5. Headset

25 1 0
                                    

Happy Reading😍



Malam hari ini, mereka duduk di teras vila.
Semua sibuk dengan pasangannya masing-masing. Ada Bintang dan Tama yang bernyanyi untuk Rahmadila dan Tya. Sedangkan Irfan, Luluk, Wahyu dan Friska mereka saling bertukar cerita.

Sementara Meyka, dia hanya duduk memandangi langit di malam itu.

"Duduk sendirian aja?" Cowok yang malam itu menggunakan celana pendek dan Headset di telinganya menghampiri Meyka.

"Ehh.. Kak Aldo," mendongakkan kepalanya. "Maaf nih, kak. Katanya Luluk kakak itu orangnya dingin and cuek, kok yang aku lihat sekarang, justru kakak kelihatan perhatian."

"Hmm... Sifat seseorang itu, tergantung pada siapa orang tersebut ditujukan. Kalau sama kamu kakak perhatian, berarti ada hal yang spesial di diri kamu." senyum melirik Meyka.

"Maksudnya?" Meyka tidak paham.

"Kan kamu jomblo, pasti butuh perhatian," ejek Aldo.

"Ihhh... Kak Aldo," memukul lengan Aldo.

"Hahaha... Mau dengerin musih gak?" tawar Aldo.

"Hmm.. Boleh,"

Aldo memasangkan sebelah Headset nya ketelinga Meyka. Kini, mereka mendengarkan musik yang berjudul "Sempurna".

Kau begitu sempurna.
Dimataku kau begitu indah.

Aldo menatap Meyka amat dalam. Seharusnya Meyka merasa biasa saja.
Tapi, kenapa saat ini dia malu?

"Kamu..." lirih Aldo.

"Emm... Aku ke dalem dulu ya kak, makasih lagunya bagus." berjalan menjauh dari Aldo.

"Kayaknya gue suka sama lo Mey," gumam Aldo.

******

Di kamar.

"Lo, kenapa sih Mey? Kenapa lo jadi malu gini?" Meyka bertanya pada dirinya sendiri.

"Gak mungkin kan ini cinta? Cinta itu cuma tipu daya perasaan yang dimulai dengan rasa nyaman, lalu pergi meninggalkan luka mendalam."

"Lo kenapa?" tanya Tya heran yang tiba-tiba masuk ke dalam kamar.

"Gue gak pa-pa, kok." jawab Meyka.

"Gak mau ikut turun?" ajak Tya.

"Kayaknya gue mau langsung tidur aja deh, kalian have fun ya."

"Oke deh," turun dan meninggalkan Meyka sendiri.

*****

Pagi.

Saat mereka selesai sarapan, mereka memutuskan untuk berjalan-jalan di sekitar hutan yang masih asri ini.

"Kak, aku mau jalan dulu ya sama Irfan." Luluk pamit.

"Iya, hati-hati ya." Aldo memperingatkan. "Dan lo, Fan. Jagain adek gue!"

"Pasti kak," jawab Irfan.

"Ehh kalian pada mau ikut gak?" ajak Luluk. "Bin? Tam? Yu?"

"Iya ntar kami nyusul,"

"Oke duluan ya," melambaikan tangannya.

"Ayok, yang kita jalan-jalan juga." ajak Bintang pada Rahmadila.

"Ya ampun, aku lagi males banget ni yang. Besok aja deh." tolak Rahmadila.

"Kasian amat lo, Bin." ejek Wahyu. "Sayang, jalan-jalan yuk, suntuk di sini terus." mengajak Friska.

"Keknya aku juga lagi males deh yang," Friska pun menolak ajakannya.

"Yaaaah..... Kasian deh luuu..." sorak Bintang semangat.

"Diem lu!"

"Kita aja yuk, beb yang jalan-jalan." ajak Tama pada Tya karena mungkin telinganya sangatlah penging mendengarkan perdebatan temannya itu.

"Yuk, kami pergi dulu ya guys." Tama meraih tangan Tya dan pergi meninggalkan vila.

"Loh, pada kemana nih kok sepi?" tanya Meyka sambil menuruni anak tangga.

"Telat berapa abad lu? Sampe gak sadar kalo temen-temen pada jalan-jalan." sahut Bintang.

"Terus lo ngapa gak jalan-jalan? Sumpek gue liat lu!"

"Kok lu ngusir sih?" Bintang tak terima.

"Kapan akurnya sih kalian? Udah kayak ayam sama tikus aja." ucap wahyu.

"Emangnya ayam sama tikus pernah berantem?" tanya Rahmadila bingung.

"Lah, tuh tinggal liat aja mereka berdua." timpal Friska.

"Belain aku kek yang, ngomong cepet." Bintang meminta pembelaan dari pacarnya.

"Belain aku kek yang," Rahmadila membeo.

Memang, rasanya ada yang kurang kalau diantara mereka tidak berdebat.

"Jalan-jalan yuk, Mey." ajak Aldo.

"Ehm.. Ehm.." Bintang mendehem.

"Apaan sih, lo!"

"Meyka mau di jadiin kakak iparnya Luluk kak?" tanya Friska polos.

Muka keduanya memerah, lebih tepatnya muka Meyka yang memerah.


Bersambung.....😍
Thank's readers😚
Maaf kalo banyak typo🙏
Jangan lupa Follow and voment ya😉



VIRGITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang