan Raka pasti mengkhawatirkan dirinya. Sudah dapat dipastikan Ridwan akan memberikan hukuman.
Ulani sudah siap menerimanya, karena memang melakukan kesalahan. Seperti kata pepatah 'Apa yang kau tanam itu yang akan kau tuai.'
Ulani menarik nafas lalu menghembuskan nya gusar. Arvian yang mendengar hal itu, merasa bersalah. Karena dirinya lah Ulani harus pulang larut malam begini.
"Mau masuk dulu?" tanya Ulani.
Arvian menggeleng, "Gak. Makasih dan maaf, Lan." ujarnya.
"Maaf?"
"Ya, karena gue lo pasti bakal dimarahin bokap sama nyokap lo."
Ulani tersenyum, "Gak papa. Makasih juga ya!"
Arvian tersenyum, mengangguk. "Kalau gitu gue duluan, ya." pamit Alvian, ia menaiki motor dan melajukan motor hitamnya itu.
Entah kenapa tangan Ulani langsung refleks melambaikan tangan begitu sosok Arvian mulai menjauh pergi.
***
Ulani mengetuk pintu dengan was-was. "Assalamualaikum," ucapnya.
Pintu terbuka, menampilkan Raka yang tengah menatapnya marah. "Waalaikumsalam," jawab Raka.
"Dari mana aja?" tanya Raka mengintimidasi.
Ulani menampakkan sederet gigi putihnya, "Biasalah anak muda," jawabnya.
Raka masih saja memasang wajah datarnya dan menghunus. "Emang lo pikir gue bukan anak muda apa?!" sewot Raka. Ulani hanya menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Cepat masuk, gih!" titah Raka.
Ulani mengangguk kecil dan berjalan masuk kedalam.
Masih dalam hati yang cemas, Ulani melangkah pelan-pelan seperti maling yang takut ketahuan. Ulani celingak-celinguk mengawasi setiap ruangan, takut ayahnya ada di rumah. Tapi sepertinya Ridwan tidak ada di rumah, mungkin masih di kantornya.
Sepertinya dunia sedang berpihak padanya.
Ulani menaiki anak tangga menuju kamarnya, namun di tangga terakhir Ulani mendengar ucapan Raka.
"Lo mungkin selamat hari ini. Tapi inget hukuman masih mengintai lo!" kata Raka.
Ulani berbalik badan, ia menatap kesal pada Raka yang sedang berjalan ke kamarnya.