Chapter 4

33 6 6
                                    

[JANGAN LUPA VOTE PERCAYALAH SATU VOTE DARI KALIAN BISA MEMBUAT SAYA SENANG DAN SEMANGAT ♥️]
***


4. Kunci hati

Kabar bahwa Bagas telah mengulang masa jomblonya membuat Arumi senang sekaligus kesal. Faktor pendukung kesenangan Arumi adalah karena ia bisa memulai cara untuk mendekati Bagas. Faktor pendukung kekesalan Arumi adalah kemungkinan besar Bagas akan mendapatkan kekasih baru.

Bagas memang bukan cowok most wanted, ketua OSIS, kapten basket atau pun kapten futsal. Bagas hanya seorang cowok biasa yang mampu memikat hati seorang Arumi. Tidak dikenal satu sekolahan seperti cerita di novel-novel ataupun kisah cerita di Wattpad.

Namun bagi Arumi Bagas sangat terkenal di hatinya, terkenal akan ketampanan, senyuman manis dan tatapan yang menyejukkan khas Bagas.

Arumi masih setia dengan khayalan nya. Padahal sejak setengah jam yang lalu, buk Eva telah memulai pelajarannya.

"Yang duduk di bangku nomor dua dari belakang, di sebelah jendela, jenis kelamin wanita dan yang sedang melamun. Tolong berdiri!" Teriak buk Eva marah.

Arumi tersadar dari lamunannya. Ia tahu betul ciri-ciri yang disebut oleh buk Eva. Arumi menatap buk Eva dengan takut, sepertinya hari ini Arumi akan berakhir di lapangan upacara.

"Saya buk?" Tanya Arumi polos.

"Yaiyalah! Kamu pikir siapa lagi?"

"Maaf buk, tadi saya lagi kepikiran sesuatu buk."

"Mikirin apa lagi kamu? Doi yang gak peka?"

Arumi melongo dibuatnya, bagaimana buk Eva bisa tau? Apakah buk Eva adalah seorang cenayang?

"Gak kok buk. Ibu ada-ada aja, hehehe." Arumi memaksakan tawanya.

"Saya mau kamu hormat di lapangan selama setengah jam. Jika nanti saya gak ngeliat kamu disana, maka hukumannya saya tambah. Silahkan keluar!"

Arumi terpaksa pergi keluar kelasnya. Ia menuju lapangan seorang diri. Untung saja semua murid sedang belajar, hanya beberapa murid saja yang terlihat berjalan.

Arumi mulai melakukan hukuman yang diberi buk Eva padanya. Namun, baru beberapa menit ia berdiri terdengar teriakan yang memanggilnya.

"Arumi?"

"Ngapain lo berdua keluar?"

"Kita juga diusir dong!" Naura berkata bangga

"Kok bisa?"

"Temen lo nih, dia ngajak gue ngobrol terus ketauan dan disuruh hormat disini juga sama buk Eva." Seru Ghea kesal.

"Apaan si Ghe? Kenapa kesel coba? Kita bertiga kan setia kawan, ye gak?" Naura menaikkan alisnya.

"Salut gue punya temen kayak kalian berdua! Semoga pembaca cerita kita juga punya temen kek kita ya," Arumi tersenyum senang.

"Gue gak ada niat sebenarnya. Cuma ngikut aja, gak usah geer deh!" Ghea masih terlihat kesal.

"Bodo amat, Ghe! Yang penting gue gak sendirian."

"Gimana kalau kita kantin aja?" Usul Naura.

"Ide bagus!" Arumi menarik tangan Ghea dengan paksa. Teman nya yang satu ini memang benar-benar tidak bisa diajak kompromi. Untung teman.

Sesampainya dikantin mereka hanya memesan minuman, lalu kembali bertukar cerita.

"Eh, tapi kalau kita ketauan gimana?" Ghea terlihat cemas.

"Ya biarin aja lah. Hidup kalau gak mau kena masalah gak usah hidup!" Bukan Arumi maupun Naura yang menjawab. Melainkan sesosok cowok yang dianggap ganteng dan mempesona oleh Arumi, Bagas.

Arumi, Move On !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang