V

8 0 0
                                    

"Ehhpph.. mmpph.. jangammph aku bukan penyusppphh.. arrrrgghmmmpph"

Aku disekap dan ditarik ke dalam tanah berongga besar seperti gua. Mulutku dibekap oleh tangan besarnya. Tenaga kudanya membawaku yang berontak ke balik batu besar di dalam gua ini.

"Dasar bodoh", suara berat miliknya terdengar mengaTAIku.

"Lepashh"

"Diam, atau kulempar kau ke jurang!"

Seketika aku diam. Tidak dilempar ke jurang juga lama-lama aku bisa mati sendiri kehabisan napas. Disini dingin sekali, tubuhku jadi menggigil.

Aduuh.. tubuhku kembali bergetar kencang, keringat mulai menetes di sekujur tubuh. Mulutku sakit, sepertinya bibirku pecah dibekap kencang oleh orang gila yang lancang mendekap tubuhku dari belakang. Tapi ada untungnya si, dekapannya hangat, jadi ngurangin suhu dingin di sini.

"Tetap diam!", titahnya.

Terdengar kembali suara teriakan para pemukim itu. Mereka berjalan mendekat ke gua tempatku berada. Langkah-langkah kaki mereka kudengar begitu jelas.

_________

"Dimana penyusup itu? Coba kalian cari di dalam gua!", Kata salah seorang.

'Tap-tap-tap-tap sreeeeek!!!'

"Aduuuh!"

"Kenapa?"

"Ada ular, kakiku digigit"

"Tolong dia cepat!"

"Sekarang angkat dia, kita kembali ke basecamp.", Kata salah seorang. Mungkin dia adalah pimpinan dari mereka. Dapat terdengar dari caranya memerintah. Dasar sok Sultan.

"Tapi bagaimana dengan penyusup itu?"

"Dia sudah mati, jatuh ke jurang"

Kurang asem. Nyumpahin.

***

Suara langkah kaki mereka mulai menghilang. Aku sudah bisa bernapas lega karena bekapan di mulutku juga sudah lepas.

Aku sadar, orang di sampingku berusaha menyembunyikan aku dari mereka. Aku bahkan bisa merasakan dia menahan napas saat orang-orang itu masuk ke dalam gua ini. Apa dia juga orang yang tersesat seperti aku? Atau dia penyusup?

"Kamu siapa?", Tanyaku.

"Ular"

"Apa?! Jadi kamu manusia setengah ular? Sana jauh-jauh, aku ngga mau kena kutuk atau kena patuk sama kamu. Aku masih mau hidup, aku mohon jangan sakiti aku. Aku mohon!"

"Ada ular di samping kamu"

"Apa?!"

Aku refleks berdiri dan menendang ular itu sampai terpental dan merayap pergi menjauhi ku. Ternyata aku hebat juga.

Sibuk ngusir ular, aku ngga sadar kalau orang tadi sudah berjalan jauh, ke dalam gua. Ngga ngajak aku. Tega banget si.

"Eh tunggu!"

"..."

"Kamu mau kemana? Aku ikut!"

"..."

"Mau kemana si!?", Tanyaku sambil mengguncangkan bahunya.

"Berisik", jawabnya sambil mengibaskan tanganku.

"Mau keluar dari sini."

"Emang bisa keluar lewat gua ini?"

"Hm"

"Kamu tau jalanya?"

Dia cuma ngangkat bahu. Ini mah bukanya keluar, malah nyasar. Tapi bentar, aku mikir...

Juliet In The CityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang