Part.3

1.6K 26 0
                                    

Ethan Johnson membuang nafas kasar, kejadian hari ini benar-benar tidak pernah dibayangkannya. Bagaimana mungkin seorang wanita meminta anak darinya. "Wanita ini pasti sudah gila, tapi bayarannya sangat menggiurkan, uang sebanyak itu bisa membuatku hidup dengan nyaman." Ethan terus bermain dengan pikirannya, hingga ia mendengar pintu flatnya diketuk seseorang.

"Selamat malam tuan, aku Nickholas, kau bisa memanggilku Nick. Nona Elena memintaku mengantarkan paket ini, dan dia berpesan agar anda tidak menolak."

"Baiklah, dan katakan kepada nona mu aku sudah menerimanya." Ethan berlalu seraya menutup pintu flatnya.

Satu set pakaian resmi, berikut sepatu dan kunci mobil. "Lusa datanglah ke rumahku, gunakan semua yang aku berikan, karena aku tidak ingin lelaki tua kesayanganku jantungan melihatmu seperti gembel." Ethan meremas secarik kertas yang ada di kotak tersebut. Surat dari Elena yang kembali mengingatkan tentang statusnya.

Ethan memandangi flat tua yang disewanya, berukuran 5X5 dan hanya dibatasi sekat untuk membagi beberapa ruangan. "Betapa menyedihkan hidupmu Ethan, nama yang buruk, miskin, label residivis dan sekarang menjadi suami bayaran."

Hingga larut malam, lelaki itu menghabiskan banyak rokok dan beberapa botol minuman murahan, ia pun terlelap. "Nadine, bernafaslah. Jangan tinggalkan aku, bangunlah sayang, aku mohon, bangunlah..." Lelaki itu terus meracau di dalam tidurnya, ia terisak dan kadang berteriak.

Ddrrrrtt..... Suara berisik weker usang membangunkannya. Ia menyeka keringat dan meraih sisa minuman di botol terakhir. Sepertinya semalam ia bermimpi lagi.

Ethan meraih sebuah pigura disamping tempat tidurnya. Gambar seorang wanita muda dengan perut yang sedikit membuncit. Wanita itu adalah Nadine, dan harusnya saat ini mereka sedang hidup bahagia dengan anak-anak yang lucu.

"Andai saja aku datang lebih awal sayang, semua kepedihan ini tidak akan ada, andai saja..." Ethan terus bergumam memandangi foto istrinya, wanita yang menjadi korban dari kesalahannya.

*******

"Ingat Ethan, ini adalah event besar, tuan Marco mempertaruhkan banyak uang untukmu. Dan kau tahu artinya bukan? Kemenangan!! karena jika kau kalah, nyawamu taruhannya."

"Kau tahu persis siapa aku, jadi katakan kepada tuan Marco aku akan menang seperti biasanya." Ethan menyentuh bahu lelaki didepannya dan berlalu pergi.

Ia yakin di perjudian kali ini akan kembali menang, event besar yang melibatkan banyak orang kaya dari berbagai negara. Mulai dari para mafia hingga kaum jetset mempertaruhkan uang jutaan dolar di even ini. Dan Ethan sudah membayangkan hadiah yang akan ia dapatkan. Mempersiapkan rumah baru untuk anak dan istrinya, dan juga memulai sebuah usaha untuk kelangsungan hidup mereka.

"Aku mohon Ethan, berhentilah, kita bisa hidup tanpa harus mempertaruhkan nyawa. Kau tahu benar, kalau iblis bernama Marco tidak pernah mengampuni orang yang membuatnya kehilangan uang. Jadi aku mohon berhentilah dan kita pergi dari sini." Nadine terus memohon kepada suaminya, ada sebuah rasa yang tidak ia mengerti dengan pekerjaan Ethan kali ini. Rasa takut, seolah-olah akan ada kematian setelahnya.

Ethan memeluk istrinya, berkali-kali mencium kepalanya untuk memberikan ketenangan. "Jangan khawatir sayang, kau tahu persis kalau aku selalu menang, dan aku berjanji ini adalah yang terakhir. Setelah ini kita akan pindah ke pinggiran kota seperti yang kau inginkan."

"Entahlah Ethan, aku merasa sangat takut, bagaimana kalau kau kalah dan iblis itu membunuhmu." Nadine terus terisak dan memeluk erat tubuh suaminya.

"Aku akan menang sayang, dan sekarang kau tidurlah atau kau ingin aku menemui bayiku dulu, sudah beberapa hari ini aku tidak melihatnya, dia pasti kesepian diruang gelap perutmu itu." Ethan mulai mengecup dan mencumbu. Mata, hidung dan bibir. Sementara tangannya menangkup bukit kembar istrinya yang terasa mulai membesar seiring kehamilannya. Nafas lelaki itu semakin memburu.

Nadine yang belum bisa meredakan kegelisahannya berusaha menolak. "Ahhsss Ethan, berhentilah, aku sedang tidak ingin..." Ethan yang merasakan penolakan istrinya semakin liar memberikan cumbuan disetiap titik sensitif yang ia sentuh, karena ia tahu Nadine tidak akan pernah bisa menolaknya.

Keesokan paginya Ethan sudah bersiap-siap menuju lokasi event. "Jangan melihatku terlalu lama sayang, aku tahu saat ini terlihat sangat tampan." Ethan tersenyum dan memeluk istrinya, yah dari tadi wanita itu tidak berhenti memandangnya.

"Aku mencintaimu Ethan, kembalilah dalam keadaan hidup"

"Tidak sayang, aku akan kembali dengan membawa kemenangan dan tentu saja sehat dan bernyawa. Jaga baik-baik bayi kita, aku akan segera kembali. Dan ingat, kunci semua pintu. Jangan pernah keluar atau membuka pintu untuk siapapun. Dan kau bayi kecil, jaga ibumu." Ethan mencium perut istrinya dan mengecup bibir wanita yang selalu menjadi candu untuknya.

Nadine melihat kepergian suaminya dari jendela, ada rasa takut yang semakin besar dengan menghilangnya mobil Ethan dari pandangan. "Kumohon jaga dia Tuhan."

Unwanted Wedding [Suami Bayaran]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang