Semoga ini awal kecerahan
Semoga warna hitam dulu kini menjadi warna terang
Saatnya hidupku berubah
Aku ingin menjadi matahari.~iqbal.
****
"Bal tangi, wes awan iki" teriak ayah iqbal.
Kebetulan ayah iqbal atau biasa di panggil pak mamat berasal dari jawa, ia menikah dengan ibunya iqbal yang berasal dari bandung. 10 tahun mereka tinggal di jogjakarta, kemudian mereka pindah ke bandung selama 5 tahun, dan kini mereka menetap di jakarta. Mungkin masih semunggu ia dan ayahnya tinggal di rumah susun ini.
"Iya...." Sahut iqbal dari kamar sebelah.
Hari ini hari pertama iqbal masuk sekolah baru. Ia masuk di kelas 11 ips 2. Dan ia sudah menyiapkan perlengkapan nya kemarin setelah mendaftar di SMA garuda Jakarta.
"Pak, berangkat" pamit Iqbal
"Iya le, ati ati lo ya. Iki jakarta guduk jogjakarta utawa Bandung" jawab pak mamat.
"Iya pak"
Setelah berpamitan ia segera mengambil helm nya di meja depan rumah nya. Segera ia menuruni anak tangga dari lantai 5 ke tempat parkir.
Iqbal berhenti sejenak di lantai 2, ia merasa lelah karena menuruni tangga begitu banyak nya. Sekilas ia melihat sekeliling, tenyata disini ramai. Tak jauh darinya ada anak yang menangis meminta jajan, ada lagi ibu ibu yang ramai dengan anak nya karena gak mau sekolah malah sibuk main hp.
Mungkin esok ia akan terbiasa dengan keadaan ini.5 menit kemudian ia kembali menatap anak tangga yang akan di laluinya kembali. Sejenak ia berfikir bahwa esok dia akan berteman baik dengan anak tangga ini.
"Sumpah dari dulu gak pernah ini aku turun tangga segitu" keluh iqbal
Kini Iqbal sampai di tempat parkir, ia segera mencari motor Vespa kuningnya. Dan ya ia menemukannya, segera ia menaiki motornya dan keluar menuju jalan raya.
Ia berhenti sejenak di depan gedung tinggi berwarna hijau yang baru saja di lewatinya, yaa rumah susun. Ia lupa harus memakai jaket ketika berkendara, segera ia mengambil jaket nya di tas hitam miliknya.
****
Hufft lagi lagi perkenalan
Iqbal kini tengah duduk di bangku depan kelas yang akan menjadi kelasnya. Ia di suruh guru tepatnya pak hendrik agar mempersiap kan diri.
"Bal ayo masuk"
Setelah 5 menit menunggu akhirnya ia dipanggil untuk masuk kelas dan menyapa murid lain.
"Halo" ucapnya sedikit gugup
"Haii..." Jawab semua murid
Mereka kompak, nampaknya aku diterima baik di kelas ini.
Oke iqbal jangan gugup lagi."Hai ganteng" cletuk salah satu murid
"Hih centil banget lo" sindir amel tak terima
"Em.. namaku iqbal, semoga kalian bisa menerimaku dengan baik" ucap iqbal.
"Iqbal saja?" Tanya pak hendrik
"Ahmad iqbal" jawab iqbal spontan
"Yahh, kirain iqbal Dhiafakhri Ramadhan" cletuk amel dari bangkunya
"Bodo" sorak murid sekelas karena sudah muak dengan amel yang begonya luar biasa.
"Iqbal kamu boleh duduk" ucap pak hendrik
Ia hanya mengangguk dan mencari bangku kosong. Satu langkah dua langkah tiga langkah ia menuju bangku itu, tapi...
"Emm iqbal, jaket lo tolong dilepas ya" ucap murid cewek yang ada di bangku depan barisan depan guru.
"Mmm cieee, kayla lo kesambet apaan perhatian banget ma Iqbal" sahut amel
"Dih apaan si, orang ini aturan yee" ucap kayla membela
" Iya iya, iqbal tolong di lepas ya jaket nya" kata pak hendrik
"Iya pak" jawab iqbal
****
Bel pulang berbunyi, Kayla, Yuri, Amel, dan Bela berencana ke kafe dekat sekolahnya. Mereka ingin have fun bersama sama. Memang sudah lama mereka tak kumpul kumpul seperti ini. Mungkin hanya nongkrong di sekolah.
Mereka segera menuju parkir sekolah, sengaja hanya amel yang membawa mobil agar mereka tetap barengan.
"Eh gue balik ke kelas ya, ada yang ketinggalan" ucap yuri dengan terburu buru
"Apa yang ketinggalan" tanya bela
"Itu..novel gue" jawab yuri
"Oke cepet" -amel
Yuri berlari kembali ke kelas, entah mengapa kayla merasa yuri menyembunyikan sesuatu.
"Gue susul yuri ya" ucap kayla dengan langsung berlari
"Ehhh ini anak langsung lari aja" ucap amel
"Hhh udah biasalah" -bella
Setelah sampai di depan kelas kayla tak langsung masuk, ia berniat hanya ingin mengintip yuri.
Benar dugaan Kayla, yuri berbohong.
Bukanya mengambil novel, yuri malah sedang berbicara dengan seorang laki lakiKayla mencoba melihat siapa laki laki itu, ia merunduk ke depan jendela dan dengan perlahan ia mengintip sosok laki laki itu.
Yuri pinter juga kalo pilih pilih.
Dalam batin kayla ia tertawa, sahabatnya ini lucu. Yuri berpacaran dengan siswa lain tetapi tak memberi tahu yang lain nya.
Lumayan ganteng juga sih dari belakang. Ish tapi cemen, masa backstreet.
Yuri: gue mau ke kafe sama anak anak
Cowok: gajadi jalan?
Yuri: sorry tapi temen gue udah ngajak, gimana mau nolak nanti mereka malah curiga.
Cowok: hmm gini amat susahnya hhh
Yuri: ciah ngambekan ogah ah gue.
Yuri:oke oke nanti gue pulang duluan terus kita jalan
Cowok: oke
Dih apa apaan sih cowoknya yuri, pacaran kok diam diam. Main pegangan tangan lagi. Hahaha
Batin kayla menertawakan teman nya ini.
Sebelum yuri dan cowok nya keluar, kayla segera kembali ke amel dan bella. Kayla melihat mereka berpencar setelah keluar dari kelas.
"Hhhhh kalian tau gak?" Tawa kayla
"Apaan sih, lo girang banget" tanya bella
"Itu si yuri, bukan nya ngambil novel malah rundingan sama pacarnya" ucap kayla dengan menahan tawa
"HAH?, Jangan becanda deh!" Ucap bella
"Sumpah" jawab kayla dengan mengacungkan 2 jari nya
Bukan nya menjawab amel dan bella malah melongo. Mereka berdua masih bingung dengan ucapan kayla
"Haduuh masih gak ngerti juga, nanti deh gue cerita" cletuk kayla
"Oke oke, tuh yuri datang" ucap amel pasrah
"Yuk!" Ucap yuri
"Oke let's go" jawab ketiganya
BERSAMBUNG HHHH
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret
Teen FictionAku ingin pergi. Aku tak ingin mengulangnya lagi. Entah bagaimana caraku. Mungkin dengan caraku romeo akan datang menemui Juliet. Aku berharap romeo tak akan meninggalkan Juliet apapun kesalahannya. Sebuah cerita karya xenoglossia