Prolog

77 9 10
                                    

[JANGAN LUPA VOTE. PERCAYALAH SATU VOTE DARI KALIAN BISA MEMBUAT SAYA SENANG DAN SEMANGAT ♥️]

Prolog.

     Arumi mencak-mencak enggak jelas di kantin sekolah. Ia begitu cemburu melihat dua orang manusia berbeda jenis kelamin tampak bahagia di sudut kantin.

"Udahlah, Rumi. Ngapain sih liatin mereka mulu kalau hati lo enggak suka?" tanya Naura.

"Naura pinter! Gue lagi cemburu ini. Jangan bikin gue tambah emosi ya!"

"Rumi, lo bisa makan dulu kan? Setelah itu terserah lo mau ngapain." Ghea juga ikutan risih melihat sahabat manjanya itu.

"Lagian lo kalau udah enggak kuat nahan cemburu yaudah move on aja. Ribet banget perasaan." ujar Naura.

"Move on enggak segampang yang lo pikir. Lagian lo pikir gue bisa buat move on selama ini?"

"Berisik deh. Gue mau makan ini. Bisa diem dulu kan?" kesal Ghea.

Jika Ghea telah kesal seperti itu, Arumi dan Naura hanya saling melempar tatapan sinis dan memilih diam.

"Mencintai dalam sepi, dan rasa sabar mana lagi, yang harus ku pendam dalam mengagumi dirimu.. melihat mu genggam tangannya, nyaman di dalam pelukannya, yang mampu membuatku, tersadar... Dan sedikit menepi.."

Lelaki yang baru saja datang dari luar kantin sambil bernyanyi itu membuat Arumi memutar bola matanya malas. Kenapa menyanyi terus sih?

"Hai Arumi ku tercintah... Apa kabar calon ibu dari anak-anakku?" sapa lelaki itu.

Aksara namanya. Pemuda tampan yang memiliki selera ngeselin sangat dahsyat. Terkenal sebagai siswa kesayangan pak Budi, guru olahraga. Bagaimana tidak? Aksara sudah berulang kali mengikuti pertandingan badminton dan selalu memenangkannya. Tentu saja pak Budi selaku guru olahraga sangat senang kepada Aksara. Arumi mengenal lelaki itu semenjak ia kelas enam SD. Waktu itu Aksa merupakan murid pindahan dari Padang.

Arumi hanya diam tidak menjawab sapaan Aksara. Jika Arumi meladeni lelaki receh ini, pasti kantin itu akan menjadi ring tinju.

"Kok diem sih? Lo lagi bisu ya? Apa lo kekurangan vitamin A? Sehingga lo enggak bisa ngeliat gue disini? Mata lo rusak, kan?" Aksara memberikan banyak pertanyaan yang sama sekali tidak di gubris oleh Arumi.

"Sabar. Lo pasti bisa menaklukkan hatinya Arumi. Tapi mungkin enggak sekarang. Usaha aja lagi." ujar Naura yang mendapat pelototan dari Arumi.

"Ngawur lo!" Sinis Arumi.

"Tenang Nau. Gue cuma bercanda mau jadiin dia calon ibu dari anak-anak gue. Mana gue mau sama dia. Cantik kagak, manja iya. Tinggi kagak pendek iya. Pinter kagak ogeb iya. Kurus kagak gendut iya. Gak ada bagus-bagusnya" celetuk Aksara yang membuat Arumi naik pitam.

"Lo pikir gue mau sama lo? Gila aja kalau iya. Oh iya, tolong ya mulut lo filter dulu kalau mau ngomong. Gini nih kalau keseringan nonton Upin Ipin, enggak pernah bisa mikir dewasa dikit." Bentak Arumi lalu pergi begitu saja dari kantin.

Arumi melihat sekilas kepada sang pujaan hati yang sedang bahagia bersama pacarnya. Hatinya kembali sakit dan kesal. Apalagi perkataan Aksara sangat menusuk dihatinya.

Arumi tidak memperdulikan panggilan sahabatnya, bahkan makanan yang di pesannya tadi pun belum di makan sama sekali.

"Lo kenapa sih? Liat kondisi lah kalau mau ngehina Arumi." Ujar Ghea. Sahabat Arumi yang terkenal dengan kejutekkan nya.

"Gue enggak tau kalau dia bakal se lebay itu," kata Aksara santai.

"Lebay?" Ulang Ghea dengan kesal.

"Selama ini gue ngomong gitu dia biasa aja kok. Sekarang mungkin lebay nya lagi kambuh."

"Ih kok lo ngomong gitu sih? Enggak tau ya lo gimana perasaan cewek kalau lagi nahan cemburu?" Kesal Naura.

"Enggak," balas Aksa acuh.

"Ya iyalah. Lo kan bego!" Bentak Ghea lalu mengajak Naura pergi.

Aksa tidak terlalu ambil pusing dengan sikap tiga orang bersahabat itu. Lagipula maksudnya kan hanya bercanda. Soal Arumi? Tinggal main saja kerumahnya lalu bawa berbagai macam makanan atau Snack. Pasti dia langsung kembali seperti semula.

Sementara Arumi sedang terdiam di kelasnya. Sejujurnya Arumi tidak terlalu mempermasalahkan ucapan Aksara tadi. Karena lelaki itu memang selalu menghina dan berseteru dengan Arumi. Namun, dia hanya emosi karena untuk pertama kalinya Arumi melihat Bagas, sang pujaan hati selama dua tahun terakhir ini sedang tersenyum dengan pacarnya.

Bahkan berita bahwa Bagas sudah pacaran saja baru ia ketahui tadi malam. Lalu siang nya telah mendapatkan pemandangan seperti itu. Bertambah sudah rasa sakit hatinya.

"Arumi jangan jadi bucin gini dong. Gak cocok sama tampang lo"

"Arumi sampai kapan lo suka sama dia? Move dong!"

"Arumi kok bego sih? ngapain coba suka sama dia?"

"Arumi nama lo kok Arumi sih?"

"Arumi, move on dong!"

"Arumi jangan bego gegara cinta! Bucin bat dah!"

"Arumi lo kok bisa cinta banget sih?"

Mana Arumi tahu penyebabnya. Lagian cinta itu datang bukan keinginan diri sendiri kan?

Apa tadi mereka bilang? Move on? Tunggu aja tanggal mainnya. Kalian yang nyuruh move on pasti bakal dapet balesannya.

Arumi lelah. Lelah menghadapi komentar netizen terhadap kisah cintanya yang bertepuk sebelah tangan. Emang cinta sama orang itu salah ya? Tolong sadarkan Arumi ya Tuhan.

Hei manusia ganteng! Iya kamu!
Jangan lari dipikiran Arumi terus dong. Arumi capek mikirin kamu.

***

Lanjut or tidak?


Gusvitasr
12 April 2020

Arumi, Move On !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang