Tubuh Mira rasanya seperti tercekat, oksigen yang masuk ke dalam hidungnya makin lama makin menipis.
Dengan segenap tenaga yang ada, ia mulai membuka matanya perlahan, setelah terbuka segera mungkin ia menetralisir bayangan yang ada di matanya.
Dalam tatapnya ia melihat ruangan serba berwarna abu abu dengan dominan terbuat dari besi.
Ruangan tersebut sangat luas, dalam ruangan ini Mira menemukan banyak benda benda kerajinan yang termasuk produk gagal.
Tempat ini tidak kotor, selayaknya tertata rapi, ia yakin orang mendesain tata letak dari ruangan ini sangat profesional.
Ruangan ini sudah persis seperti museum dengan arsitektur bertema bahan logam.
Setelah lumayan lama berdecak kagum dengan keindahan ruangan ini, Mira tersadar bahwa dirinya sedang terikat diatas kursi kayu yang persis seperti bangku di sekolahnya.
Sekarang ia paham mengapa dia hampir kehabisan nafas tadi, tali yang mengikat tubuhnya ini sangat kencang.
Bayangkan saja seperti mengikat kardus yang berada di tumpuan belakang sepeda motor.
"Dimana sih ini??" Ucapnya kesal dan dengan susah payah berusaha melepaskan dirinya dari ikatan kursi tersebut.
"Kalau kau orang pintar, kau akan bisa melepaskan ikatan tersebut"
Suara itu muncul dari sela sela atap ruangan ini.
"Shit–" umpat Mira dan segera mungkin melepaskan ikatannya.
Ikatan tersebut semakin ditarik semakin kencang, sepetinya tali ini bukan tali biasa, tali ini terhubung langsung dengan inti kursi kayu dan kursi kayu ini sepertinya telah diprogram untuk tetap menguatkan tali.
"LEPASINN SAYA SEKARANG JUGA......."
terdengar suara tawa khas pria memenuhi ruangan ini, tawa tersebut membuat telinga Mira semakin panas.
"Seperti yang saya sudah bilang, kau harus pintar untuk bisa membukanya"
"SIAPA KAMU SEBENARNYA!?!" Teriak Mira karena sudah kesal dengan pria tersebut.
Tidak ada jawaban lagi, dadanya terasa sesak ia ingin menangis sekarang.
Namun, mungkin melakukan hal tersebut terlalu bodoh, terus membantah dan melawan akan menyelamatkannya dari sini.
Pintu yang ada di depan Mira terbuka perlahan, menghasilkan suara decit yang sangat meresahkan telinga.
Pintu itu terbuat dari besi dengan lapisan teralis logam, setelah pintu terbuka muncullah sesosok pria dengan menggunakan jas khas seorang CEO.
"Kamu bertanya siapa saya??" Tanya pria tersebut.
Rahang Mira semakin mengeras, seandainya saja ia tidak diikat mungkin sekarang ia sudah mengoyak- ngoyak wajah pria tersebut.
"WHO ARE YOUU??" teriak Mira yang sudah ingin mengumpat.
Hangyul hanya menghela nafas kecil dan berjalan mendekat ke hadapan Mira.
"I won't finish you, take it easy "
"Terus untuk apa kamu mengikat saya di kursi ini??!!"
"Aku hanya ingin bermain main"
"Permainanmu payah, kau bodoh sekali"
Hangyul hanya menyunggingkan senyum dan berjalan mengitari ruangan ini.
Hangyul mulai mengamati setiap inci benda yang dipegangnya, sebuah guci dengan bagian yang bolong diatasnya.
"Aku tidak akan membuat permainan jika aku tak bisa memainkannya"
"Apa maumu?!!"
"Takdir hidupmu akan seperti guci ini"
"Jangan pernah samakan saya dengan benda, asal kamu tau saya tidak suka orang yang meremehkan saya"
Ada 2 hal yang kini menyebabkan wajah Mira memerah yaitu karena sesak nafas dan meredam amarah karena pria ini.
"Saya tidak meremehkanmu" ucap hangyul sembari membawa guci yang seukuran dengan tanganya kehadapan Mira.
"Apa yang akan kau lakukan?!!"
Hangyul tak menjawab, sekarang yang dilakukannya adalah mensejajarkan tubuhnya dengan gadis ini.
"Kamu tau air masih bisa ditampung di guci ini, karena yang lubang adalah atasnya" terang Hangyul yang memutar mutar gucinya dan menaruh benda tersebut lebih dekat di tatapan Mira.
Gleg—
"Jika permukaan guci ini saya balik—"
"Kamu tau kan apa yang akan terjadi??""Jangan terlalu basa basi, telinga saya panas mendengarkan semua celotehanmu"
Hangyul menghendikkan bahunya dan mulai beranjak berdiri.
"Jika kamu pintar, kamu akan tau bagaimana caranya membuat air tersebut tidak tumpah meski guci ini saya balik"
Katanya yang sudah pergi meninggalkan Mira."TERUS APA HUBUNGANNYA DENGANKU!?!!!"
teriak Mira pasrah, tenaganya ia buang habis habis untuk membentak pria tersebut.Mira tak tau sebenarnya apa yang terjadi, ia tak pernah kenal dengan sosok ini, setahunya dia tak pernah membuat masalah dengan orang lain sampai orang tersebut dendam dan menculiknya.
"What's your name??"
"Jawab pertanyaan saya dulu, jangan pernah mengalihkannya"
"What's your name??"
"Apa pedulimmu??" Kini Mira balik bertanya , keringat dingin mulai merembes memenuhi seluruh pakaiannya.
Hangyul berhenti sejenak, kemudian ia mengambil sebuah remote control yang sudah mirip seperti gembok pintu rumahnya.
Seketika hangyul membalikkan badannya dan tersenyum smirk langkahnya perlahan mundur dengan gelagat yang aneh.
"Terserah kamu kalau kamu tak mau mengatakan siapa namamu"
"Apa yang akan kau lak—"
"Aku akan menarik ucapanku tadi, jika kamu mati terbakar disini"
"Kamu tidak akan berhasil jika terus membantahku"
"Nyawamu bergantung dalam 15 menit kedepan, sebelum ruangan ini semakin panas dan kamu terbakar"
"Good luck, jika kamu berhasil akan ada hadiah spesial menghampirimu"
Ucapan final hangyul disertai dengan dirinya yang mulai menekan tombol tombol di remote dan keluar dari ruangan ini.
Terdengar jelas bahwa pintu yang terbuat dari besi tersebut dikunci dari luar.
Asap asap panas mulai keluar dari blower blower yang ada di plafon atas dan sudut ruangan.
"WTF!!??!!!"
Tanpa pikir panjang lagi Mira mulai melepaskan ikatannya, tapi seperti tadi ikatan tersebut semakin mengencang.
Dia akan mati disini jika terus terusan mencoba melepaskan tali yang ada.
Jalan satu satunya adalah memutuskan tali dengan benda tajam.
Nihil hasilnya ia sama sekali tak menemukan benda tajam apapun, sedang asap panas terus keluar dari blower yang ada.
Deruan keras yang keluar dari blower membuat jantungnya memompa darah begitu cepat.
Semakin lama kulitnya mulai terasa memanas, waktunya tersisa 12 menit lagi jika tidak ia akan mati sia sia.
"Tuhan......bantulah saya!!"
TBC
NEXT CHAP....☢️☢️☢️☢️
KAMU SEDANG MEMBACA
' 𝐚 𝐜𝐡𝐨𝐢𝐜𝐞 ' 𝕃𝕖𝕖 𝕙𝕒𝕟𝕘𝕪𝕦𝕝
Fanfictionin this world we must not make choices But a choice will be made if we want to tolerate all the risks. And only from that choice will your true life be revealed ➪this my new project Aku mau bikin project yang temanya action, yasss langsung baca...