•prologue•

58 13 13
                                    

                                          

Grekkk.....grekk.....grekkkk....
Bip.......bip....bip......

Ceklek......



"Dia dalam pemantauan saya, segera ambil tindakan, saya akan tiba setelah kalian selesaikan semuannya"

"Dimengerti ganti......"

HT yang mereka gunakan untuk berkomunikasi mati begitu saja meninggalkan suara gemericik dari seberang.

"Shit—"

Pria tersebut langsung saja membanting HT miliknya dan segera memanggil orang orang yang tergerak untuk melakukan apa yang diperintah.

"Kalian yang utara kepung dari barat, kalian yang timur kepung dari utara, saya dan kelompok dari selatan akan kepung dari timur, bisa dimengerti..."

Para pria yang diperintah hanya mengangkat tangan hormat dan segera berhambur menyesuaikan barisan.

"Mohon ijin pak Han, sisi Utara dekat sekali dengan pemukiman warga, kita tidak mungkin melukai warga sipil jika ada tindakan lebih lanjut yang harus kita lakukan" tanya salah seorang pria bernama Choi yoo bi yang merupakan anak buah Han Ji-Sung.

Yang ditanya hanya menghela nafas pelan dan sedikit memijat pelipisnya untuk mengurangi efek nyeri.

"Koneksi sangat buruk..., Saya tidak bisa menghubungi pak lee—"

"Jadi apakah kita tetap mengepung dari sisi Utara?"

"Kalian usahakan yang terbaik, jangan ambil resiko seberat apapun tetap fokus pada misi pertama"

"Tapi pak Han kita tidak bisa memastikan apakah sisi Utara akan bersih jadi apakah tidak bisa untuk di can—"

Ucapan pria bermarga Choi tersebut terhenti setelah tangan besar Ji-Sung terangkat.

"Jangan pernah kecewakan pak lee, atau kau akan tau akibatnya"

Yoo bi hanya mengangguk pasrah dan berlari menuju barisannya.

Setelah kepergian Yoo bi, Ji-Sung langsung saja bergegas mengambil rudal berbentuk bola pingpong  yang ada di mobil vannya.

                                           ⏹️

"Pak lebih cepat lagi!!" Ucap pria bermarga Lee ini dengan wajah tak dapat diartikan.

"Siap pak"

Lee hangyul hanya duduk kaku dengan jemarinya yang saling bertaut, kini mulai menambah aktivitasnya dengan mengambil tablet dari koper hitamnya.

Yang dilakukannya sekarang yaitu mengecek situasi yang berada di tempat yang akan ia tuju dari benda kotak besar ditangannya.

Setelah mendapat informasi yang puas dari tablet tersebut ia mulai mengambil handphone untuk menghubungi sesorang.

Dari seberang terdengar suara gemuruh yang sangat keras, pikir hangyul sekarang tempat yang ia tuju akan turun hujan.

"quickly put down the missile, don't let your guard down it's very dangerous "  ucap hangyul di jaringan teleponnya.

"I don't want you to argue, just carry out all my missions and you will be rich "

"Hey hello..... What?"

"Akh....." Erang hangyul frustasi kenapa sinyal di daerah ini sangat buruk, kalau tidak karena kejadian lalu terjadi mungkin ia tidak akan mengerjakan misi ini yang bisa saja berakibat fatal.

"Tanjakan berikutnya kita akan sampai di tempat pak" suara sopir memecah rasa mencekam di mobil tersebut.

"Maksud kamu??"

"Di sana sangat ramai, mobil ini terlalu familiar untuk dikenali" ucap sopir hati hati agar bisa sedikit meredam rasa kesal hangyul.

Hangyul menyandarkan tubuhnya dan mulai memejamkan mata untuk  menghilangkan tanda penat.

"Kenapa kau tidak bilang dari tadi!?!"
Ucap hangyul yang nadanya agak sedikit meninggi.

"Saya sudah bilang sebelum kita berangkat pak"

Sekarang hangyul ingat, ia sendiri yang melarang sopirnya untuk menggunakan mobil lain, sebab hanya mobil inilah yang anti peluru.

Ia hanya mengantisipasi bahwa nanti akan terjadi hal yang tak diinginkan.

"Berhentikan saya di persimpangan jalan daerah bankersville saya akan turun sendiri ke sana"

"Baik pak"

Sopir tadi langsung menancap gas 2 kali lebih cepat dari yang sebelumnya.

                                        ☼☼☼

Orang yang dilalui hangyul hanya menundukkan badan untuk memberi hormat kepadanya, tak terkecuali Han Ji-Sung salah satu bawahan langsung dari hangyul.

"Sung.. apakah kau sudah perintahkan mereka untuk menyebar?"

Jisung hanya tersenyum sekilas
"Sudah Lee, kau jangan khawatir semua sesuai rencana"

"Walaupun tadi ada sedikit masalah namun, mereka sudah menyelesaikannya dengan baik"

"Bagus, sekarang suruh mereka untuk lebih rapat mengepung rumah itu"

"Apakah mereka yang akan kau suruh untuk menculiknya??"

"No....mereka hanya saya suruh untuk mengepung lebih erat, oh dan satu lagi bongkar kunci pintu belakang rumah mereka"

"Lee—, apakah kau yakin akan melakukannya??"

"Bahkan aku sudah menyiapkan uang 10 miliar, jika misi pertama tidak berhasil"
Ucap hangyul yang langsung meninggalkan Ji-Sung.

"Kau mau kemana??" Teriak Ji-Sung kaget karena tiba tiba saja ia ditinggalkan.

Langkah hangyul terhenti ketika teriakan Ji-Sung sudah masuk ke gendang telinganya.

"Saya akan masuk setelah semua sisi siap"
Ucapnya sembari melanjutkan langkah.

°
°
°

"Sisi barat siap ganti......"

"Sisi timur siap ganti......"

"Sisi Utara siap, bergegas mungkin untuk menyusup masuk"

"Bagus tahan posisi kalian, saya akan kesana sekarang"

Hangyul yang menerima laporan dari semua anak buahnya segera berlari ke titik pusat pengepungan.

"Lee, kau siap??" Tanya Ji-Sung setibanya hangyul di tempat.

"More than words ready, sung... "

"Berhati-hatilah jika sudah sampai di dalam,jangan sampai menimbulkan suara"

"Pasukan sisi barat akan segera masuk kedalam jika kau mengalami kegagalan"

Hangyul hanya menyeringai kecil dan dengan yakin ia mulai masuk perlahan ke dalam rumah tersebut

"If you've become my choice, I'll make sure that I won't fail to do it"








TBC

NEXT CHAPTER........ ☢️☢️

PROJECT BARU HUWAAAA , MAAP NGGA NGELANJUTIN YANG SEBELAH🙍🙍













' 𝐚 𝐜𝐡𝐨𝐢𝐜𝐞 '  𝕃𝕖𝕖 𝕙𝕒𝕟𝕘𝕪𝕦𝕝Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang