BERTEMU MARK TUAN

386 46 20
                                    

"Bagaimana cara memotongnya?", tanya Jackson sambil memegang pisau.

"Tipis-tipis saja, biar tercampur rata dengan telur dan tepungnya", jawab Jinyoung.

"YUGYEOM, JANGAN MAKAN ADONAN KUENYA !", teriak Jackson waspada.

"Boleh aku tambahkan cereal tidak?", tanya Yugyeom.

"Boleh saja. Rasanya aku pernah melihat cereal rasa cokelat, tapi di lemari mana ya?", jawab Jinyoung.

Jaebum tersenyum melihat kesibukan tiga remaja di dapur rumahnya.

Jaebum menyambut keputusan Jinyoung yang menerima tawaran bekerja di rumahnya, setiap hari Senin sampai Jumat.

Dengan begitu, Jinyoung tidak perlu datang lagi untuk les di hari Sabtu. Karena dia bisa konsultasi pelajaran setiap selesai memasak dan makan malam.

Jaebum juga tidak pernah mengartikan sikap setuju Jinyoung sebagai sikap yang materialistis.

Anak itu sudah lelah, ungkapnya dalam hati. Anak itu tidak tahu harus bergantung kepada siapa.

Jaebum melihat, selama beberapa hari melakukan tugasnya di rumah, Jinyoung cukup nyaman berada di tengah-tengah keluarganya.

Mungkin selama ini Jinyoung tidak memiliki anggota keluarga lain di rumah untuk diajak berbicara, bahkan menumpahkan isi hatinya. Ia berada dalam kesepian, tidak ada kakak atau adik. Walau ayahnya ada di rumah pun, apakah mereka berdua biasa berbicara dengan wajar ? pikir Jaebum resah.

Jaebum masih memandangi mereka bertiga. Sebenarnya banyak hal baru yang tercipta.

Jackson menjadi sedikit lebih ceria dan Yugyeom jadi banyak ingin tahu.

Mereka berdua selalu pulang tepat waktu dari sekolah selama beberapa hari ini. Bukan karena Jaebum yang menyuruhnya. Tapi mereka beralasan ingin menemani Jinyoung di rumah.

Rasanya ada kekosongan yang sedikit terkikis di dalam hati Jaebum.

Sementara bagi Jinyoung sendiri, ia kini merasa lebih mudah mengatur jadwalnya sehari-hari.

Sepulang sekolah ia bekerja di minimarket. Lalu sore harinya setelah selesai, ia bekerja di rumah wali kelasnya.

Dengan berat hati, Jinyoung memutuskan untuk tidak bekerja lagi di kafe. Waktu itu ia heran atasannya di kafe langsung mengiyakan keputusannya tersebut.

Tapi Jinyoung terkejut saat atasannya di kafe memberikan alasan yang sama seperti yang Jaebum jelaskan di perpustakaan dulu. Kalau usianya yang terlalu muda untuk bekerja sebenarnya ilegal.

Namun yang jelas, Jinyoung sudah tidak harus pulang larut malam lagi.

Perutnya pun tidak terlalu kelaparan saat malam hari. Karena Jaebum selalu memaksanya ikut makan malam bersama.

Jinyoung baru tahu kalau makan bersama keluarga itu sangat menyenangkan.

Ayah dan ibunya tidak pernah mengenalkan bagian penting tersebut dalam keluarganya dulu.

Ia selalu makan sendirian.

Tiada yang menemani.

Jinyoung merasa saat ini ada titik hitam di dalam hidupnya yang terhapus, walaupun masih tersisa banyak titik hitam lainnya.

Sebenarnya Jinyoung sudah menawarkan diri untuk melakukan pekerjaan di rumah Jaebum selain memasak. Contohnya mencuci baju menyetrika. Tapi Jaebum menolaknya. Dengan alasan eksploitasi anak di bawah umur.

"Tapi pak, bukankah tawaran bekerja di rumah bapak ini juga termasuk ilegal buat saya ?"

"Bukan. Anggap saja kamu sedang les memasak. Lagipula saya tidak memberimu gaji, tapi timbal balik dalam hal lain."

I DONT WANNA LEAVE AGAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang