Part.6

1.4K 29 7
                                    

Setelah Ethan kembali, Elena dan Alfa Richard pun terlibat pembicaraan serius.

"Dimana kalian akan tinggal setelah menikah, dan apa yang akan dilakukannya setelah menikah nanti Elena, akan tetap menjadi cleaning service? Ingat statusnya nanti adalah suamimu." Alfa Richard terus memberondong Elena.

"Aku sudah memikirkan semuanya, dia tidak akan bekerja rendahan lagi, tapi aku juga tidak bisa memberinya posisi penting di perusahaan. Ethan akan menjadi bodyguard ku, setidaknya dia ada sedikit kesibukan daripada hanya menunggu istrinya pulang." Elena berkata seraya bangkit dari kursinya. Aku akan menginap malam ini kakek, dan kuharap kau tidak keberatan.

Elena menuju ke lantai dua, menaiki setiap anak tangga dengan perlahan. Terlalu banyak kenangan di rumah ini, bayangan masa kecil dan kedua orang tuanya langsung bermunculan. Itulah salah satu alasan ia memilih hidup sendiri, kenangan yang ia sendiri bingung harus melupakan atau terus mengingatnya.

Elena berhenti didepan sebuah kamar, sangat berat baginya untuk masuk, karena dari kamar inilah kesendiriannya dimulai.

***
17 tahun yang lalu.

"Maaf Nona, tuan Alfa Richard meminta anda untuk tetap disini, dan jangan keluar sampai dia memanggil."

Elena kecil tidak mengerti dengan perkataan pengasuhnya, dan kenapa kakeknya tidak mengijinkan ia keluar. Bahkan untuk menyalakan televisi pun ia juga dilarang.

Dan hingga esok pagi, Elena dipersiapkan untuk pergi ketempat yang ia sendiri tidak tahu. Tapi yang pasti hari itu semua orang menggunakan baju hitam, bahkan pengasuhnya juga memakaikan baju dengan warna yang sama padanya.

Elena pun sadar, ia berada di pemakaman. Terlihat kakeknya berlutut diantara dua gundukan tanah. Dan apa itu, seseorang menyebut nama kedua orangtuanya. Elena pun berlari mendekat, ia tahu ada sesuatu yang buruk disini.

"Kakek, siapa yang meninggal? Kenapa orang itu menyebut nama Mama dan Papa." Elena berasa sesak, walaupun Alfa Richard tetap diam, tapi ia bisa membaca nama yang tertulis di dua nisan tersebut.

Berhari-hari Elena diam dikamarnya, tidak ada seorangpun yang menjelaskan apa yang terjadi, pengasuh pun hanya mengatakan kalau orangtuanya mengalami kecelakaan, mobil jatuh ke jurang dan meledak.

Dan tepat satu minggu setelah pemakaman, untuk pertama kalinya Alfa Richard menemui Elena. "Sayang, kemarilah." Lelaki itu memeluk erat cucunya, terlihat rasa duka yang begitu dalam. "Sekarang hanya kau yang aku miliki Elena, tumbuhlah menjadi wanita yang kuat, akan banyak kekerasan hidup yang nanti akan kau hadapi, dan ingat jangan pernah percaya kepada siapapun, selain dirimu."

****

Elena tersungkur, pilu itu kembali terasa. "Mama ... aku merindukanmu." Elena terus meracau, isakan itu telah menjadi raungan. "Papa, harusnya kau ada disini dan menjadi wali di pernikahanku. Kenapa kalian biarkan aku sendiri ... aku kesepian ..."

"Ya Tuhan, Nona Elena anda kenapa?! Ayo bangun, jangan begini. Tuan akan sedih jika melihat Nona seperti ini." Rahma yang mendengar tangisan Elena segera berlari kekamar dan berusaha untuk menenangkan wanita itu, memeluknya erat, memberikan sedikit rasa tenang untuk wanita yang sangat disayanginya seperti anak sendiri. Ia pun teringat bagaimana raungan dan teriakan Elena dihari pemakaman. Karena sejak hari itulah ia berjanji tidak akan membiarkan Elena kehilangan kasih ibunya.

"Maafkan aku Rahma, harusnya aku sudah bisa mengendalikan rasa ini." Elena bangkit dan melepas pelukan pengasuhnya. "Terima kasih karena kau selalu ada untukku, dan tolong jangan memberitahu lelaki tuaku tentang ini."

"Anda jangan mengkhawatirkan apapun dan cobalah untuk tidur."

Rahma meninggalkan kamar itu, ia pun berusaha untuk mengendalikan dirinya agar tidak larut dalam kesedihan Elena. Andai saja wanita kesayangannya itu tahu bahwa kejadian itu bukan kecelakaan, tapi pembunuhan, akibatnya pasti lebih buruk lagi.

"Bagaimana keadaannya Rahma?"

"Tuan, anda masih disini? Sudah larut, ini waktunya anda beristirahat." Rahma yang kaget dengan keberadaan Alfa Richard pun mengomel karena majikan tuanya itu kembali melanggar batas waktu istirahat yang diperintahkan dokter.

"Jangan mulai menceramahiku Rahma, kau bukan dokter yang bisa mengaturku. Katakan apa Elena baik-baik saja? Aku mendengar teriakannya."

Rahma menghela nafas, menenangkan Alfa Richard jauh lebih sulit dari Elena. "Nona baik-baik saja Tuan, cucu anda sudah dewasa, dia bukan lagi remaja belasan tahun dengan emosi yang labil. Jadi aku mohon, Tuan segera kekamar dan tidur. Jaga kesehatan, itupun kalau anda memang ingin menimang bayi Nona Elena kelak."

"Harusnya aku memecatmu sejak lama Rahma, bersyukurlah cucuku sangat menyayangimu." Alfa Richard pun berlalu.

Sementara itu Rahma menghapus bulir bening dari sudut matanya. Menjadi saksi dari setiap peristiwa yang terjadi dirumah ini kadang membuatnya cukup lelah. Tapi kecintaannya kepada keluarga ini selalu bisa menghapus rasa itu.

Dan pagi ini, setelah sekian lama Rahma kembali melihat kedua majikannya sarapan bersama, menikmati semua hidangan seperti dulu saat Elena masih tinggal dirumah ini.

"Bagaimana tidurmu semalam sayang?"

"Kalau yang Kakek maksud suara teriakan dan tangisan itu adalah kesalahan pada pendengaranmu, dan aku sarankan kau untuk segera kedokter, karena tidurku sangat nyenyak."

Alfa Richard tersenyum dengan jawaban Elena, walaupun tidak pernah ada pembicaraan yang hangat antara ia dan cucunya, tapi ia tahu bahwa Elena sangat menyayanginya, dan selalu berusaha menyembunyikan semua kesedihan darinya.

"Oya Kakek, hari ini akan ada meeting dengan investor baru untuk mega proyek The Maldives Residence, agak sedikit aneh, mereka tiba-tiba muncul bersamaan dengan mundurnya investor sebelumnya."

"Tidak ada yang aneh didalam bisnis Elena, dan ingat untuk selalu menggunakan instingmu. Karena itu lebih kuat dari hanya menilai angka-angka di kertas." Alfa Richard bangkit dan berpindah duduk disebelah Elena.

"Berhati-hatilah Elena, proyek kali ini jauh lebih besar dari yang pernah ada sebelumnya. Pesaing kita akan melakukan segala cara untuk menjatuhkanmu. Dan ingat, jangan pernah meeting keluar sendirian, bawa Maria dan Nicholas bersamamu."

"Jangan khawatir Kakek, mulai hari ini Ethan akan mendampingiku. Sudah aku bilang bukan, dia akan menjadi bodyguard sekaligus supirku." Elena menggenggam erat tangan Alfa Richard. "Percayalah, semua akan baik-baik saja."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 26, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Unwanted Wedding [Suami Bayaran]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang