Tara 02

104 10 6
                                    

"Tara" suara barinton dari arah belakang memanggil Tara

"hmm" jawab Tara tanpa menoleh dan melanjutkan melangkah ke lantai atas

"kalo papah lagi bicara itu tatap mukanya jangan ngebelakangin gitu" ucap Anton papah Tara

"Tara gak peduli" ucap Tara sambil memutar badannya menghadap sang papah

"kamu tuh kenapa sih ra? Sikap kamu berubah jadi gak sopan gini sama papah"

"papah tanya Tara? Coba papah introspeksi diri papah dulu, Tara kaya gini juga karna papah. Coba papah gak selingkuh dan sampai nikah sama selingkuhan papah itu mamah gak bakal ninggalin Tara secepat ini pah" ucap Tara menahan amarah yang memuncak

Tara tidak membenci papahnya hanya saja ia belum bisa mengikhlaskan kepergian mamanya dua tahun lalu. Yang Tara tahu Mamahnya sakit-sakitan semenjak suaminya yaitu papah Tara selingkuh dengan wanita lain dan parahnya lagi wanita itu hamil hasil perbuatannya dengan Anton.

Dan anak yang dikandung Mirra wanita selingkuhan Anton sekarang sudah besar beda satu tahun dengan Tara. Tara membenci anak itu yang bernama sindi.

"itu masa lalu ra, lupain masalah itu!" ujar Anton

"Tara gak bakal lupain masalah itu pah" teriak Tara

"kamu tuh ya" teriak Anton sambil mengangkat tangan yang ingin menampar Tara

"apa?! Papah mau nampar Tara, iya? Tampar aja pah biar luka di pipi Tara makin parah, Tara malah seneng kok"

Tangan Anton menggantung dan perlahan turun. Anton memandang nanar wajah Tara yang baru ia sadari, wajah anaknya banyak bercak darah dan terlihat pucat

"kenapa diem pah? Tampar Tara pah, papah gak usah merasa kasihan sama kondisi Tara. Tara udah biasa pulang dengan banyak luka kaya gini semenjak mamah pergi ninggalin Tara" lirih Tara dan berlalu pergi masuk ke dalam kamarnya meninggalkan Anton yang terdiam di ujung anak tangga.

Tara menghempaskan tubuhnya ke atas kasur. Ia memejamkan matanya yang terasa perih dan tak terasa cairan bening keluar dari puppil matanya, Tara begitu benci dengan keadaannya yang sekarang. Papahnya tidak begitu peduli dengannya, Papahnya hanya mementingkan Mirra dan Sindi sementara dirinya seperti orang asing yang tiba-tiba hadir di tengah-tengah mereka. Miris

~~Tara~~


Tara memasuki area SMA ADIJAYA. Sejak memasuki sepanjang lorong kelas Tara sudah menjadi pusat perhatian semua murid yang berada disana, menatap Tara dengan berbagai tatapan. Ada yang menatap Tara sinis tidak suka dan ada yang menunduk takut saat Tara melewatinya.

"eh eh anak yang terbuang lewat tuh"

"najis, sok banget jadi orang"

"gak usah sok cantik deh lo"

"cantik tapi berbanding terbalik sama kelakuannya"

Dan banyak lagi omongan-omongan yang dilontarkan untuk Tara. Tara mengepalkan tangannya dan mencoba menahan amarah agar tidak terpancing emosi.

Ketika Tara hendak melangkah memasuki kelasnya, kelas Tara berada di kelas 12 MIPA 1. suara seseorang dari arah belakangnya menghentikan langkah Tara. Cewek itu menoleh ke belakang dan mendapati seorang cowok ganteng cool tengah berjalan setengah terengah-engah ke arahnya.

Cowok itu berhenti dihadapan Tara. "Lu baru sampe Tar?" tanya cowok yang diketahui bernama Raefal. Raefal merupakan cowok yang terkenal sebagai good boy-nya SMA Adijaya. Dia juga merupakan sahabat baik dan terdekat Tara.

T A R ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang