Part.5

1.2K 26 0
                                    

Kehilangan orang tua sejak kecil membuat Elena tumbuh dalam kemandirian. Didikan sang kakek yang menuntutnya untuk menjadi wanita yang tangguh dan bisa berhadapan dengan siapapun menimbulkan keangkuhan dihatinya. Terutama saat harus berhubungan dengan lawan jenis, Elena tidak pernah menganggap ada yang pantas untuknya. Hingga malam ini, ia terpaksa mendatangkan seseorang untuk diperkenalkan sebagai calon suami kepada kakeknya.

"Permisi Tuan, tamu Nona Elena sudah datang." Suara Rahma memecah keheningan dua orang yang duduk layaknya musuh.

"Tentu Rahma, bawa dia masuk, acara keluarga ini akan segera dimulai. Elena tersenyum penuh kemenangan sementara Alfa Richard hanya diam dan menatap tajam kepada cucu tunggalnya itu.

"Selamat malam semuanya!" Ethan muncul dengan penampilan yang cukup mengagetkan, terutama bagi Elena. Dengan paduan jas hitam, rambut yang ditata klimis, bahkan rambut halus disekitaran dagu dan kumisnya juga sudah tidak terlihat. Elena pun membatin, "Sempurna."

Sementara Ethan merasa seperti korban persembahan berada dibawah tatapan dua orang dihadapannya.

"Silahkan Ethan, masuklah ... Jangan sungkan, dan perkenalkan dia adalah kakekku, Alfa Richard Vodianova. Kau sudah pernah mendengar namanya bukan?!"

Ethan berusaha untuk menguasai keadaan yang canggung ini, dan mencoba bersikap tenang. "Tentu saja, siapa yang tidak mengenal salah satu orang terkaya negri ini. Selamat malam Tuan Alfa, senang bertemu dengan anda." Ethan pun mengulurkan tangannya kepada Alfa Richard.

"Apa ada laki-laki yang menyebut calon istrinya dengan panggilan Nona?" Alfa Richard berujar sambil menjabat tangan Ethan. "Katakan padaku anak muda, berapa cucuku membayarmu?!"

Elena pun meraih Ethan dan menggandengnya untuk duduk di sofa yang sama. "Tenanglah sayang, kakekku memang orang yang sangat kaku, dan selalu berprasangka terhadap orang lain. Tapi kau tidak perlu khawatir dia sudah merestui kita, benar begitu kan Kakek?" Elena berkata tanpa melepaskan genggaman tangannya dari Ethan.

Bersentuhan langsung dengan seorang wanita membuat rasa yang tak biasa bagi Ethan, apalagi tampilan Elena dengan dress putih dan belahan dada yang rendah, sangat mengundang setiap mata lelaki untuk  melihatnya.

Bersentuhan langsung dengan seorang wanita membuat rasa yang tak biasa bagi Ethan, apalagi tampilan Elena dengan dress putih dan belahan dada yang rendah, sangat mengundang setiap mata lelaki untuk  melihatnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Alfa Richard yang mulai jengah dengan pemandangan di depannya lalu bangkit. "Ikuti aku anak muda, kita perlu bicara empat mata, dan kau cucuku tersayang tetap di tempat dudukmu.

Ethan dibawa kesebuah ruangan yang cukup luas dengan cat putih dan begitu banyak rak buku. Terdapat meja ukiran kayu dengan kursi berdesain sama, dan juga sebuah sofa panjang yang ditata seperti kursi malas, setidaknya itu yang ada dipikiran Ethan.

"Duduklah anak muda, dan langsung saja, apa tujuanmu dan berapa lama pernikahan palsu ini akan kau jalankan."

"Maafkan aku Tuan, tapi bagiku pernikahan adalah janji suci, yang dibuat dihadapan Tuhan. Tidak ada pernikahan palsu, dan kalaupun pernikahan itu tidak berlangsung lama, bukan karena palsu, tapi karena takdir Tuhan."

Alfa Richard tersenyum sinis dengan apa yang dikatakan lelaki didepannya.

"Cukup menarik, seorang residivis sepertimu, dengan dakwaan pembunuhan terhadap istrinya dan juga pengedaran narkoba lintas negara, mengagungkan sebuah pernikahan!! Kau pikir aku akan percaya?!" Alfa Richard berujar seraya mengeluarkan sebuah amplop coklat dari laci meja ukir diruangan itu, dan ia pun melemparnya ke meja di depan sofa yang diduduki Ethan.

"Apa ini Tuan?"

"Bukalah Ethan, semua tentang dirimu ada disana, jadi jangan pernah berpikir kau akan bisa membodohiku bersama Elena."

Ethan pun tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Foto dan guntingan koran kejadian beberapa tahun yang lalu lengkap disana. Saat penangkapan, foto tempat kejadian, ruang persidangan, bahkan saat ia masih menggunakan baju tahanan.

"Tuan, aku tidak tahu bagaimana anda mendapatkan semua ini, tapi apa yang terlihat bukanlah kebenaran. Dan tentang pernikahan dengan cucu anda, aku tidak akan memaksa, jadi anda bisa membatalkannya."

Seketika pintu ruangan itu pun terbuka, Elena masuk dan mengambil amplop yang ada ditangan Ethan.

"Cukup Kakek, perkenalanmu dengan calon suamiku sudah terlalu lama. Sekarang ayo kita keruang makan sebelum semua yang dihidangkan Rahma menjadi dingin." Elena menarik tangan Ethan dan juga Alfa Richard secara bersamaan. Baginya sesi perkenalan ini harus segera diakhiri sebelum sang kakek terus mengorek masa lalu Ethan.

Dan hingga makan malam berakhir tidak ada lagi pembicaraan serius yang terjadi. Elena meyakinkan Alfa Richard bahwa semua sudah ia persiapkan.

Pernikahan akan dilangsungkan satu minggu kedepan, secara tertutup dan hanya akan dihadiri oleh beberapa orang saja. Tidak ada resepsi atau liputan media. Elena akan melakukan konferensi pers singkat untuk mengumumkan pernikahannya, dan itupun seorang diri, yang artinya Ethan tidak akan hadir. Bagi Elena, publik tidak perlu tahu siapa suaminya.

"Baiklah Tuan, aku permisi dan terima kasih untuk jamuannya."

"Tentu saja anak muda, dan biasakan dirimu untuk semua jamuan nantinya." Alfa Richard menerima jabatan tangan Ethan seraya menatap lekat. Ia merasa ada rahasia masa lalu yang belum terungkap dari lelaki dihadapannya.

"Ayo sayang, aku akan mengantarmu kedepan."

Ethan berjalan mengiringi Elena, malam ini wanita disebelahnya terlihat sangat berbeda, rambut pirangnya yang terurai lepas begitu memukau dan sangat kontras dengan kulitnya yang putih bersih. Bulu matanya lentik, dengan hidung mungil dan bibir yang sangat menggoda. Dan leher jenjang itu, Ethan menelan berat salivanya. Padahal malam ini Elena tidak menggunakan riasan seperti sebelumnya, tapi justru itulah yang membuat rasa Ethan bergetar, cantik dan sangat natural, seperti ... Nadine.

"Jangan memandangku terlalu lama Ethan. Kau bisa patah hati nantinya." Teguran Elena membuyarkan lamunan lelaki itu.

"Jangan khawatir Nona, justru anda lah yang harus berhati-hati untuk tidak jatuh cinta padaku. Dan kuharap anda bisa tidur nyenyak tanpa memimpikanku.  Selamat malam." Dan Ethan pun berlalu.

Unwanted Wedding [Suami Bayaran]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang