[JANGAN LUPA VOTE. PERCAYALAH SATU VOTE DARI KALIAN BISA MEMBUAT SAYA SENANG DAN SEMANGAT ♥️]
***6. Suka siapa sih?
"Gue serius Rumi! Gue bener bener suka sama lo. Gue juga janji bakalan bikin lo juga suka sama gue." ujar Bagas tegas. "Kalau gitu gue pamit dulu ya" Bagas tersenyum manis sebelum ia benar-benar pergi dari situ.
"Gak usah lo bikin gue suka sama lo! Gue emang udah suka sama lo dari dua tahun lalu," Batin Arumi.
Arumi memperhatikan Bagas sampai cowok itu benar-benar hilang dari rumahnya.
Arumi kini benar-benar dilema. Perasaannya benar-benar tidak bisa di definisikan untuk saat ini. Gadis itu masuk ke dalam rumahnya. Ia benar-benar harus memutuskan sesuatu sekarang. Arumi menaiki tangga dengan pikirannya yang kacau.
"Kemana aja lo? Mau Maghrib baru pulang!" Tanya Aksa sambil melipat tangannya di dada. Ia berdiri lalu mengikuti Arumi ke kamarnya.
"Ngapain lo kerumah gue? Sana pulang!" Arumi masuk ke dalam kamarnya lalu berbaring di ranjang.
"Heh! Mandi dulu! Gimana sih lo, entar gak ada cowok yang mau deket sama lo. Jorok banget!"
"Apaan sih Aksa? Jangan ngomel kayak bunda deh, ck!" Arumi merubah posisinya menjadi duduk.
"Lo darimana aja? Tadi katanya gak mau gue kesini nemenin lo, ternyata lo malah pergi."
"Gue di ajak Bagas makan bareng. Dari pada gabut mending ikut aja."
"Lo pikun atau gimana? Gue udah bilang kan sama lo?"
"Bisa gak usah bahas itu? Gue males mikirin itu sekarang" Arumi menggigit bibir bawahnya, suara gadis itu terdengar bergetar.
"Gue harus bahas itu sekarang!"
"Tapi gue capek Aksa! Kenapa sih lo yang ribet? Perasaan yang suka sama Bagas itu gue, yang di baperin sama Bagas juga gue. Kenapa lo yang repot?"
"Karena gue gak mau lo diapa-apain sama cowok itu! Gue gak mau nantinya lo nangis gara-gara dia!"
"Lo cuma sekadar sahabat gue Aksa! Jangan terlalu ikut dalam masalah percintaan gue!"
"Gue kayak gini juga buat lo, Rumi" Aksa menatap iris mata gadis itu. Dia hanya ingin Arumi tidak di sakiti oleh cowok seperti Bagas.
"Aksa? Gue boleh minta tolong tinggalin gue sekarang? Gue pengen sendiri."
"Oke. Bunda hari gak pulang. Dia nginep di butik katanya, gue juga udah beliin makanan. Inget, jangan mikirin cowok bajingan itu!"
Aksa meninggalkan kamar gadis itu dengan rasa kesal tertahan. Sepertinya ia harus menemui seseorang malam ini untuk diberi peringatan.
***
Panas terik siang ini tidak menyurutkan semangat pak Budi selaku guru olahraga. Ia tetap mengawasi murid kelas XI IPS 2 yang sedang lari mengelilingi lapangan sebagai bentuk pemanasan.
"Ayo! Semangat! Jangan mentang-mentang siang kalian lemes gitu. Ayo tiga putaran lagi!" Pak Budi memberikan semangat menggebu-gebu dari pinggir lapangan.
Sementara di pinggir lapangan, pak Budi tampak sedang berbincang dengan murid kesayangannya.
"Jadi ngapain kamu ke sini? Mau nanya tentang pertandingan?"
"Nggak pak. Saya ke sini mau ngasih minuman buat temen. Emang ada jadwal pertandingan lagi pak?" Tanya Aksa.
"Buat temen atau pacar? Dua bulan lagi ada. Pertandingan tingkat Sma se-provinsi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Arumi, Move On !
Teen Fiction"Arumi! Jangan berharap sama orang yang bahkan sama sekali gak kenal sama lo!" "Arumi! Dia udah punya pacar, jangan berharap sama dia!" "Arumi! Udah lah lupain! Lagian salah lo juga gak mau ngajak dia kenalan. Tiga tahun nyimpen perasaan, diem aja k...